Istana Bintang
Qing Yan memandang lekat langit hitam diatas, pikirannya menerawang. Suasana hening dan sunyi membuat jiwa yang sepi seolah menjadi mati.
Kenangan-kenangan penuh kebahagiaan berubah menjadi kehampaan dan kesakitan. Hanya sebuah pengharapan untuk bisa kembali ke masa itu.
Kesepian, kesunyian dan keheningan, mereka adalah kamuflase kegelapan. Menjerat siapapun masuk ke sebuah jebakan, menjadikan pikiran lumpuh, cacat dan merana.
"Apa yang kau pikirkan, Qing'er?" Xing Yue memasangkan jubah ke tubuh mungil sang adik.
"Ge..." Qing Yan menarik lengan sang kakak untuk duduk di sampingnya.
"Memikirkan Chang?"
Qing Yan mengangguk, "aku hanya berpikir kalau Chang'ge tidak mungkin pergi secepat itu. Setelah yang mulia, bukankah Chang'ge adalah orang yang sulit terluka." Meletakkan kepalanya di bahu sang kakak, Qing Yan menitikkan air mata. Seberapa kalipun dia berpikir positif, hatinya selalu resah dan takut.
Berhari-hari dia menyelidiki semua, tapi hasil yang ia dapat selalu merujuk kalau kakaknya telah pergi. Dia selalu bertanya-tanya, apa yang membuat Rui Chang memberikan darah kehidupannya, apa yang sudah kakaknya alami. Benar apa yang mereka bilang, dia tak pantas menjadi Dewi, jangankan melindungi seluruh alam, melindungi kakaknya pun dia tidak bisa.
Xing Yue merasakan tubuh mungil itu bergetar, menandakan betapa kuat emosi adiknya bergejolak. Menghela napas, ia menerawang jauh masa-masa yang akan datang.
"Qing'er, lebih baik kau tak tahu banyak hal. Karena apa yang mereka inginkan adalah penderitaan dan kesakitanmu. Bangkitlah untuk terus kuat dan berani. Hadapi mereka yang berusaha menjatuhkanmu. Hancurkan kekuatan mereka, lemahkan sumber bahagia mereka. Karena setiap tetesan air mata yang kau keluarkan adalah kunci dari kekuatan mereka. Demi keselamatanmu mengorbankan banyak nyawa juga setimpal." Gumamnya di tengah keheningan.
*****
"Sampai kapan kau akan mengawasiku seperti tahanan?!" Decak Ye Xi kesal. "Kau juga membuat mereka lari ketakutan."
Xiao Lang duduk santai sembari menyesap teh milik Ye Xi.
"Duduklah. Ada hal yang ingin ku tanyakan." Bukannya duduk di kursi, Ye Xi justru duduk di atas jendela yang berbentuk lingkaran. Menaikkan satu kaki dan membiarkan kaki satunya berpijak di lantai.
"Katakan!"
"Apa hubunganmu dengan Xing Yue? Beberapa kali ku lihat kau masuk ke kediaman pria itu."
Ye Xi menaikkan alis. "Untuk apa menanyakan itu? Tidak ada urusannya denganmu."
"Memang tak ada urusan. Tapi aku takkan biarkan kejadian buruk menimpa Yang mulia."
"Kejadian buruk?" Ye Xi tersenyum remeh. "Seolah tuan Xing Yue adalah orang berbahaya. Kalau kau lupa, tuan Xing Yue adalah putra pertama dari Kerajaan Wang."
"Dan jangan lupakan juga, kalau putra pertama yang kau katakan sudah bertahun-tahun tidak menginjakkan kaki di Alam Bintang." Balas Xiao Lang.
Ye Xi terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Satu kata yang keluar dari mulutnya bisa saja menjadi boomerang untuk semua.
"Ye Xi... Ye Xi, apakah selama ini kau mengira aku sebodoh itu? Kau terlalu lengah sampai tak sadar kalau kau sudah masuk ke perangkap yang ku buat. Tangan kanan seorang calon pemimpin agung tidak mungkin selemah itu kan?" Xiao Lang berjalan mendekati Ye Xi.
"Kau memang hebat dalam hal racun, tapi kau masih lemah untuk membedakan niat seseorang. Lain kali berhati-hatilah! hatimu yang mudah goyah, bisa kapan saja membunuhmu." Bertatapan sejenak, Xiao Lang pergi setelah menggantungkan sesuatu di pinggang perempuan yang kini terbahak.
"Sayang sekali, bukan cuma aku yang masuk perangkap. Tapi kau juga. Tidak mungkin benda seberharga ini tidak ku jaga hati-hati. Apalagi benda ini berkaitan mengenai siapa aku sebenarnya. Jadi, inikah sifat aslimu? Sifat yang kau sembunyikan, tuan Xiao Lang?" Bisiknya tersenyum miring.
Licik? Mereka memang sama-sama licik dan manipulatif. Menjadi tangan kanan seorang yang memiliki kekuasaan tinggi, mereka harus memiliki banyak wajah untuk bisa mengelabui lawan.
Karena mereka di didik bukan untuk perasaan melainkan keadaan.
*****
"Bagaimana Qing'er?" Tanya Xing Yue begitu bertemu Jian Yang.
"Masih tidur."
"Lalu, apa yang akan kita lakukan? Kita tidak mungkin terus menerus menutupi semuanya dari Puteri Qing Yan, apalagi status dia sebagai Dewi Petir. Cepat atau lambat dia akan bertemu langsung dengan raja kematian."
Jian Yang dan Xing Yue mendengarkan ucapan Xiwu.
"Aku tahu kalian mengkhawatirkan Qing Yan, karena dia hanya memiliki satu darah kehidupan. Tapi, berdiam diri tanpa bertindak semuanya juga sia-sia. Dia akan terus menjadi target. Xing Yue, ingatlah apa yang pernah kau ucapkan setiap kali Chang dilingkupi perasaan ragu dan kalut. Jangan lagi mengulangi kesalahan yang dia lakukan!"
"Bukankah Qing Yan selain pemilik pedang kematian, dia juga pemilik dua cahaya petir langka? Apa yang harus ditakutkan?"
"Semua akan sia-sia setelah dia kehilangan darah kehidupan. Tidak lebih dengan memilih kematian." Tandas Xing Yue menatap tajam Xiwu.
"Oh ya?! Apakah semua terbukti dengan apa yang kalian ucapkan. Dengar Xing Yue, Chang memang pernah mengatakan apa akibatnya jika kehilangan darah kehidupan. Siapa yang berani menghina putri sekaligus istri dari bangsawan dengan kekuasaan tertinggi?! Ada kita.. kita bisa mengajarkan dan menyalurkan energi kita untuk Qing Yan. Kalau kalian lupa, kita adalah makhluk immortal. Bukan manusia."
"Tak kusangka otakmu bisa berpikir sejauh itu, Xiwu." Xing Yue membuka suara. "Kau tak perlu khawatir, aku memiliki rencana lain. Cukup awasi pergerakan bangsa iblis."
"Untuk saat ini jangan biarkan A'ner bertemu raja kematian, jangan biarkan dia tahu siapa raja kematian. Setidaknya sampai pikiran dia kembali terbuka. Dengan kondisinya sekarang, jangankan melawan raja kematian, melawan seekor beruang pun dia takkan mampu."
Sedangkan yang tidak mereka ketahui, orang yang mereka khawatirkan sudah melangkah ke jalan yang dia buat sendiri. Kesedihan dan kemarahan dalam hati membuatnya menempuh jalan nekat.
Orang yang mereka kira sedang tertidur lelap nyatanya kini tengah berada di lembah kabut. Memeriksa sekali lagi apa yang membuat hatinya tidak tenang. Qing Yan merasa telah melewatkan satu hal penting.
Brakkkk
"Apa kau bilang?! Lembah kabut?!" Bentak Jian Yang.
Tbc.....
Halohaaa..
Terimakasih sudah setia sampai bab 35..
Hope u enjoy it, guys... 🙋✍️⭐
![](https://img.wattpad.com/cover/365671244-288-k41978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Return with you
FantasyAthaleya, penulis novel fantasi berubah menjadi karakter di salah satu novel miliknya setelah mengalami kecelakaan. Cerita yang dia kira berjalan semestinya ternyata perlahan melenceng dari alur. __________ "Silahkan anda menikah dengan gadis yang a...