TWELVE

5.8K 323 0
                                    

*****

      "Salam Yang Mulia Permaisuri. Terimakasih atas undangan anda,saya merasa terhomat menerima undangan dari anda."

Permaisuri yang tengah menyesap teh sembari memandang Tratiana lantas memasang senyum tipisnya lalu menaruh cangkir tehnya."Angkat pandangan anda,Ducches."

Tratiana segera mengangkat pandangannya,dirinya segera memasang senyum semanis mungkin pada wanita cantik di hadapannya ini yang menjabat sebagai ibu kekaisaran ini sekaligus bibi dari suaminya itu.

"Silahkan duduk,Ducches."

"Terimakasih."

Setelah mendaratkan bokongnya,pelayan yang sedaritadi berdiri di kejauhan lantas melangkah sembari mendorong troli yang berada di depannya lalu segera menuangkan teh di cangkir milik Tratiana.

"Silahkan diminum,Ducches. Ini adalah teh dari bunga Krisan yang saya tanam di taman istana. Sangat bagus untuk tubuh anda."

Tratiana segera menyesapnya lalu menaruh kembali minuman itu dan kembali menatap wanita cantik dihadapannya ini.

"Walau dua hari lalu saya sudah mengucapkan ini tetapi saya ingin mengucapkannya lagi sendiri tanpa Yang Mulia Kaisar. Selamat bergabung menjadi bagian keluarga kekaisaran Aethelred. Saya sangat menghargai keputusan anda karena telah menerima keponakan saya."

"Terimakasih juga untuk anda Yang Mulia. Suatu kehormatan dari saya karena Yang Mulia Permaisuri dan Yang Mulia Kaisar menerima saya bergabung menjadi bagian dalam keluarga anda."

"Senang mendengarnya. Semoga apa yang Ducchess bicarakan sesuai dengan isi hati anda."ujar sang permaisuri sembari tersenyum manis.

*****

"Dasar wanita ular. "ujar Tratiana yang kini sudah berada di dalam keretanya.

Ia benar-benar kesal mengingat kejadian tadi di istana permaisuri.

Wanita yang menjabat sebagai permaisuri itu terus saja menyindir secara halus mengenai suaminya dan dirinya.

Ditambah lagi,wanita itu secara terang-terangan mengetesnya dan memberikan teh yang begitu masam sehingga mau tak mau ia harus menahan ekspresinya.

Ia merasa heran dengan sikap manis permaisuri kepada dirinya dan suaminya itu. Ia kira wanita itu adalah wanita baik namun ternyata ia salah.

Ia akui bahwa wanita yang berhasil menempati hati kaisar bukanlah wanita polos yang ia kira. Itu hanyalah omong kosong belaka.

Ia merasa senang ketika mendapatkan surat undangan itu dan hendak menjalin kerjasama dengan permaisuri namun nyatanya perkiraannya mengenai permaisuri langsung hancur lebur ketika mengetahui bahwa permaisuri tak menyukai dirinya.

"Ini adalah bunga yang paling saya sukai dan sayangi. Anda bisa memilikinya,Ducches. Anggap saja bunga ini sebagai ucapan terimakasih dan selamat datang dari saya untuk anda dan terkhususnya untuk keponakan saya. Bunga ini adalah bunga kesukaan keponakan saya."

Netranya segera turun kala melihat bunga Krisan pemberian dari Permaisuri. Ia ingat dengan jelas senyuman manis Permaisuri berikan padanya ketika menyodorkan sebuket bunga Krisan.

Kriet

"Yang Mulia."panggil Kailus membuat Tratiana segera tersadar dari lamunan.

Wanita itu sedikit kaget karena tak sadar ia sudah kembali ke kediamannya.

Segera ia turun dari kereta lalu melangkah memasuki mansion.

"Tolong simpan bunga ini di ruang kerja saya."ujarnya sembari menyodorhkan buket bunga itu pada Kailus yang langsung diterima oleh pria itu.

I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang