Prolog

25.6K 1K 5
                                    

"Gue benci sama lo!" seru cewek berambut hitam legam yang kini dicepol asal. Kakinya berbalik pergi meninggalkan cowok di hadapannya yang sedang melotot kaget mendengar ucapan tersebut.

"Eh, tapi gue..." tangan cowok itu dengan sigap menahan lengan cewek tersebut, membuatnya menoleh sambil menatap tajam dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Gue punya nama ya!" tuturnya ketus sambil menghempaskan tangannya.

"Oke! Tapi gue butuh penjelasan, Karen."

"Apa lagi? Gue udah liat semuanya pake mata gue sendiri. Lo emang ga pernah puas buat mainin perasaan gue! Kalo lo emang benci sama gue bilang aja langsung! Ga perlu pake acara manas-manasin gue kayak tadi!" kini mata Karen mulai meneteskan sebutir air mata.

"Lo salah paham, Karen. Kenapa sih lo selalu gampang buat ngomong benci ke gue? Dan buat apa gue bilang benci ke lo? Gue bakal jadi orang paling munafik sedunia kalo gue bilang benci sama lo. Bisa kan lo kasi gue kesempatan buat ngejelasin semuanya?" mata cowok itu menatap dalam ke Karen. Ibu jarinya menghapus air mata cewek itu dari pipi Karen dengan lembut.

Karen menggeleng kemudian menunduk, sekaligus menghindar dari sentuhan laki-laki yang sangat disayanginya.

Gue juga munafik, Van.

"Gue harus pergi. Masih banyak hal lain yang harus gue hadapin daripada nge-stuck di sini sama lo. Gue ga kuat ngorbanin hati gue yang udah terlalu sering sakit berhadapan sama lo. Bokap sama Nyokap gue udah sepakat buat nguliahin gue di Australia. Jadi kita ga perlu repot-repot berantem ga jelas kayak gini lagi. Gue capek. Dan satu lagi," Karen mengangkat wajahnya dan mendapati wajah Ivano yang lagi-lagi melotot kaget.

"Ucapan lo tadi nyinggung gue. Gue benci sama lo sekaligus sayang sama lo. Sayang banget. Makasih ya karena udah ngewarnain hidup gue." Karen tersenyum samar lalu berbalik meninggalkan Ivano yang masih bergeming mencerna ucapan Karen.

Beberapa saat kemudian, Ivano sadar. Cewek yang dia sayangi akan pergi sebentar lagi. Di detik terakhir seperti ini, maukah dia melepas cewek itu, lagi?

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang