*****
Brugh
"Ya,Tuhan!!"Tratiana cukup kaget ketika melihat pria yang tengah kesakitan itu terjatuh dari balkon.
Ia lantas bangkit berdiri lalu berlari kesisi balkon mencoba mencari sosok yang terjatuh itu.
Disana pria itu tergeletak di tanah dengan kondisi tak sadarkan diri lagi.
"Bagaimana ini? Ada orang yang jatuh dari balkon."paniknya."Apa aku panggil petugas saja?"gumamnya lagi namun ia merasa saat ini tidak mungkin masuk kembali karena pasti ekspresi khawatirnya yang begitu kentara membuatnya akan dicurigai oleh para bangsawan lainnya. Terlebih lagi ia tak tahu arah kemana nantinya jika ia pergi melalui ruang perjamuan yang nantinya ia malah tersesat.
Merasa sisi kemanusiaan yang cukup membubung tinggi,Tratiana lantas melepaskan sepatunya dan sarung tangan yang ia kenakan lalu menaiki sisi balkon kemudian memegang roknya kuat kuat." Aku pasti bisa,pasti bisa."ujarnya mencoba meyakinkan diri sendiri.
Dengan hati-hati ia segera menyeberang menuju pohon yang berada tepat di depan balkonnya lalu segera melangkahkan kakinya ketika berpijak pada tanah.
Ia lantas melangkah menuju pria yang sudah tak sadarkan diri itu.
"Tuan. Tuan."panggilnya mencoba menyadarkan pria itu namun sama sekali tak mendapat respon.
"Aduh bagaimana ini?"gumamnya lantas mengedarkan pandangannya.
Grep
"Huh?!"
Tratiana cukup terkejut ketika tangannya dicengkeram begitu kuat oleh pria itu yang sepertinya sudah sadar namun anehnya kini Tratiana cukup kaget ketika tiba-tiba saja pria itu mencekiknya. Rasa takut melingkupinya ketika mendapati bola mata pria itu yang menatapnya dengan cukup menakutkan. Kedua bola mata pria itu memiliki warna berbeda-beda dan memiliki pancaran cahaya aneh yang keluar dari bola matanya.
Bugh
"Aaa...astaga!"teriaknya panik kala tak sadar memukul kepala pria yang mencekiknya itu dengan batu.
Rasa bersalah kini melingkupi diri Tratiana ketika mendapati darah mengucur dari kepala pria itu.
"Tratiana."panggil seseorang membuat pandangan Tratiana segera tertuju pada sosok yang tengah berdiri menatapnya kaget.
"Kakak."panggilnya kala mendapati Milan.
"Apa yang kamu lakukan?"tanya Milan ketika mendapati penampilan adiknya yang cukup urakan dan sosok pria yang tergeletak di tanah.
"Ini tidak seperti yang kakak bayangkan. Pria ini terjatuh dari balkon."
Milan lantas menarik Tratiana ke sisinya tak membiarkan adiknya itu berada lama disisi pria itu.
"Biarkan saja Tratiana. Ayo kita pergi dari sini."ujar Milan ketika ia melihat dengan jelas wajah pria yang tergeletak itu.
Tratiana yang terkejut ditarik lantas menggelengkan kepala." Kita harus menolongnya. Dia nampak dalam kondisi kurang baik dan aku sepertinya memperparah kondisinya."ujar Tratiana dengan semakin mengecilkan suaranya pada empat kata terakhirnya itu.
"Sebaiknya kita tidak menolong pria itu. Kita harus pergi."tegas Milan membuat Tratiana cukup terkejut melihat ekspresi wajah memucat sang kakak.
"Tapi-"belum juga bersuara,Tratiana lantas menutup matanya ketika merasakan disekitarnya diterpa angin yang cukup kuat.
Merasakan terpaan angin yang menghilang,Tratiana lantas membuka matanya dan mendapati dirinya kini berada di kamarnya.
"Ah...aku kembali ke rumah."gumamnya lalu segera mendaratkan bokongnya pada ranjang." Brengsek, bisa-bisanya ia tidak tahu berterimakasih dan malah mencekikku dengan seenaknya. Tampan sih tetapi brengsek."marahnya ketika mengingat kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]
Fantasy***** Tratiana gadis biasa yang hidupnya monoton dimana ia hanya memikirkan kuliah- pulang rumah-mengoleksi dan membaca novel. Suatu hari ia tiba tiba saja masuk kedalam salah satu novel yang akhir akhir ini ia baca yaitu novel dark romance fantasi...