TWO

11K 579 3
                                    

*****



"Dimana aku?"

Saat Tratiana pertama kali membuka matanya, dia berada di ruangan gelap.

Tirai gelap gulita ditutup dengan hati-hati untuk mencegah seberkas cahaya pun masuk, dan meskipun ada suasana hangat di dalam ruangan, tetap saja sejuk.

Tratiana menyadari bahwa pikirannya kosong dan tubuhnya terasa lemas.

"Apakah kamu bangun?"

"…Siapa?"

“Nona?”

'...? Ah..benar,aku ternyata masih di dalam dunia novel.'batin Tratiana ketika mengingat kejadian beberapa hari lalu menimpanya.

Walau sudah berhari-hari disini, ia belum juga merasa terbiasa akan hal yang terjadi padanya.

Dengan sisa tenaga, ia menoleh menatap pria yang kini tengah berdiri memegang sebuah baki.

"Apa itu?"tanyanya sembari bangkit bangun dari ranjang empuknya itu.

"Ada surat untuk anda."ujar Kailus seadanya lalu segera menyimpan baki tersebut dan melangkah mendekati Tratiana yang hendak menapakkan kakinya di lantai.

"Pakai dahulu alas kaki anda,nona."

Tratiana dengan patuh memakai alas kaki lalu melangkah menuju mejanya dan membuka surat tersebut.

"Ternyata, hari dimana Yang Mulia mengumumkan pertunangan Putra Mahkota sudah dekat."gumamnya setelah melihat isi surat undangan dari istana.

Tratiana segera menyimpan surat itu dan menatap lurus ke arah balkon kamarnya."Persiapkan kereta untukku. Aku ingin berbelanja."

"Baik,nona."

*****

"Ugh.."

Tratiana yang baru saja keluar dari kereta segera memegang mulutnya ketika merasakan ingin muntah. Sarapannya hampir keluar akibat goncangan yang begitu hebat dari kereta yang ia naiki.

Ia tak habis fikir ,ia kira akan senyaman apa menaiki kereta bangsawan yang sering ia tonton di televisi namun ternyata ekspetasi tak seindah realita. Ia benar-benar harus dihadapkan dengan perjalanan kereta yang begitu melelahkan akibat jalanan yang tidak rata dan penuh bebatuan itu.

"Pakaianku rasanya ingin membunuhku."gumamnya mencoba mengatur nafasnya.

"Kailus."panggilnya membuat pria yang sedaritadi di belakangnya langsung melangkah ke depannya."Tolong papah aku ke bangku itu."pintanya yang langsung di turuti oleh Kailus.

Tratiana segera menghela nafas lega ketika rasa mual dan sesak di perutnya menghilang, ia segera mengedarkan pandangannya melihat ke arah sekitar yang dipenuhi dengan orang-orang yang tengah berlalu lalang.

"Cukup menarik."gumamnya merasakan betapa cerah dan segarnya lingkungan dalam dunia novel yang ia masuki itu.

Orang-orang yang berpakaian khas masyarakat eropa zaman dahulu, suara tapak kuda dan roda dari kereta masuk dalam pandangan dan pendengarannya.

Namun perhatiannya kini teralih pada sekumpulan pria yang sepertinya tengah melakukan sesuatu.

"Apa yang sedang terjadi?"ujarnya merasakan penasaran.

I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang