Part 18 : One Day

6.8K 502 13
                                    

Amanda Isabelle: APA??!!?!?!?!?!?

Arina Lionelis: Gilalogilalo

Laura Nate: Gaje banget asli

Amanda Isabelle: Kok lo mau sih? Lo ga inget sama hati lo apa?

Laura Nate: Gue ga bisa nebak apa yang ada di pikiran Ivano

Amanda Isabelle: Yang ada di pikiran Karen aja ga bisa gue tebak

Arina Lionelis: Gue masih speechless

Amanda Isabelle: Ren please deh gue ga ngerti lagi

Arina Lionelis: Gue kasian sama lo Ren

Laura Nate: Gue speechless juga deh

Amanda Isabelle: Eh cerita lah gimana kok bisa jalan sama dia

Arina Lionelis: Jangan2 lo emang udah ada apa2 lagi sama dia

Amanda Isabelle: Anaknya ngilang

Arina Lionelis: Wey wey wey wey

Laura Nate: Wey cerita coy

Amanda Isabelle: Diread doang lagi



Grup LINE kami tiba-tiba ramai dengan ocehan mereka. Baru saja aku mengetik pesan, 'Guys gue abis jalan sama Ivano coba', respon mereka sudah seliar itu.

Ya wajar sih gimana ga liar.

Apa lagi yang satu ini...



Kevin Livander: WAH PARAH LO NGACO BANGET INI YANG JETLAG GUE APA ELO SIH ASTAGA

Karen Linatta: Ceritanya panjang kak

Kevin Livander: TELFON GUE SEKARANG GAK?! TELFON SEKARANG!!!

Karen Linatta: Kenapa ga elo aja-_-

Kevin Livander: MAHAL



Setelah nada tunggu pertama terdengar, muncullah suara garangnya. Kalo dia lagi di rumah, dia udah cincang badanku kali.

Akhirnya aku menceritakan semua kejadian hari ini padanya. Semuanya sampai ke detail di mana dia memainkan tanganku saat menantang bermain basket. Aku bisa mendengar suaranya yang lelah di seberang sana.

"Kak, tidur aja deh. Besok aja ngomelnya. Lo capek kan?"

"Bodoamat. Lo makin ga keurus gue tinggal gini."

"Kak, please."

"Ren, please..."

"Kalo gitu gue ga mau laporan apa-apa lagi sama lo." Ancamku kemudian.

"Oke oke. Kita tidur sekarang."

"Sikat gigi coy."

"Udeh."

Kemudian mengurus 3 permaisuriku yang masih ngespam LINEku. Aku menceritakannya dalam bentuk voice message yang kukirim ke grup tersebut. Capek euy kalo harus ngetik sepanjang itu.

Mulai dari bagaimana cowok itu mengajakku pergi, kami makan dan dia mentratirku, cara bicaranya yang masih ramah seperti tak pernah terjadi apa-apa di antara kami, permainan basket dan tantangannya Sabtu nanti, bagaimana dia membelikanku lolipop dan ice cream, tampang seriusnya saat memilih komik-komik edisi terbaru, caranya mengajakku pulang yang masih berkutat di stand novel terbaru, caranya mengajakku bercanda tiap ada lelucon garing dari host radio mobilnya, dan caranya berpisah denganku saat ia mengantarku pulang tadi.

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang