Keponakan (Yoongi)

2.5K 54 14
                                    

.
.
.

🌹🌹🌹
.
.
.










Malam ini setelah ia baru saja selesai dianiaya oleh pamannya, Lagi-lagi Jimin duduk melihat keluar jendela, bulan malam ini terlihat sangat bulat sempurna. Jimin ingin terbang ke bulan saja. Pergi dari kehidupan yg sesak ini. Dia tunawicara sejak kecil, orangtuanya yg ada didesa menitipkannya dirumah pamannya, adik dari ayahnya agar ia bisa pergi ke sekolah khusus anak2 disabilitas.

Jimin memang diurus oleh bibinya, tapi pamannya?

.
.

"Ngghhh...huuuu..hikss..." Jimin menangis karena lagi2 Jimin mendapatkan kekerasan fisik dan seksual dari pamannya saat bibinya tak ada.

Jimin tak bisa bergerak karena pamannya mengikatnya didipan tempat tidur.

"Ngggh.. Akhh.....

Kekerasan ini sudah terjadi semenjak Jimin pindah ke rumah pamannya, awalnya sehari dua hari normal saja, tapi hari ketiga pamannya sudah berani meraba-raba pantatnya , Jimin kaget ketika pamannya melakukan hal itu tapi Jimin tidak melakukan apapun.
.
.

Hari masih sore dan Jimin sedang berkutat didapur mencuci gelas bekas minumnya hingga Jimin merasa ada yg meremas pantatnya, itu pamannya. Jimin menghindar lalu pergi kekamarnya dan mengunci pintu.

Pamannya menyusul dan mencoba mendobrak tapi istrinya tau2 sudah pulang dijam yg belum termasuk jam pulang kerja.

"Apa yg kau lakukan didepan kamar Jimin?"

"Oh, aku hanya ingin menyuruhnya makan malam. Eo kau tumben pulang cepat." Tanya Yoongi menutupi paniknya

"Hari ini kerjaan sedikit ,cepat selesai. Jadi semua karyawan bisa pulang lebih dulu"

"Oh begitu" Paman Jimin manggut2 saja.

"Yasudah biar aku saja yg memanggil Jimin"

Tok.. Tok.. Tok..

"Jimin.. Ayo keluar dulu. Makan malam. Bibi akan hangatkan sayur"

Jimin keluar karena mendengar bahwa itu bibinya. Sebisa mungkin Jimin memasang wajah biasa saja, ia tersenyum simpul lalu menggandeng tangan bibinya ke dapur.

"Kenapa bibi sudah pulang?" Ucap Jimin dengan bahasa isyarat.

"Bibi sudah selesai kerja. Oh iya bibi dapat libur 2 hari loh. Bagaimana besok kita jalan2? "

Jimin tersenyum lalu mengangguk, setelahnya mereka makan berdua disusul sang paman yg barusaja menaruh tas istrinya dikamar.

Yoongi sang paman selalu melirik kearah Jimin, begitu pula Jimin yg pura-pura santai seolah tidak tau bahwa pamannya menatapnya intens.

.
.
.

Brakk..

Bruukk..

Jimin melemparkan semua benda yang ia temui sembari menghindar dari kejaran pamannya. Pamannya gila dan makin menjadi setelah kemarin pamannya itu gagal menjamah tubuhnya karena sang bibi selalu pulang cepat akhir2 ini.

Dan hari ini seperti apesnya Park Jimin. Sang bibi yg melulu sibuk itu pergi pagi2 sekali karena akan dikirim oleh sang bos ke kota sebelah selama 1 minggu.

Jimin mengambil sebuah vas kaca dan melemparkan pada pamannya yg berhasil menghindar, sedikit lagi Jimin sampai dikamarnya tapi sialnya Yoongi bisa menggapai Jimin, menjambak rambutnya dari belakang lalu menariknya hingga sampai disofa ruang tamu, Jimin meringis berusaha melepaskan jambakan pamannya pada rambut belakangnya dengan memukuli tangannya.

Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang