Part 15 : A Song for Special Girl

6.7K 539 2
                                    

Halo! Bisa denger lagu yang ada di multimedia dulu ya kalo mau. Happy reading! *bow*

*****

Aku mematut diriku di depan cermin lemari di kamar mamaku. Tubuhku yang dibalut dress selutut berwarna putih dengan lengan pendek diputar pelan ke sana kemari oleh Mama. Sesaat Mama berpikir hendak menambah riasan padaku namun aku mencegahnya.

"Ma cukup deh."

"Bentar, dikit lagi."

Setelah meriasku sedikit lagi, Mama tersenyum puas. Kami memerhatikan pantulan seorang gadis cantik di cermin. Aku benar-benar sangsi melihat cermin itu. Masa itu aku?

"Nah gini dong sekali-sekali. Jangan laki mulu." Mama mulai berkomentar.

"Yeah, cantiknya Karen kan limited Ma."

"Oh iya sih."

Mama kembali sibuk mencari sesuatu di lemari. Aku memerhatikan gadis di cermin lagi. Untuk beberapa saat, aku mengagumi sosok gadis di cermin itu. Aku ingin tampil seperti ini terus menerus tapi tidak mungkin aku berdandan seperti ini ke sekolah kan?

"Nah, pakai ini nih." Sebuah wedges putih yang tidak terlalu tinggi dengan model sederhana diletakkan di depan kakiku oleh Mama.

"Coba aja beneran ada pangeran dateng ya Ma."

Kami terkekeh mendengar gurauanku. Ya kali ada cowok yang mau sama aku.

"Duh, yang perpisahan tuh elo atau anak kelas 3 sih?" Suara menyebalkan kak Kevin muncul di pintu kamar Mama.

"Kevin. Adiknya udah cantik gini masih diledekin."

"Aduh Karen cantik banget." Ucap kakakku dengan nada main-main. Aku hanya mendengus sebal mendengar ledekannya.

"Lo ga jemput cewe lo? Oh iya gue baru inget. Lo kan ga punya cewe yang sudi diajak prom." Tawa setanku menggelegar di kamar Mama sedangkan kak Kevin menatapku sebal.

"Rese lu. Ma, Kevin berangkat dulu ya."

"Ma, Karen juga berangkat dulu ya."

"Idih, sama siapa lo?"

"Sama elo lah ganteng." Aku memeluk lengan kak Kevin dan bergelayut manja. Geli sih tapi merajuk sekali-sekali.

"Ogah. Hush hush."

"Duh Kevin ganteng banget deh asli."

Aku tidak bohong sih. Kak Kevin memang ganteng malam ini. Malam ini doang.

Ia mengenakan kemeja hitam yang kontras dengan kulitnya dan jas biru dongker. Rambut depannya sedikit dinaikkan menggunakan gel. Coba aja tiap hari dia rapi dan murah senyum, pasti banyak yang ngantri.

"Eh, Kak." Panggilku setelah mengecilkan volume radio mobil kak Kevin.

"Hm?"

"Lo ga jadi ya sama Nadita?"

"Kagak."

"Kenapa? Bukannya lo sempet nembak dia waktu itu? Masa lo ditolak?"

"Bukan dia yang nolak. Gue yang nolak dia."

"Lah lawak."

"Dia ga bisa move on dari mantannya. Mana gue mau kalo hati dia masih terisi sama yang lain."

"Lo tau dari mana? Trus kenapa juga dia putus sama mantannya?"

"Waktu gue nembak, dia ga langsung jawab. Kita lanjut makan dan tiba-tiba ada seorang cowok masuk ke kafe itu sama cewek. Nadita noleh dan dia langsung beku pas liat cowok itu. Gue tau kalo itu mantannya karena gue pernah stalking sosmed Nadita. Nah di situ gue liat tatapan Nadita yang masih ngarep banget sama cowok itu. Entah gue mikir apa, gue langsung bilang gini,"

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang