.
.
.
🐛🐛🐛🐛
.
.
.Jimin iri. Disaat semua keluarganya berbahagia membicarakan keluarga mereka yg harmonis. Dari yg baru menjadi pengantin dan yg sudah lama menikah mereka tampak masih saja kompak dan serasi.
Jimin bukanlah anggota termuda dikeluarganya. Bahkan bisa dikatakan dia sudah cukup umur sekali untuk menikah. Namun Jodohnya belum datang2 ya mau bagaimana lagi.?
Ia sering disindir dan ditanyai seputar kehidupan asmaranya oleh kerabat2nya swaktu acara kumpul Keluarga.
"Kapan nikah?"
"Apa kau sudah punya pacar yg ingin kau nikahi?"
"Oh apa kau tidak laku karena terlalu tua? Haha. "
Dan masih banyak lagi. Jimin kesal setengah mati.
Lagi2 hari itu ada acara kumpul2 keluarga. Entah mengapa orang2 ini senang sekali. Hanya merayakan ultah bocil usia 2 tahun saja seheboh ini. Maksudnya adalah orangtuanya yg sangat heboh bergosip.
Seharusnya Jimin tak ikut namun dipaksa karena masih lajang. Jadi Jimin sembari diberitahu bahwa punya anak tuh sebahagia ini. Begitu kata mereka.
Jimin keluar ruangan. Dia jengah dengan orang2 yg hampir keriput itu. Selalu saja. Jimin berjalan diluaran gedung tempat dimana keponakannya sedang merayakan acara ultah.
Kring.. Kring..
Jimin menengok kesebelah. Ada bocah remaja menaiki sepeda. Ia mengisyaratkan untuk Jimin naik diboncengan belakang.
"Ish.. Apaan" Jimin berjalan cepat. Namun bocah itu tak mau kalah. Ia juga mengiringi Jimin dengan sepedanya.
"Ya ampun kau ini anak siapa sih??! Berhenti mengikutiku. Kita gak saling kenal you know!" Tunjuk Jimin pada bocah berkacamata itu.
Detik berikutnya si bocah turun dari sepeda dan menggendong Jimin menaikkan diboncengan sepedanya.
" Yaaakk!!! Dasar bocah ini ...!!! "
Akhirnya Jimin pasrah saja mau dibawa kemana Juga paling tak jauh2 dari sana sama si bocah besar ini. Lagian dia juga sudah muak dengan kerabat2nya. mungkin bereka sedang bergosip sekarang.
Bocah besar itu membawa Jimin berputar diarea halaman gedung-gedung apartemen mewah. Jimin pikir anak itu adalah salah satu anak konglomerat disitu. Dilihat dari penampilannya ia tidak gembel.
Setelah beberapa lama berputar bocah itu memarkirkan sepedanya. Lalu meminta Jimin turun.
Bocah itu menggandeng Jimin masuk kedalam gedung apartemen mewah disitu.
"Ya.. Yaaa.. Kau mau membawaku kemana bocah!!"
Jimin terus saja mengomel disepanjang perjalanan menuju lift sampai ke unit yg mungkin milik si bocah itu. Jimin panik. Ia pikir disana ada ayah dan ibu si bocah ini ia tak mau ditanya tanya ini itu. Namun ketika bocah itu membuka pintu yg ada hanya keheningan... Unit itu gelap.
Lalu sibocah dengan masih menggandeng Jimin berjalan mencari saklar. Merabai dinding. Jimin kesal karena bocah itu dari tadi meraba raba tanpa menemukan saklar.
"Ck. Bocah bodoh ini. Kau tak punya senter kah di hpmu?"
"Ssstttt" Anak itu menempelkan jari telunjuknya di bibir Jimin. Seketika ditepisnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimin
Fiksi PenggemarJimin 🔞🔞 bxb Mpreg Jimin bot Hanya karangan penulis , tidak ada hubungannya dengan dunia nyata mereka.