NINETEEN

4.1K 291 6
                                    

*****


Satu minggu adalah waktu yang cukup bagi Tratiana untuk terbiasa dengan hal baru yang ia alami itu.

Kini,ia tengah terduduk dengan raut wajah bosan dan sedikit kesal

"Yang Mulia."

"Ya,istriku?"

Menghela nafas sebentar,Tratiana menoleh menatap tajam Lux yang tengah menopang dagunya dengan sebelah tangan sambil tersenyum manis.

"Apakah anda tidak punya pekerjaan?"

Lux berpikir sebentar lalu menggelengkan kepala dengan wajah polosnya.

"Ck..lalu mengapa anda mengganggu saya? Lebih baik anda kerjakan pekerjaan anda yang menumpuk itu."omelnya.

Lux hanya tersenyum saja dan malah menarik tubuh Tratiana masuk kedalam dekapannya."Jang marah. Aku hanya ingin bersama denganmu sebentar saja."

"Anda sudah disini mengamati dan menjahili saya selama tiga jam,Yang Mulia."bantahnya yang langsung keluar dari pelukan Lux yang kini mendengus.

"Pergilah,Yang Mulia. Sedaritadi saya ingin fokus mengerjakan pekerjaan saya."

Tratiana segera mendorong punggung Lux keluar dari ruang kerjanya.

"Panggillah aku jika kamu merindukanku,istriku."

Tak

"Aku tak akan merindukan anda,Yang Mulia. Jadi pergilah,kerjakan pekerjaanmu."

Setelah mengatakan hal itu,Tratiana kembali melangkah menuju mejanya sembari memijit kepalanya yang terasa pening akibat tingkah manja Lux.

"Setelah dipikir-pikir lagi,sudah sampai mana alur antara Rasta dan Razen?"gumam Tratiana yang kini sedikit termenung kala sekelebat ingatan tentang dunia novel."Sepertinya sudah masuk ke tahap dimana Rasta bertemu sang tiran dan juga pemeran kedua pria."

"Ugh...akhir-akhir ini,tubuhku rasanya lemas sekali."

Semenjak ia bermimpi buruk, Tratiana selalu merasa lemas tak bertenaga bahkan dirinya merasakan sedikit sesak nafas kala tertidur.

Hal itupun mampu membuat Lux mengkhawatirkan kondisinya.

*****

Sehabis berkeliling memeriksa setiap hal yang ada dalam kediaman membuat Tratiana merasakan kelelahan.

Ditengah langkah kakinya menyusuri lorong kediaman,netranya mendapati sebuah pohon besar nan rindang.

Sepertinya kelelahannya ini akan sedikit berkurang jika ia duduk berteduh menikmati angin dibawah pohon itu,pikir Tratiana.

Demi menghilangkan kelelahannya itu,kini ia tengah terduduk di bawah pohon mencoba menghirup udara segar dan menikmati angin yang menerpa wajahnya itu.

Nyatanya sapuan angin mampu membuat Tratiana sedikit merasakan kantuk. Ia pun mencoba menutup mata sejenak namun tanpa sadar ia malah terjatuh kedalam alam bawah sadar.

Merasakan tubuhnya seperti melayang,Tratiana segera membuka matanya seketika.

"Yang Mulia?!"

Lux yang tadinya tengah melangkah sembari menggendong Tratiana lantas menghentikan langkahnya lalu menunduk menatap Tratiana.

"Mata anda."ujar Tratiana spontan kala sekelebat melihat warna mata Lux yang nampak aneh itu.

I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang