Merebut (Yoongi)

1.1K 64 9
                                    


.
.
.
.


🛵🛵🛵🛵🛵

.
.
.
.











"Kenapa harus selalu aku?"

Plak..

"Turunkan nada bicaramu Jimin. Kau tidak sopan.!!"

Seorang pria paruh baya dengan tega menampar anak bungsunya dihadapan istri dan anaknya yang lain. Disana park Chaeyeon tersenyum tipis melihat saudara yang sangat ia benci itu merasakan sedih dan kesakitan.

"Ayah akan mengirimmu keluar negeri besok, jadi bersiaplah, kemasi barangmu!!" Final ayah Jimin.

Tidak habis pikir dengan kehidupannya. Disekolahan ia sempurna dan dipuja-puja. Dirumah? Keberadaannya tak lebih berharga dari seekor anjing jalanan yang selalu disia-sia kan.

"Berikan ponselmu, sepatu dan barang2 yang lainnya yang kau dapatkan dari teman2mu. Itu terlalu bagus untuk kau pakai" Kata Chaeyeon.

Jimin muak. Ia memutuskan pergi dengan tidak membawa barang apapun. Biarlah semua ia berikan kepada saudarinya yang serakah itu.

.
.
.

"Hey"

Jimin menatap bocah dengan mata doe nya memperhatikan Jimin dengan detail.

"Oh, hay juga" Jawab Jimin.

"Asik. Aku ada teman dari satu negara disini. Kau tau tidak? Mulutku pegal dipaksa harus berkomunikasi dengan bahasa asing setiap hari" Ujar anak itu.

Jimin tersenyum saja. Perasaan nya sedikit membaik setelah melihat anak didepannya ini.

"Aku Jungkook anak kelas sebelah. Aku tau namamu Jimin karena ada di tag name mu" Jungkook menunjuk dada Jimin.

"Oh,, iya."

"Kau tinggal dengan siapa disini?"

"Sendiri" Jawab Jimin.

"Serius?"

"Iya"

"Ikutlah denganku"

" Tidak Jungkook, aku bisa sendiri. Aku sedang dihukum "

Raut wajah Jimin kembali sedih.

Jungkook hanya bisa diam melihat Jimin berdiam diri.

.
.
.

"Jimin!! Bawa stok piring digudang kedepan!!"

"Jimin!! Lap gelas2 ini!!"

"Jimin!! Mana mangkuk kaca yang barusan kuminta?? Cepat bawakan!!!"

Jimin pontang panting kesana kemari saat senior2nya di restoran menyuruhnya. Iya Jimin kerja serabutan di restoran yang selalu full pembeli ini. Bisa2 24 jam tidak ada istirahat.

"Hufftt,, lelahnya" Jimin ingin membuka pintu flatnya namun Jungkook memanggil dari belakang.

Jungkook melambaikan tangannya kearah Jimin. Jimin sudah tau pasti anak konglomerat itu mau nginep lagi di flat kecilnya.

"Tadaa!!!!" Jungkook membawa beberapa makanan dan minuman untuk dimakan bersama Jimin.

"Jung, kumohon jangan selalu begini. Aku takut orangtuamu tau dan menuduhku telah memanfaatkan anaknya"

"Mereka tidak akan tau. Tenang saja. Mari makan"

Jimin terpaksa memakan apa yang Jungkook bawa. Sayang kan kalau tidak dimakan, lagi pula bisa sedikit menghemat pengeluarannya. Ia hanya kerja part time juga direstoran itu jadi gajinya tidak cukup untuk biaya hidupnya.

Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang