*****
Tratiana mengalami keguguran. Seisi kediaman bersedih atas berita keguguran dari Ducches.Pagi ini Archer tengah memeluk menenangkan Tratiana yang masih tak terima bahwa ia keguguran.
"Ssstt...tidurlah. Jangan bersedih lagi,"bisik Archer dengan mata memerah menahan tangisnya melihat kondisi Tratiana yang jauh dari kata baik setelah mengetahui bahwa wanita itu keguguran.
Padahal mereka sudah bahagia karena akan memiliki anak,namun sayang seribu sayang anak yang berada dalam perut Tratiana hanya bertahan dalam sebulan saja dan kini sudah pergi meninggalkan kesedihan mendalam pada kedua pasangan itu.
"Bagaimana bisa aku keguguran? Padahal aku tidak melakukan atau memakan apapun yang mampu membuatku keguguran seperti ini,"ujar Tratiana dengan nada penuh kesedihan.
"Aku tak bisa percaya ini terjadi, Archer. Rasanya begitu sakit, aku merasa bersalah dan tidak bisa menerimanya. Rasanya seperti menghancurkan hatiku,"
Archer yang matanya sudah memerah menahan kesedihan kala mendengar ucapan Tratiana yang masih tak terima apa yang terjadi pada dirinya.
"Ssstt...kita harus tetap kuat. Kita akan melewati ini bersama-sama. Tenanglah. Kamu tidak boleh menyalahkan diri sendiri. Keguguran bukanlah hal yang kamu inginkan. Kita akan melewati masa ini bersama, sayang. Aku akan selalu ada untukmu. Jangan bersedih lagi,"
Tratiana hanya bisa menangis meratapi hingga ia tak sadarkan diri.
Archer yang mendapati Tratiana pingsan pun lantas mengusap peluh yang membasahi seluruh wajah istrinya lalu memberikan kecupan pada seluruh wajah pucat Tratiana.
" Ini bukan salahmu. Kita kehilangan anak kita bukan karena kesalahanmu. Ini semua gara gara wanita sialan itu,"ujar Archer yang kini diliputi rasa amarah.
Pria itu segera menaruh perlahan tubuh Tratiana ke atas ranjang membiarkan wanita itu istirahat sejenak karena wanita itu semalaman menangis dan tak tidur.
"Awasi istriku. Jika ia bangun dan mencariku,katakan padanya aku ada urusan sebentar diluar. Periksa kembali tubuhnya,pastikan semuanya baik baik saja,"ujar Archer pada Kailus,beberapa tabib dan penyihir yang memang bekerja dibawahnya.
Netra semerah darah itu bergulir pada dua sosok berpakaian hitam itu yang baru saja muncul.
"Awasi istriku."
"Baik tuan."
Setelah mendengar hal itu,Archer segera melangkah pergi.
*****
"Nanny?--aaaa tidak!!"teriak Ariana kala mendapati kepala pengasuhnya yang menggantung di atas dengan penuh darah.
Ariana yang melihat hal itu pun ketakutan luar biasa lantas melompat turun dari atas ranjangnya.
"Huek." Ia memuntahkan isi perutnya ketika melihat potongan tubuh berceceran di lantai.
Pemandangan mengerikan itu memasuki penglihatannya. Netranya bergulir ketika melihat sosok bertubuh besar tengah duduk di bawah bayangan yang diciptakan oleh tirai yang menggantung pada jendela kamarnya.
"Siapa kamu!!"teriak Ariana merasa ingin menangis melihat seisi kamarnya yang penuh potongan tubuh dan kepala yang berceceran kesana kemari karena diterangi oleh sinar rembulan yang masuk menembusi pintu kaca pembatas kamarnya dan balkon itu.
Archer yang tengah memangku dagunya di atas pegangan pedang miliknya yang penuh lumuran darah itu segera menatap Ariana--anak Anetha yang kini menangis histeris melihat semua hasil karyanya.
"Selain wajah sombong,anda juga bisa mengeluarkan raut wajah panik dan ketakutan,"ujar Archer yang kini berdiri membuat Ariana mendongkak menatap heran pada sosok yang tak ia kenali.
"Siapa anda?!"teriak Ariana yang kini berlari menuju ke arah sebuah pedang yang tergeletak di lantai berlumuran darah itu lalu dengan secepat kilat ia menodongkannya kearah Archer yang kini muncul dari balik kegelapan membuat Ariana bisa melihatnya sepenuhnya.
Archer menyeringai menatap remeh Ariana--wanita yang ikut andil membuat tubuhnya mengalami penyiksaan sewaktu Lux mengambil alih tubuhnya.
Tanpa basa basi ia langsung menebas kedua tangan Ariana yang menodongkan pedang itu hingga terdengarlah suara jeritan penuh kesakitan dari Ariana.
"Aaarrrghhh tanganku!!"teriaknya melihat kedua tangannya yang sudah puntung mengeluarkan banyak darah.
"Berisik."
Archer merasa telinganya terganggu akan jeritan kesakitan dari Ariana,ia lantas menjulurkan tangannya pada Ariana yang kini sudah berlari keluar sembari menjerit.
"Sudah cukup main mainnya. Sepertinya istriku sudah menungguku,"gumamnya lantas mengeluarkan kekuatannya dan menarik paksa tubuh Ariana hingga wanita itu kini berada melayang di atas dengan rambut yang tertarik ke atas lalu dengan tak berperasaan ia menurunkan tangannya sehingga tubuh Ariana menghantam keras lantai dan hal itu dilakukan secara berulang ulang kali hingga bunyi retakan tulang menggema dalam ruangan itu.
Merasakan adanya kehadiran seseorang,Archer segera menoleh dan mendapati seorang pria berdiri kaku menatap tak percaya akan apa yang ia lihat.
"Bersikaplah seperti pengikut setia dan balaslah kebaikan saya karena membiarkan anda bisa terlepas dengan bebas sampai saat ini,"bisik Archer pada telinga pria itu lalu segera melangkah pergi dengan senyuman licik terpatri di wajah tampan itu.
*****
Pagi itu,seluruh pekerja di istana yang ditempati oleh Putri Ariana dihebohkan dengan penemuan yang sangat mengerikan di dalam kamar sang putri dan pelaku yang membuat semua hal mengerikan ini pung sama tidak diduga.
Ya
Pelaku pembunuhan kepada putri Ariana dan seluruh pekerja yang berada di istana sang putri ialah tuan Lenium.
Kabar menggemparkan itu sampai terdengar hingga ke istana milik Anetha.
Kini wanita itu tengah menatap tak percaya pada pria tua yang berdiri dengan pandangan linglung didalam penjara.
"Ya-Yang Mulia Maafkan saya. Bukan saya yang membunuh Yang Mulia Putri Ariana!!"teriak penuh permohonan Tuan Lenium menggema mengisi kesunyian penjara bawah tanah itu.
Anetha sendiri benar-benar tak percaya akan omongan Lenium,wanita itu lantas mengarahkan kekuatannya untuk melihat ingatan milik Lenium namun sepersekian detik ia malah terhempas membuat ia berdecak kesal lalu bangkit berdiri dibantu oleh pelayan setianya.
Merasa kekuatannya tidak bisa menembusi ingatan milik pria tua dihadapannya ini,Anetha lantas berdecak kesal.
"Yang Mulia! Bukan saya pembunuhnya!!"teriak Tuan Lenium memohon pada Anetha yang memandang kesal dirinya.
"Diam!"desis Anetha menatap tajam Lenium membuat pria itu seketika mengatupkan rahangnya.
"Segera eksekusi dia. Dia sudah tidak berguna untukku."
Setelah membisikan hal itu pada pelayan setianya. Anetha lantas melangkah pergi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]
Fantasy***** Tratiana gadis biasa yang hidupnya monoton dimana ia hanya memikirkan kuliah- pulang rumah-mengoleksi dan membaca novel. Suatu hari ia tiba tiba saja masuk kedalam salah satu novel yang akhir akhir ini ia baca yaitu novel dark romance fantasi...