Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Aku segera ke ruang makan setelah membersihkan diri. Hanya Mama yang kutemui di meja makan. Sepertinya Papa belum pulang.
"Abis mandi ya?" Tanya Mama begitu aku duduk di hadapannya.
"Iya Ma."
"Karen, Mama to the point aja ya." Tiba-tiba nada bicara Mama menjadi serius walau diselingi dengan tangannya yang mengambil nasi.
"Kenapa Ma?" Tanyaku takut-takut.
Biasanya Mama kalo udah kayak gini pasti rada-rada bahaya.
Maksudnya bukan bahaya gimana sih tapi ya gitu...
"Kamu pacaran sama Ivano?"
Bener kan.
"Engga kok Ma."
"Kevin nitip pesen sama Mama sebelum dia pergi. Katanya kamu ga boleh bergaul sama yang namanya Ivano."
Kalo udah gini sih repot urusannya.
"Hmm, iya Ma."
"Emangnya dia kenapa kok sampe diblacklist gitu sama kakakmu?"
Aduh, harus jawab apa nih?
"Hmmm, gimana ya Ma."
"Cerita aja Karen. Kamu udah gede, Mama harus tau perkembangan perasaan kamu. Mama ga mau kamu kenapa-napa, okay? Mungkin selama ini Mama kurang deket sama kamu jadi kamu ga pernah nyaman dan mau curhat sama Mama. Tapi sekarang udah berbeda. Ngerti, Sayang?"
Memang sih selama ini hubunganku dengan Mama tidak sedekat ibu dan anak lainnya. Aku tidak pernah curhat padanya bahkan ketika aku berpacaran dengan mantanku. Mama baru tau kalo aku pacaran setelah aku putus, itupun karena kak Kevin yang kelepasan bicara.
Semua unek-unekku hanya kusampaikan ke kak Kevin. Kalau ke Mama dan Papa palingan curhat tentang nilai pelajaran, selebihnya tak pernah.
Namun sekarang sepertinya aku akan sering curhat ke Mama.
Acara makan malam kami tertunda karena Mama yang memaksaku bercerita. Akhirnya kuceritakan semuanya. Dari aku MOS sampai tadi cover lagu bareng. Aku menceritakan semua detailnya hingga memakan waktu 20 menit lebih.
"Banyak yang Mama ga tau ya." Mamaku tersenyum tipis.
"Iya Ma. Maaf ya kalo Karen tertutup."
"Kita makan dulu yuk. Mama masih mau wawancara."
Kami makan dengan cepat, tentunya karena Mama yang kepo akan ceritaku. Selesai makan, Mama mengajakku mengobrol di ruang keluarga sambil menonton televisi, walau film yang sedang diputar sama sekali tidak kami perhatikan.
Kedatangan Papa menginterupsi sesi curhatku dengan Mama. Wajah Papa yang tampak lelah berhasil menyurutkan kekepoan Mama.
Alhasil saat ini aku sedang tiduran di ranjangku dengan headset yang tersambung dengan ponsel, menempel di kedua telingaku. Sudah 3 kali handphoneku memutar seluruh lagu yang aku dan Ivano cover tadi siang.
Kami menguploadnya ke aplikasi Soundcloud. Ivano menggunakan akunnya dan aku menggunakan akunku sendiri. Aku tidak menyangka kalau pendengannya sudah mencapai delapan puluh ribu hingga malam ini.
Aku bertanya-tanya bagaimana pendapat mereka ketika mendengar suara kami.
Air mataku mulai menggenang ketika lagu Up yang kami cover berputar di headsetku.
Flashback.
Ivano mulai memetik gitarku dengan jemarinya. Ia mengawali nyanyiannya dengan tatapan lembut yang tertuju padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
RomanceHidup ini penuh suka dan duka. Semua hal di dunia ini memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing. Ikatan tersebut berlaku pada kisah cinta tiap manusia. Berani untuk jatuh cinta berarti berani untuk patah hati kapanpun hal itu menghampiri...