*****
Setelah mengistirahatkan tubuh semalam. Pagi ini,Tratiana tengah melangkah menyusuri taman ditemani kepala pelayan.
Dirinya segera tersenyum mengingat kejadian tadi pagi bersama Lux.
Ia yang baru saja terbangun merasa heran melihat Lux suaminya yang memasang ekspresi wajah yang terlihat seperti orang shock,tak percaya dan berbagai macam ekspresi pria itu munculkan.
"Yang Mulia? Anda kenapa?"tanyanya menatap heran Lux.
Lux yang ditanya segera menoleh lalu menatapnya dengan mulut ditutup."Kita sudah malam pertama? Jadi begini rasanya malam pertama?!"tanyanya sedikit histeris.
Tratiana yang melihat betapa antusias suaminya pun segera menahan tawanya. Ia lantas menaruh sebelah tangannya di pipi pria itu."Belum. Kita belum melakukan malam pertama."
Kelopak mata Lux sedikit bergerak lalu tiba-tiba wajahnya memerah tersipu malu.
Ah...Tratiana benar-benar tersenyum kala mengingat ekspresi malu suaminya pagi itu.
Netranya segera terpaku pada pria yang pagi ini membuatnya tersenyum itu tengah melangkah bersama pria yang ia sebut sebagai tuan Lenium.
Langkah kakinya segera memelan ketika melihat kedua pria iru terhenti dan ekspresi wajah kurang mengenakan tuan Lenium kepada suaminya.
"Yang Mulia-"
Tratiana segera menahan ucapan sang kepala pelayan.
"Bisakah kamu tinggalkan saya disini?"tanya Tratiana membuat sang kepala pelayan memasang ekspresi enggan namun tak urung mengundurkan diri meninggalkannya sendiri di balik pilar mansion.
"Anda tidak bisa seperti ini Yang Mulia. Mengenai segala keuangan ,itu seharusnya menjadi tugas saya yang memang ditugaskan sebagai orang tua asuh anda."
Terdengar suara tak suka dari Lenium.
"Tapi tuan Lenium-"
"Apakah sekarang anda berani menentang saya,Yang Mulia?! "
"Saya ini orang tua asuh anda,Yang Mulia. Saya yang merawat anda sedari anda kecil sampai sebesar ini. Saya yang paling tahu segala seluk beluk keluarga anda."tiba-tiba saja terdengar suara penuh kesedihan membuat kening Tratiana mengerut dalam.
"Ma maafkan saya tuan Lenium. Anda bisa mengaturnya, saya akan memberitahu istri saya baik-baik mengenai ini. Jangan bersedih lagi tuan Lenium."
Kini Lux tengah menatap penuh kekhawatiran pada pria tua itu yang tengah mengusap kedua matanya dengan sapu tangan.
Tratiana segera melangkah mendekati Lux ketika melihat tuan Lenium pergi masih dengan mengusap kedua sudut matanya dengan sapu tangan,netranya menangkap Lux yang kini tengah mondar-mandir dengan raut wajah penuh kegelisahan.
"Yang Mulia."
Lux segera menoleh lalu sedikit terkejut mendapati Tratiana. Pria itu segera tersenyum sembari menjulurkan tangannya meminta Tratiana untuk menggenggam tangannya.
"Kamu cantik sekali,istriku."puji Lux yang kini menatapnya intens.
"Terimakasih. "
"Emm...siapa tadi yang tengah berbicara dengan anda,Yang Mulia?"tanyanya berbohong sembari berjalan mengikuti Lux.
"Tuan Lenium. Ada apa istriku?"
Tratiana segera menggelengkan kepala, ia ingin sekali mengungkit mengenai tuan Lenium tetapi nampaknya bukan saatnya dirinya ikut campur, terlebih ia masih baru di kediaman suaminya.
Sesampainya di sebuah taman,keduanya pun segera mendaratkan bokongnya pada sebuah bangku.
"Kemarin saya sudah berjalan-jalan mengelilingi mansion dengan ditemani kepala pelayan. Saya sangat suka dengan desain ruang kerja saya,Yang Mulia."ujar Tratiana sambil memerhatikan kedua tanggannya yang tengah digenggam oleh Lux.
"....istriku,mmm...sebenarnya mengenai urusan keuangan mansion,bisakah kamu menyerahkannya ke tuan Lenium?!"
"Kenapa begitu,Yang Mulia? Bukankah sewajarnya saya yang mengurusnya?"
Lux segera kelabakan ,pria itu merasa tak enak hati pada Tratiana."Bu bukan seperti itu,istriku. Hanya saja, ini permintaan langsung dari tuan Lenium. Aku tak enak hati menolaknya mengingat ia adalah orang yang sudah aku anggap orang tua. Jadi...aku minta maaf jika meminta hal ini,istriku."jelasnya.
Mendengar penjelasan penuh ketakutan dari Lux,Tratiana segera menghela nafas lalu menatap intens Lux." Yasudah kalau begitu. Saya akan menuruti ucapan anda,Yang Mulia."
"Maafkan aku."
"Tidak apa-apa,Yang Mulia. Saya menghormati keputusan anda."
*****
Walau Tratiana mengatakan bahwa ia membiarkan tuan Lenium mengatur keuangan mansion. Ia bukan sepenuhnya membiarkannya saja.
Kini ia tengah menyesap tehnya sembari memperhatikan pria yang sudah cukup umur itu tengah memarahi beberapa pelayan wanita.
Raut wajah penuh amarah serta cacian tersampai jelas di pendengaran dan penglihatannya. Beda sekali dengan kemarin,dimana pria itu menampakkan wajah menyedihkan didepan suaminya.
Netranya segera bergulir melihat surat pengunduran diri beberapa pelayan di mejanya.
Baru tiga hari ia menjadi nyonya di mansion ini,sudah ada beberapa pelayan yang mengundurkan diri entah akibat ulah siapa ia tak tahu.
Walau ia tak memegang kuasa sepenuhnya pada mansion,namun ia memegang kuasa atas para pekerja mansion dan segala hal yang bersangkutan dengan kediaman ini selain keuangan tentunya.
Dirinya segera menghela nafas mengingat betapa kekurangan mansion yang ia tempati ini. Padahal pangkat yang dimiliki suaminya itu tak main-main namun entah dimana kekayaan suaminya iti dilarikan ia tak tahu.
Kemarin,ia benar-benar mempelajari semuanya namun rasanya sangat aneh ketika melihat furnitur-furnitur tua yang seharusnya diganti dan beberapa hal yang seharusnya tak dipakai lagi itu dipakai di mansion ini.
Mansion yang terlihat menawan karena arsitekturnya ini terlihat kurang mengenakan dan reot jika diperhatikan lagi. Tratiana sampai geleng-geleng kepala ketika mendapati keluhan dari para prajurit yang kekurangan senjata dan peralatan yang seharusnya dikenakan para prajurit bangsawan.
Bukan hal itu juga,ia sampai heran ketika melihat baju suaminya yang hanya beberapa potong saja.
Ia merasa heran,kemana perginya uang warisan dari kedua orang tua suaminya dan hasil kerja keras suaminya itu sendiri.
Segera ia mengangkat pandangannya lalu menatap sosok yang sedaritadi berdiri menemaninya itu.
"Persiapkan kereta,Kailus. Sudah waktunya saya pergi."titahnya pada Kailus yang sedaritadi berdiri memegang teko.
Kailus segera menunduk lalu melangkah pergi.
Berbicara mengenai pelayan ekslusifnya ini. Awalnya Kailus tak mengikutinya namun karena permintaan dari keluarganya kepada Raja akhirnya Kailus pun dikirimkan ke wilayah kekaisaran Aethelred menyusul sehari setelah kepergian dirinya sehingga kemarin barulah pria itu sampai di kediaman.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]
Fantasy***** Tratiana gadis biasa yang hidupnya monoton dimana ia hanya memikirkan kuliah- pulang rumah-mengoleksi dan membaca novel. Suatu hari ia tiba tiba saja masuk kedalam salah satu novel yang akhir akhir ini ia baca yaitu novel dark romance fantasi...