Bab 8: Dasar Cowok piksi!

41 6 0
                                    

Di bawah tatapan manik tajam seorang Rui Chang. Semua menunduk segan.
Tangan berkacak pinggang menambah kesan horor.

Lain hal, dengan lelaki berkipas yang asik menikmati kudapan diatas meja, mengacuhkan apa yang ada di depannya.

Berulangkali Qing Yan menggerutu dalam hati.

"Kalau marah katakan! Jangan menyumpah dalam hati."

Glek..

"Dalam hal ini kamu yang salah! Kamu tahu seberapa bahayanya tadi? Hah!?" Rui Chang beralih menatap para dayang yang duduk bersimpuh. "Dan kalian, saya menyuruh kalian untuk mengawasi Qing Yan, bukannya membiarkan dia!"

"Ampun pangeran, kami lalai." Ucap dayang Tan, dayang Lu dan dayang Nan serempak.

"Jelas kalian lalai. Pengawal! Cambuk mereka, ja---"

"Chang'ge!" Qing Yan memotong cepat. "Mereka tidak salah kenapa harus dihukum? Kalau mau hukum, hukum aja aku."

"Tentu saja kamu ada hukuman sendiri! Kamu ingin pergi dari sini kan? Kemasi barangmu sekarang!"

Qing Yan menatap tak percaya orang di depannya. Dia diusir? Cuma karena itu? Kalau gitu kenapa ngga dari kemarin-kemarin dia main itu, kenapa baru sekarang.

Sedangkan para dayang, memohon ampun agar tidak mengusir tuan puteri mereka.

"Hao. Tapi jangan hukum mereka!"

"Dayang Tan, dayang Lu, dayang Nan bantu Qing'er berbenah. Besok siang dia pergi dari sini."

"Ta--tapi pang---"

"Ayok dayang Tan, bantu aku menjalani hukuman." Qing Yan lantas mendorong ketiga dayangnya, tidak akan dia biarkan kesempatan untuk kabur hilang lagi.

Sepeninggalan mereka, Rui Chang menghela napas berat.

"Sejak kapan kau berbakat mendalami peran, eh?" Xiwu terkekeh jenaka. "Dilihat dari sisi manapun, adikmu justru sangat semangat ketika kau menyuruhnya pergi."

"Sepertinya kediaman mu tak semenyenangkan yang orang pikir." Xiwu lagi-lagi tertawa.

"Duduklah! Mukamu terlihat menyedihkan. Dia pergi hanya beberapa hari. Apalagi ada Jian Yang. Tak perlu risau. Jian Yang takkan biarkan adikmu terluka."

*****

"Qing'er, ingat baik-baik untuk jaga diri di sana." Nasihat Raja Wang, disampingnya ibundanya sudah meneteskan air mata.

"Ayahanda tenang saja. Qing'er pasti tidak akan terluka. Apalagi dia bisa menjelajah di dunia fiksi buatannya."

Sejak semalam, dirinya tak tidur. Sibuk membuat daftar panjang kegiatan apa saja yang akan dia lakukan dan akan pergi kemana. Jantungnya bergemuruh tak sabar.

Ayolah cepat.. jangan ada drama.

"Sebentar lagi jemputanmu datang, bersiaplah!" Rui Chang menimpali.

Eh? Apa tadi katanya? Jemputan? Ada orang diusir dari rumah pake dijemput segala? Atau dirinya dicoret dari kartu keluarga terus ada yang mau adopsi?

Di balik kipas, Xiwu terkekeh menyadari raut wajah Qing Yan yang berubah-ubah. Dia penasaran apa yang perempuan itu pikirkan.

Beberapa saat kemudian, kereta kuda dan beberapa pengawal datang. Sosok berhanfu hitam turun dari kereta kuda, disambut salam dari semua orang.

Qing Yan yang masih mencerna, di sikut oleh ibundanya.

"Salam agung yang mulia Jian Yang, kebahagiaan dan keselamatan selalu mengiringi."

Return with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang