Part 12 : Rehearsal

7.2K 562 6
                                    

You're the light, you're the night
You're the color of my blood
You're the cure, you're the pain
You're the only thing I wanna touch
Never knew that it could mean so much, so much

You're the fear, I don't care
'Cause I've never been so high

"Belajar woy. Malah ngegalau."

Teguran itu menghentikan petikan jariku pada gitar coklat di pangkuanku. Dengan malas, kuletakkan gitar itu di tempat asalnya lalu menoleh ke arah sumber suara.

"Lo sendiri emang udah belajar?" Tanyaku galak.

"Gue bahkan udah siap buat UN." Jawabnya sombong.

"Gue bosen nih. Suntuk."

"Songong lu. Besok ujian ini."

"Yaudah gue belajar. Keluar gih. Hush hush."

Aku memberinya isyarat tangan untuk menyuruhnya keluar dari kamarku.

"Eh bentar." Kak Kevin malah berjalan mengampiriku ke meja belajar. "Gue mau nanya. Lo harus jawab jujur dan cuma boleh iya atau kagak."

"Nanya apaan?"

"Lo suka sama Christo?"

"Kagak. Kok lo nanya gitu?"

"Gue liat lo deket sama dia belakangan ini. Lo beneran ga suka sama dia kan?"

"Iya beneran. Emang kenapa kalo gue suka sama dia?"

"Yang gue liat selama dia jadi adek kelas gue, dia itu biasanya deket sama cewek tanpa ada perasaan yang lebih dari temen. Ujung-ujungnya cewek yang deket sama dia malah ngarep lebih tapi si Christonya ga suka sama tuh cewek. Gue cuma ga mau kalo lo jadi korbannya. Lo ngerti kan?"

"Oh jadi kak Christo orangnya kayak gitu?"

"Yoi. Dia emang ganteng sih jadi ga salah kalo banyak cewek yang deket sama dia. Tapi yang gue denger, dia masih belom bisa move on gitu dari masa lalunya. Itulah kenapa dia ga bisa punya perasaan lebih sama salah satu cewek di deketnya."

"Oke, Bos."

"Emangnya selama lo deket sama dia, lo ga ngerasa apa-apa gitu?" Tanya kak Kevin penuh selidik.

"Gue cuma ngerasa jadi punya 2 abang kalo lagi sama dia. Sikap protektifnya mirip-mirip lah sama elo kalo lagi di luar."

"Oh. Hahahahah."

Gaje.

"Yaudah belajar sono." Kak Kevin berbalik meninggalkan kamarku namun langkah kakinya berhenti di pintu lalu menoleh lagi ke arahku.

"Apa lagi?" Protesku kemudian.

"Inget pesen gue ya. Jangan sampe baper kalo lagi sama Christo."

"Iya Kevin ganteng."

Setelah mendengar jawabanku, ia nyengir lalu pergi ke arah kamarnya.

Aku kembali berkutat dengan buku Bahasa Indonesia dan Matematika. Jam dindingku sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Aku harus menyelesaikan acara belajarku lalu segera tidur. Gak lucu kalo aku telat di hari pertama ujian.

Tepat pukul 9.30 aku menguap. Setelah merasa mahir padahal aku yakin besok bisa ngeblank sewaktu mengerjakan soal ujian, aku memutuskan untuk tidur.

Ketika menyikat gigi di wastafel kamar mandiku, aku mendengar derap langkah kaki berkeliaran di kamarku. Tidak lain dan tidak bukan, kak Kevin lagi muter-muter di kamarku.

Mau apa lagi sih?

Dengan sengaja aku keluar dari kamar mandi sambil terus menyikat gigiku.

"Astaga. Dosa apa gue punya adik sejorok elo." Makinya setelah mendapati diriku berdiri dengan muka garang.

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang