Bab 4: (Bukan) pencuri?

65 6 0
                                    

Selamat datang dan selamat bergabung kepada para pembaca. Silakan nikmati dan amati cerota yang menggetarkan pikiran.

Jangan lupa tinggalkan tanda bintang dan ucapkan kata-kata mutiara.

✨✨✨✨✨✨

Sepeninggalan Rui Chang dan Xiwu, Athaleya menatap lelaki yang parasnya tidak manusiawi, menatap dingin dirinya.

Athaleya meringis, menyesali keputusannya sehingga terjebak dengan orang yang membunuh Qing Yan di masa lalu.

Terus gimana sekarang? Atau suruh keluar aja ya? Tapi kalau abis itu dia di hukum penggal gimana?

"Putri Kerajaan Wang dipenggal karena mempermainkan calon penguasa alam Bintang."

Athaleya bergidik. Amit-amit... Jangan sampai!

Ayo berpikir Thal, ayo mikir....! Sampai kemudian senyum kepuasan tersungging saat ia mendapat ide.

"E-em... Maaf yang mulia, boleh saya minta tolong? Mungkin akan sedikit merepotkan." Athaleya meremas tangan gugup, keberaniannya ternyata setipis tisu.

"Katakan!"

Bukan cuma muka yang serem, suaranya bahkan lebih menakutkan. Tenang Thal, tenang... Dia cuma makhluk fiksi, jangan takut.

Sedangkan Jian Yang terus memandang intens gadis di depannya yang sedari tadi menunduk. Merasa aneh, kemana perginya gadis yang dulu membuatnya muak dengan segala tingkah manjanya.

Dan apa tadi katanya, merepotkan? Sisi iblisnya berdecih. Bahkan dulu, selain merepotkan juga membuatnya ingin melemparkannya kedalam jurang.

Athaleya memberanikan diri, menyangkal kuat-kuat rasa takut yang melingkupi. "Saya ingin anda duduk disini?"

"Maksudnya, anda duduk disini lalu saya pergi sebentar. Ingat, harus duduk! Jangan keluar!" Ralatnya cepat tatkala suhu di sekitarnya mendadak berubah menjadi lebih dingin.

"Ah, lama!" Athaleya menarik lengan Jian Yang lantas mendudukkannya diatas tempat tidur, menghadap jendela. Susah amat diatur.

Seandainya Athaleya tahu, kalau lelaki didepannya bukan orang yang suka menuruti perintah dan dengan kelakuannya seperti ini, entah sudah seberapa berat tingkat emosi yang dirasakan sang calon penguasa.

"Tunggu disini! Jangan kemana-mana apalagi keluar dari tempat ini!" Titahnya tak mau dibantah lalu loncat ke bawah, menuju tempat yang memiliki benda berharga. Meninggalkan seorang lelaki yang menatap kepergiannya dengan sorot penuh ancaman. Dua kali, eh?!

Beberapa menit kemudian, Athaleya datang sembari membawa karung besar. Senyumnya lagi-lagi menghias saat mendapati orang itu masih di tempat dan dengan sikap yang sama.

Makhluk pintar! Tidak sia-sia dia menciptakan karakter dingin ini, cukup penurut.

"Yang mulia, bisa tolong bantu saya? Saya masih harus mengambil yang dibawah." Athaleya terengah-engah. Pundaknya pegel, linu. Siapa sangka, terbang pun bisa melelahkan.

"Tiga kali, hem?!"

Ctakkkk

Satu jentikan jari, karung tersebut melayang. Athaleya melebarkan mata dan bertepuk tangan di dalam hati, merasa bangga membuat makhluk fiksi ini menuruti perintahnya.

Tiba-tiba matanya membulat sempurna saat tau apa yang akan di lakukan makhluk tampan paling seksi.

"Yakkk!!! Jangan coba-coba atau-----" belum selesai omongannya, bunyi nyaring menghiasi kamar.

Pranggggg.....

Karung besar yang sedari tadi dibawa dengan susah payah, di lemparkan begitu saja sampai menabrak kaki meja dan membuat gelas diatasnya jatuh. Bahkan, isi dalam karung berhamburan keluar.

Return with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang