Mengambil milikku (Yoongi)

1.6K 64 0
                                    

.
.
.

🧋🧋🧋

.
.
.


"Kau harus lakukan ini, jika tidak semua warisan itu tidak bisa jatuh padaku, kau juga tak akan kebagian kalau begini!! "

Jimin hanya diam menunduk, ia tak kuasa harus melakukan hal ini. Suaminya mandul dan ia diancam ibu mertuanya jika dia tak segera hamil ia akan diusir dan dipermalukan disepanjang hidupnya. Menyedihkan sekali, padahal yg mandul bukan dia, melainkan anaknya sendiri.

Pagi buta Jeonghan menelpon sepupunya untuk datang menemuinya, padahal dia tau sepupunya itu paling susah bangun malah pagi2 buta menelpon demi kepentingan nya.

15x panggilan tidak terjawab dan akhirnya yg terakhir dijawab dengan semburan .

"Penting sekali kah kau telpon sepagi ini? Dasar bangsat!!" Umpat Yoongi.

"Tunggu jangan ditutup! "

"Ck, " Yoongi menunggu Jeonghan bicara dengan mata tertutup.

"Hyung, bisakah kita bertemu. Ini urgent. Ini menyangkut Jimin"

Kalau sudah bawa2 Jimin Yoongi selalu sigap. Dan Jeonghan tau sepupunya itu naksir dengan Jimin sebelum ia menikahi Jimin.

"Kenapa Jimin?" Tanya Yoongi, kali ini matanya melek.

"Ibuku akan mengusir Jimin jika dia tak segera hamil,kau tau aku mandul dan aku tak mau ibuku sampai tau jika tidak aku akan dicoret dari ahli waris"

"Gara2 warisan? "

Yoongi berfikir inilah kesempatannya merebut orang yg disukainya. Mula-mula turuti dulu kemauan sepupu laknatnya ini lalu kalau sudah dapat Jimin tinggal umpankan Jeonghan pada singa.

"Ok. Jam berapa kita ketemu? "

"Jam 8 di apartemen A"

.
.
.

"Wow. Cukup menarik. Apa setelahnya Jimin bisa jadi milikku? "

"Tentu saja tidak. Jimin dan anak itu milikku"

"Aku yg capek2 ngluarin sperma malah kau yg dapat bayinya dan Jimin"

"Hyung, bagianmu bukan mereka, kalau aku sudah dapat warisan karena anak itu, nanti sahamnya kita bagi 2. Aku dapat 60% kau tau, "

Yoongi berfikir untuk menyetujui, urusan Jimin gampang, ia bisa merebutnya nanti.

"Ok"

.
.
.

Diruangan yg remang didalam kamar hotel Jimin duduk dipinggir ranjang, rasanya deg-degan seperti dia mau dieksekusi saja. Ia tak bisa membayangkan dia akan melakukan hubungan suami istri tapi dengan orang lain.

Suara pintu terbuka dan tertutup menandakan ada yg masuk. Jimin melihat orang yg masuk adalah orang yg dia kenal. Itu Min Yoongi atasannya di kantor dulu sekaligus kakak sepupu suaminya.

Yoongi melepas Jas yg ia pakai bekerja hari itu. Jimin menunduk tak berani menatap.

Yoongi mendekat dan berbicara didekat telinga Jimin.

"Kau tau apa yg harus kita lakukan bukan?"

Jimin makin menunduk. Ia tau, ia takut, tapi tak bisa melawan. Yoongi melonggarkan dasinya, inginnya mengendusi leher Jimin yg sudah sangat ia impi2kan sejak dulu. Dan inilah saatnya. Tapi Jimin menghentikan pergerakan Yoongi, membuatnya bertanya dalam diam.

Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang