Akhirnya kehidupan rusuhku bersama kak Kevin kembali meskipun hanya 3 bulan. Kami menghabiskan waktu dengan menceritakan segala hal yang kami alami selama ini, meski sudah sering diceritakan ketika telponan satu sama lain.
Kak Kevin bertemu seorang gadis yang pernah ia dan teman-temannya sering ledek saat kelas 1 SMP dulu. Gadis itu bernama Fenna. Saat sekelas dengan kak Kevin dulu, Fenna, eh ralat, kak Fenna merupakan gadis pendiam berkacamata yang memenuhi kriteria seorang nerd sejati. Kak Kevin saat itu belum memiliki sifat tertutup dan dingin yang hanya ia perlihatkan pada dunia luar. Sifatnya masih terbuka dan sangat bawel serta aktif dalam bersosialisasi.
Singkatnya, kak Kevin suka sama cewek bernama Chika yang notabene sahabatnya kak Fenna. Kak Chika ga tertarik sama kak Kevin dan lebih suka menghabiskan waktu dengan kak Fenna. Kak Kevin berusaha memfitnah kak Fenna agar kak Chika menjauhi sahabatnya itu. Akhirnya kak Fenna menjadi bahan bullyan kak Kevin dan teman-temannya.
Endingnya, kak Chika tau akal bulus kak Kevin lalu memusuhi kakakku serta teman-temannya. Begitu naik kelas, kak Kevin langsung berubah menjadi sikap dinginnya sampai sekarang. Ia tidak ingin lagi menjadi pribadi yang mengerikan seperti saat itu.
Ternyata kak Fenna kini menjadi teman kampus kak Kevin. Awalnya kakakku tidak menyadari karena gadis itu ternyata merubah penampilannya sebab trauma dibully oleh kak Kevin dkk. Kak Kevin baru sadar bahwa gadis itu adalah kak Fenna ketika mereka berdua dipanggil oleh dosen mereka.
Namanya juga keadilan sosial ya, sekarang kak Kevin sepertinya kepincut dengan kak Fenna yang tidak berkacamata lagi, rambut ikal panjangnya dirawat dengan baik, juga tubuhnya yang tinggi dan ideal. Aku melihat akun instagramnya melalui akun kak Kevin dan kak Fenna memang benar-benar berubah.
Akibatnya sekarang kak Kevin nyesel pernah sejahat itu sama kak Fenna.
"HAHAHAHAHAHA!" Tawaku menggelegar mengalahkan volume televisi.
"Lo rese banget Ren. Gue galau gini malah diketawain." Jarinya menutup aplikasi instagram lalu meletakkan ponselnya di meja.
"Ya salah lo lah. Rasain."
"Iya gue salah. Gue udah minta maaf ke dia waktu di kampus. Dia malah cuek banget pas tau kalo gue ini Kevin yang pernah ngebully dia apalagi pas gue minta maaf. Mana gue tau kalo dia si nerd Fenna. Yang gue tau kan ada anak Indonesia di kelas gue dan cantik banget."
"Trus lo suka sama dia gitu?"
"Dari awal kuliah, gue udah suka ngeliatin dia. Gerak-geriknya, gayanya, pokoknya dia doang yang paling menarik dari bule-bule lainnya. Duh, gue malu ngomong gini."
"Emang sih lo nemu cewek yang lebih cantik di sana, tapi mana gue tau kalo dapetnya cewek yang musuhin lo seumur hidupnya."
Tawaku menggelegar lagi hingga perutku terasa sakit.
"Ya ampun, kalian kenapa sih?" Tegur Papa sambil berjalan menghampiri kami di sofa.
"Ini Pa," ucapku penuh perjuangan sambil menahan tawa. "Kak Kevin ketemu temen yang pernah dia bully pas SMP trus sekarang malah suka sama cewek itu. Kan lucu ya Pa."
"Yah puitis banget kisahmu, Nak." Kini Papa ikut tertawa walau tak seheboh aku.
"Pulang-pulang malah dibully. Mending tetep di sana aja deh." Kak Kevin memasang tampang cemberutnya.
"Udah ah. Besok rekan kerja Papa merayakan ulang tahunnya yang ke 50. Kita sekeluarga diundang. Jam 5 kita otw ke hotelnya ya."
"Oke Pa."
"Rekan Papa yang mana kalo Kevin boleh tau Pa?"
"Randy Timothy yang punya 3 anak." Kemudian Papa menjelaskan info dari keluarga itu pada kak Kevin yang notabene memang akan meneruskan pekerjaan Papa. Jadi mulai sekarang kak Kevin pasti akan lebih sering membicarakan hal-hal semacam itu untuk bisnis masa depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
RomantizmHidup ini penuh suka dan duka. Semua hal di dunia ini memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing. Ikatan tersebut berlaku pada kisah cinta tiap manusia. Berani untuk jatuh cinta berarti berani untuk patah hati kapanpun hal itu menghampiri...