TWENTY-NINE

4.1K 241 0
                                    

*****

     Dua minggu berlalu...

Tratiana kini tengah tersenyum memandang Archer yang tengah sibuk dengan pekerjaannya itu.

Pria itu masih menguncinya di kamar. Decakan sebal ia keluarkan kala melihat bahwa ia masih terkurung dalam sangkar mewah yang dibuat oleh Archer.

"Bisakah kita berjalan-jalan?"tanya Tratiana yang kini melingkarkan kedua tangannya di pinggang Archer yang berhasil membuat cuping telinga pria itu memerah.

"Jalan-jalanlah...tetapi di dalam kamar."

Mendengus mendengar perkataan Archer. Wanita itu kini menatap sekeliling kamarnya dengan pandangan bosan lalu kembali beralih pada Archer.

"Aku bosan."keluhnya dan berhasil membuat pria tampan itu berbalik menatapnya.

Archer tak banyak bicara,pria itu malah kini menatap intens Tratiana sembari mengusap surai wanitanya dengan lembut dengan tatapan sayang itu.

"Yasudah. Kita jalan jalan-"

"Akhirnya."

"Dengan saya,kan?"tanta Archer yang kini bangkit berdiri diikuti oleh Tratiana.

"Denganmu juga tidak apa apa. Aku hanya sedang ingin berjalan jalan."

Dan benar saja,keduanya kini berjalan bersama melangkah di lorong mansion dengan ditemani cahaya lentera yang menggantung indah di setiap dinding pertanda bahwa hari sudah malam.

Netra Tratiana sedaritadi berpencar mencari cari sesuatu.

"Tratiana."

"Eh..iya?"Tratiana jadi kaget ketika Archer menghentikan langkahnya dan kini menatap serius padanya.

"Sebenarnya...saya...sudah lama ingin berkata mengenai perasaan saya ke kamu. Saya suka kamu. Jadi..."

"Jadi?"tanya Tratiana yang kepo dengan kelanjutan ucapan Archer.

"Terima saya,ya? Saya memang suami kamu tapi entah mengapa kamu malah menyukai Lux dan bukan saya."

Tratiana tadinya sih memang niat ingin menjalin hubungan baik dengan Archer tapi itu sudah berlalu yang ada kini ia malah hanya ada keinginan untuk menjauh dari pria itu.

Seringainya waktu menikam dengan kejam pria tadi di kantornya masih terbayang-bayang di benaknya.

Kalau biasanya ia baca baca adegan seperti itu di novel pastilah ia hanya memaklumi sifat sang tokoh dan malah suka namun ketika dihadapkan dengan kenyataan,hanya ada rasa ngeri dan takut pada pria itu.

Rasanya ia ingin pergi sejauh mungkin darinya.

"Tratiana."panggil Archer membuatnya tersadar.

Tratiana mencoba menarik senyuman lalu melangkah mendekat pada pria itu.

Dengan tatapan sayang yang meyakinkan,ia lantas memeluk pinggang Archer lalu menyenderkan kepalanya di dada keras pria itu.

"Aku akan berusaha."ujarnya membuat Archer merasakan kelegahan dalam hatinya.

Pria itu lantas balas memeluk Tratiana.

*****

Setelah mendapatkan lampu hijau dari Tratiana,kini Archer tengah berjalan berdua bersama wanita itu.

Berkencan katanya

Oh,ya...

Ia tidak lagi mengunci wanita itu kala merasa bahwa Tratiana tak akan pergi darinya.

Tak sedetik pun ia berpaling dan hanya menatap intens pada setiap ekspresi wajah wanita yang kini melangkah bersamanya.

Netranya turun pada sebelah tangannya yang saling bertaut itu.

"Berhentilah menatapku seperti itu. Tataplah bunganya dan bukan aku."ujar Tratiana merasa sedikit salah tingkah dan merinding sendiri kala Archer terus menatapnya yang mampu membuat ia merasa dibolongi oleh tatapan itu.

"Sudah ada bunga yang indah di sisiku,untuk apa saya melihat ke bunga lain?"

Uh..

Tratiana jadi salah tingkah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Archer. Segera ia membuang pandangannya kembali memusatkan perhatiannya pada hamparan bunga dan tanaman lainnya yang mengisi rumah kaca itu.

Netranya mendapati Kailus yang tengah berbicara dengan beberapa pelayan dan tak sengaja bersitatap dengannya lalu memberi hormat sekilas padanya.

Entah mengapa saat ia dikurung waktu itu ia tak mendapati Kailus datang mengantar makanan ke kamarnya bahkan memunculkan batang hidung pun di hadapannya.

Padahal pria itulah pelayan paling setia dan berdedikasi pada keluarnya khususnya padanya. Ia yakin bahwa kejadian kemarin yang menimpanya pastilah pria itu akan menanyainya ataupun melakukan sesuatu.

"Yang Mulia."

Ditengah tengah keduanya menikmati pemandangan itu keduanya berbalik menatap Yeter yang kini berdiri menatap serius pada mereka.

"Saya kesana dulu. Kamu disini sebentar."ujar Archer yang membaca raut wajah serius yang dikeluarkan oleh pelayannya itu.

Tratiana hanya mengangguk lalu mengawasi kepergian Archer bersama pelayan setianya itu.

Merasa pria itu sudah pergi jauh,Tratiana segera berbalik. Ia lantas mengangguk pada Kailus yang juga menatapnya itu.

*****

"Semuanya sudah siap,Yang Mulia."lapor Yeter membuat senyum Archer mengembang.

Akhirnya...

Akhirnya...

Rencananya untuk memusnahkan Kaisar dengan istri dan anaknya serta beberapa bangsawan yang berkomplot itu pun sudah siap tinggal menunggunya untuk mengeluarkan titahnya saja.

Dendamnya sebentar lagi akan terbalas setelah pulahan tahun ia memendamnya.

Ternyata kematian dirinya dan kematian orang tuanya semua ialah rencana Kaisar dan istrinya dibantu oleh beberapa bangsawan juga.

Pria tua yang sudah dicuci otak oleh Lux merupakan dalangnya. Ia dan istrinya yang ingin menguasai harta ayah ibunya berencana melenyapkan kedua orang tuanya itu. Ditambah lagi pria itu selalu curiga pada ayahnya takut takut mengambil tahta karena selalu dibanding bandingkan oleh Yang Mulia Kaisar dulu yang merupakan ayah dari Kaisar dan ayahnya itu.

Bisa dibilang bahwa ayahnya itu adalah anak sulung kebanggan Kaisar dulu dan si Kaisar yang sekarang itu dulunya merupakan pangeran yang sering membuat keonaran.

Karena kebaikan dan kerendahan hati ayahnya yang begitu sangat menyayangi adik satu satunya itu,pria itu rela menyerahkan tahta Kaisar masa depan kepada adiknya itu yang sering cemburu dan mau menempati posisinya walau hal itu awalnya ditengang oleh Kaisar dulu namun sayangnya ayahnya itu terlampau sayang pada adiknya itu.

Orang serakah walau sudah diberi apa yang ia inginkan malah tak berhenti dan malah menjadi jadi.

Ya

Kaisar--adik ayahnya itu menginginkan harta ayahnya kala ayahnya menguasai dunia bisnis dan sangat memegang penting perekonomian kekaisaran.

Dan hal itu mampu mengancam eksistensinya yang berperan sebagai kaisar baru kala itu.

Keinginannya pun diketahui oleh Anetha dan wanita itu pun malah makin mendukung dan menghasutnya.

Kejadian naas yang menimpa dirinya dan keluarganya pun terjadi.

Fakta baru yang diketahui oleh Archer kala ia sudah melewati masa debutannya itu dari mulut Yang Mulia Permaisuri sendiri pada Lux namun sayangnya Archer juga tahu sesaat mengambil alih tubuhnya kembali.

"Bersiap siap saja. Kita tunggu waktu yang pas."ujarnya langsung diangguki paham oleh Yeter.

Setelah kepergian Yeter,tiba tiba saja kesadaran Archer menghilang.

Sila sekali

Lux mengambil alih tubuhnya

*****

I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang