*****
Archer saat ini tengah berjalan dengan cepat kala mendengar ucapan dari Yeter bahwa istrinya sudah pulang. Ia yang tadinya tengah melatih para prajuritnya lantas melempar pedangnya di tanah meninggalkan beberapa prajurit yang tengah latihan itu menatap heran padanya.
Sesampainya di dalam kamar senyuman Archer segera luntur diganti dengan raut wajah panik melihat istrinya tengah terduduk di atas ranjang dengan sebelah tangannya di olesi sesuatu oleh Kailus.
"Apa yang terjadi padamu?"tanyanya lantas mendorong tubuh Kailus yang baru saja selesai memberikan salep pada tangan Tratiana yang juga terkena cipratan teh panas itu.
Tratiana cukup kaget mendapati Kailus terjatuh di samping dengan tidak elit lalu menatap suaminya yang kini mengeluarkan berbagai pertanyaan pertanyaan dengan nada penuh kekhawatiran.
"Kamu!! Ah...sudahlah. Kailus,kamu bisa keluar. Terimakasih untuk obatnya dan juga saya minta maaf atas kelakuan suami saya,"ujarnya menatap penuh rasa bersalah melihat Kailus yang berusaha bangun karena pria itu hanya memiliki satu mata yang berfungsi saja.
Kailus segera melangkah pergi sembari memegang bokongnya yang masih terasa nyeri lalu segera menutup pintu besar itu menyisakan Tratiana dan Archer.
"Katakan padaku, bagaimana kamu bisa sampai begini?"tanya Archer lagi yang kini menggenggam sebelah tangan Tratiana.
"Ketumpahan sewaktu aku ingin meminum teh,"ujar Tratiana berbohong membuat kening Archer mengerut dalam.
Pria itu segera melepaskan genggaman tangannya lalu menjulurkan tangan ke arah kulit memerah yang terkena siraman air panas itu dan dalam sekejap bekas itu hilang dan sensasi rasa panas melepuh itu juga ikut menghilang.
Tratiana sedikit terkejut namun tak urung merasa senang karena ia tak merasakan rasa panas itu lagi.
" Terimakasih,"ujarnya yang dibalas anggukan oleh Archer.
"Istirahatlah."
Setelah memastikan Tratiana tertidur,Archer segera melangkah keluar menatap Kailus--pelayan Tratiana yang tengah berdiri menatapnya juga.
"Sudah kubilang untuk menjaga istriku dan senantiasa mengabariku!!"marah Archer yang kini mencekik leher Kailus.
"Yang Mulia Tratiana adalah tuan saya dan anda bukan tuan saya. Setiap perintahnya akan saya turuti,"ujar Kailus dengan setengah mati akibat merasakan cengkraman di lehernya makin menguat.
Ternyata ucapan Tratiana beberapa waktu lalu setelah insiden penyiraman itu pun terjadi sesuai dugaan wanita itu. Kailus hanya bisa menaati perintah Tratiana kala wanita itu menyuruhnya untuk tutup mulut dan tak memberitahu mengenai perihal ini pada suaminya.
Archer yang kepalang kesal melempar tubuh Kailus ke lantai membuat pria setengah buta itu terbatuk dan meraup udara sebanyak banyaknya. Ia lantas melangkah pergi.
"Bunuh putrinya hari ini,"ujar Archer pada Yeter yang tengah sibuk menata meja kerjanya sesaat ia baru saja masuk kedalam ruang kerjanya.
"Persiapkan semuanya,aku tidak sabar ingin memenggal kepala wanita gila itu."
Yeter yang melihat kemarahan tercetak jelas di wajah Archer lantas menunduk hormat lalu dalam sekejap menghilang.
Setelah kepergian Yeter,Archer lantas berdecak mencoba menahan amarahnya karena ia benar benar murka kali ini.
"Dia dengan sengaja menaruh kutukan pada istriku,"gumamnya merasa marah kala ia melihat semua kejadian yang terjadi pada istrinya di kediaman Marquess Bolton namun bukan itu saja menjadi pemicu amarahnya.
Kali ini,Anetha dengan sengaja memberi kutukan pada istrinya melalui teh yang sengaja ia siramkan pada Ducches Hueges yang kebetulan duduk di sisi istrinya.
Sepertinya wanita itu sudah tahu bahwa kematian putri Priscilla adalah ulah Archer yang menggunakan dengan seenaknya kekuatan dewa kematian milik Lux.
Wanita itu memang suka sekali menggunakan sihir terlarang dan juga kutukan. Padahal, Archer tahu kalau sebentar lagi kekuatan menjijikan dari wanita itu akan perlahan lahan memakan habis Anetha sendiri sehingga ia tak terlalu memerhatikan wanita itu dan kembali mempersiapkan untuk menghancurkan Kaisar saat ini.
Namun,sepertinya Anetha ingin bermain main dengannya.
"Nampaknya kamu ingin melihat kegilaanku,Anetha,"gumamnya menyeringai.
*****
"Huh?!"
Tratiana yang tadinya tengah tertidur tiba tiba merasakan sesuatu mengalir di bawahnya,netranya membulat ketika mendapati dibagian bawah gaun tidurnya yang berwarna putih berubah menjadi merah.
"Ughh sakit,"keluhnya merasakan perutnya seperti diremas.
Merasa sakit dan panik diwaktu bersamaan,Tratiana segera menoleh namun yang ia dapati hanya bantal saja dan tak ada Archer--suaminya kini.
"Sakit,"keluhnya sembari menangis merasa tak berdaya.
Darah mulai mengalir membasahi ranjang membuat Tratiana menjadi takut memandang hal itu. Buru buru ia turun dari ranjangnya lalu melangkah pelan.
"Archer,"ujarnya mencoba memanggil suaminya itu walau dengan suara pelan karena merasakan energinya seperti terkuras.
Pintu tiba tiba saja terbuka menampakkan Kailus yang tengah mendorong troli berisi makanan.
Netra pria itu segera membulat melihat kondisi mengerikan Tratiana.
"Yang Mulia!!"
Kailus segera memeluk Tratiana kala wanita itu hampir saja terjatuh. Para prajurit yang berdiri berjaga disitu segera membantu Kailus dan satunya lagi berlari menuju Archer--sang tuan yang kebetulan masih bekerja di ruangannya.
Brak
"Maaf sudah bertindak tidak sopan,Yang Mulia. Tapi saat ini Ducches dalam kondisi tidak baik,"
Archer yang tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya lantas bangkit berdiri lalu segera menghilang dalam sekejap mata menyisakan sang prajurit yang menatap kebingungan ruangan kosong itu.
*****
"Anakku,"ujar Tratiana ketika melihat betapa mengerikan darah mengalir keluar dari bawah tubuhnya.
Brak
Archer yang baru saja tiba lantas melangkah mendekati tubuh Tratiana yang kini di kelilingi oleh beberapa prajurit yang bertugas menjaganya,Kailus, dan beberapa tabib.
"Awas!!"
Archer segera menghardik beberapa prajurit yang mengelilingi istrinya yang berdiri mematung seperti orang bodoh saja,netra pria itu segera menatap penuh khawatir wajah pucat istrinya yang menahan kesakitan.
Buru buru ia menaruh tangannya pada perut Tratiana mengerahkan kekuatan milik Lux yang telah ia ambil alih sepenuhnya.
"Sakit."
"Tahan sebentar lagi,"ujar Archer dan dalam sekejap pendarahan itu berhenti namun wajah Archer segera memucat seketika.
"Anakku bagaimana? Dia baik baik saja,kan?"tanya Tratiana merasa ada yang tak beres dengan raut wajah pucat pasi milik Archer.
Archer tak menjawab pertanyaannya dan malah memeluk Tratiana begitu erat.
Tratiana segera menangis entah mengapa ia merasa sesuatu yang buruk telah menimpa anaknya.
Archer ikut merasakan kesedihan dari Tratiana,ia merasa heran bagaimana bisa kutukan itu masih ada di dalam tubuh Tratiana padahal jelas jelas tadi ia sudah mengeluarkannya dengan kekuatan milik Lux.
Sebenarnya kutukan apa yang telah Anetha gunakan pada Tratiana?
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]
Fantasy***** Tratiana gadis biasa yang hidupnya monoton dimana ia hanya memikirkan kuliah- pulang rumah-mengoleksi dan membaca novel. Suatu hari ia tiba tiba saja masuk kedalam salah satu novel yang akhir akhir ini ia baca yaitu novel dark romance fantasi...