Christo Leon: Wahai bawahanku, ingatlah bahwa besok ada rapat pembubaran OSIS. Sekian dan terima kasih.
Karen Linatta: Iye gue tau
Christo Leon: Bagaimana kau bisa mengetahuinya, wahai anak muda?
Karen Linatta: Kan lo udah bilang di grup OSIS-_- gaje
Christo Leon: Galak-_- gue bosen nih
Karen Linatta: Urusan gue?
Christo Leon: Tanya kek gue lagi ngapain, lagi dimana, mau kemana
Karen Linatta: Gapenting buat gue. Dah sono gue ngantuk
Christo Leon: Pelit lu
Karen Linatta: Belajar yang bener bang biar lulus
Christo Leon: Nggih ndoro
Karen Linatta: Sut.
Christo Leon: Bye.
***
"Terima kasih atas kerja keras kalian selama 1 periode. Saya selaku ketua memohon maaf bila perbuatan saya kurang berkenan di hati rekan-rekan. Dengan ini, kepengurusan OSIS tahun 2014-2015 dibubarkan."
Tok. Tok. Tok.
Suara tepuk tangan memenuhi ruang rapat setelah bunyi palu diketuk tiga kali. Kini sang MC rapat mengambil alih microphone.
"Minggu depan akan diadakan pelantikan kepengurusan OSIS yang baru dengan tempat dan hari yang sama."
Selanjutnya aku mengalihkan perhatian dari pengumuman sang MC.
"Lo ikut OSIS lagi ga, Ren?" Suara Radeana yang duduk di sampingku membuat tatapanku beralih kepadanya.
Aku menggeleng. "Lo ikut lagi?"
"Iya. Gue suka banget ikut organisasi."
"Oh gitu. Lo dapet jabatan apa?"
"Ketua 2."
Ketua 2 di sini merupakan bawahan dari ketua umum OSIS.
"Wah serius lo? Kok gue baru tau?"
"Kan seleksinya tertutup meski undangannya disebarluaskan banget."
"Hmm, iya juga sih." Ingatanku melayang pada beberapa anak OSIS yang menyebarkan formulir pendaftaran ketua tempo hari.
Selesai rapat, aku berpamitan pada Radeana yang kelihatannya mulai sibuk dengan 'calon' jabatan barunya.
Hari ini mobilku masuk bengkel. Mobil warisan kak Kevin sih tepatnya. Jadi aku hendak berjalan keluar gerbang untuk mencari taxi.
"Yah, gue ga bisa manggil lo bawahan lagi dong." Suara berat yang sudah kuhafal itu membuatku menoleh ke belakang.
Kak Christo menyambut tatapanku dengan senyuman khasnya.
"Lebay lo."
Sudah cukup lama aku dan cowok di hadapanku tidak mengobrol secara langsung seperti ini. Ia terlalu sibuk dengan pelajarannya untuk ujian nasional 9 bulan lagi. Sama seperti kak Kevin dulu.
"Eh, gue mau ke Singapore besok. Mau oleh-oleh apa?" Ucap kak Christo sambil mengiringiku menjauhi ruang rapat.
"Songong lu." Ledekku sambil menyikutnya pelan.
"Ya deh ga ngomong-ngomong lagi." Sahutnya sambil memasang tampang bete.
"Yeh, malah ngerajuk. Gue canda atuh. Gue mau oleh-oleh kak Kevin dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
RomanceHidup ini penuh suka dan duka. Semua hal di dunia ini memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing. Ikatan tersebut berlaku pada kisah cinta tiap manusia. Berani untuk jatuh cinta berarti berani untuk patah hati kapanpun hal itu menghampiri...