*****
Mengancam akan membunuh keluarganya berhasil membuat Tratiana tak bisa melawan lagi.
Kini wanita itu tengah berada di pelukan hangat Archer dengan kaki dan tangan terikat sempurna.
Air mata terus mengalir dan juga isakan membuat Archer menghela nafas berat.
Pria itu sedaritadi menghapus air mata wanita yang berada di pelukannya ini.
"Berhentilah menangis,istriku. Keluargamu belum aku apa apakan."ujar Archer yang kini melepaskan ikatan pada kaki dan tangan istrinya ketika melihat kulit wanita itu memerah akibat terus saja memberontak.
"Tolong lepaskan keluargaku. Yang mereka lakukan hanyalah membantuku."Tratiana segera memohon pada Archer yang kini sibuk mengobati tangan dan kakinya yang memerah itu.
Archer segera mengusap lembut pipi Tratiana sembari tersenyum."Tidak bisa. Mereka adalah pion untuk saya agar kamu tidak bisa memberontak lagi dari saya."
"Selama kamu tidak meninggalkanku. Maka mereka akan aman."
Mendengar kata-kata itu, Tratiana bergidik. Ia segera mengigit bibirnya merasa kesal.
"Sebenarnya aku mau membunuh mereka ketika tahu bahwa kamu dibantu oleh mereka. Namun,jika mereka terbunuh....aku takut kamu akan membenciku jika aku melakukannya."ujar Archer dengan suara rendahnya lalu dengan pelan ia memeluk tubuh Tratiana yang terdiam kaku itu.
Kesal
Tratiana benar benar merasa kesal mendengar ucapan yang dikeluarkan oleh Archer.
Tok tok tok
"Bicaralah."ujar Archer masih asik memeluk tubuh Tratiana.
"Semuanya telah siap,Yang Mulia."
"Cepatlah,istriku sudah lelah dan ingin beristirahat."
"Baik,Yang Mulia."
Setelah berkata seperti itu,Tratiana dan merasakan kereta yang mereka tumpangi itu seperti melayang dan sedetik kemudian seperti tertarik dengan cepat dan hal itu mampu membuat perut Tratiana merasa bergejolak ingin mengeluarkan isi perutnya.
Archer yang melihat wajah pucat istrinya lantas membiarkan wanita itu memuntahkan isi perutnya lagi ke lantai kereta dan dengan sekali jentikan muntahan yang mengenai karpet kereta itu menghilang.
Pintu kereta segera terbuka menampakkan Yeter yang kini menatap heran melihat Archer tengah mengusap punggung Tratiana.
"Segera panggil tabib."ujar Archer langsung membawa pergi Tratiana dalam gendongannya masuk kedalam mansion lalu menuju kamar mereka.
*****
"Selamat,Yang Mulia. Ducchess kini tengah mengandung penerus anda."ujar sang tabib lalu segera melangkah pergi di antar oleh Yeter.
Archer yang mendengar hal itu segera tersenyum lalu mencium bertubi tubi punggung tangan istrinya itu.
"Kita akan jadi orang tua."ujar Archer segera mengecup kedua pipi Tratiana yang masih terlelap itu.
Tratiana yang merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh seluruh permukaan wajahnya lantas membuka matanya dan mendapati Archer kini memandanganya dengan senyuman lebar.
"Bersiap siaplah. Kamu sebentar lagi akan menjadi seorang ibu dan aku akan menjadi seorang ayah. Kita akan jadi orang tua!!"ujar Archer dengan senang.
Tratiana yang mendengar itu segera membuang pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]
Fantasy***** Tratiana gadis biasa yang hidupnya monoton dimana ia hanya memikirkan kuliah- pulang rumah-mengoleksi dan membaca novel. Suatu hari ia tiba tiba saja masuk kedalam salah satu novel yang akhir akhir ini ia baca yaitu novel dark romance fantasi...