SEVENTEEN

4.4K 266 1
                                    

*****

     "...hah?!" Kucuran keringat membasahi kening Tratiana.

Entah mengapa sudah seminggu ia memimpikan hal yang sama namun cukup menyeramkan itu.

Netranya segera bergulir ketika merasakan disampingnya ada pergerakan.

"Bermimpi buruk lagi?"

Segera ia kembali membaringkan dirinya lalu menatap Lux yang tengah menatapnya dengan pandangan khas orang bangun tidur." Hal yang sama?"

"Hmm..."gumamnya sembari membiarkan pipinya di usap oleh pria yang menjabat sebagai suaminya itu.

"Kesini,aku akan memelukmu hingga tertidur."

Dengan penuh kelembutan,Lux segera menarik tubuh Tratiana lalu membawanya kedalam dekapan hangat pria itu.

Rasa merinding segera tergantikan oleh hangatnya dekapan Lux. Tratiana lantas memeluk erat pria itu lalu mencoba menutup matanya.

Berbicara mengenai Tuan Lenium,dia dinyatakan meninggal dunia akibat terserang binatang buas sesaat ingin kembali ke kediamannya di wilayah Berens.

Tak mau ambil pusing,Tratiana pun mencoba menikmati waktu berduanya bersama Lux yang kian hari makin manja dan ingin menempel padanya layaknya lem.

Mengenai masalah alur cerita dari Rasta dan Razen kini tak ia pedulikan lagi mengingat ia tidak berada di negaranya dan malah menikahi tokoh yang tak pernah disebutkan dalam dunia novel yang ia baca itu.

*****

Tok tok tok

"Yang Mulia,ini saya Yeter."

"Masuklah."

"Ada surat untuk anda."

Setelah mengatakan dan menaruh sebuah amplop ke atas meja kerja Lux,ia segera melangkah menuju meja kerjanya sembari menggelengkan kepalanya heran.

Ia tak habis pikir akan tingkah tuannya selama hampir dua bulan ini.

Lihat saja! Bukannya kembali bekerja tetapi pria yang memiliki warna bola mata yang berbeda itu tengah asik berdiri di jendela memandang ke arah luar dengan ekspresi wajah yang mampu membuat bulu kuduknya berdiri seketika.

Ia tahu betul bahwa dari jendela ruang kerja tuannya itu mereka bisa langsung melihat ke rumah kaca dan di waktu seperti ini pastilah Ducchess tengah duduk di rumah kaca sembari mengerjakan pekerjaannya.

"Apakah anda tidak akan bekerja lagi,Yang Mulia?"tanyanya membuat senyuman Lux meredup pria itu segera menoleh padanya.

"Apakah saya memberikan ijin untuk mengobrol selagi jam kerja,Tuan Yeter?"

"Maafkan saya,Yang Mulia."Yeter segera menghela nafasnya malas dan memilih mengatupkan kedua bibir indahnya sebelum sesuatu terjadi padanya.

Melihat pelayan ekslusifnya itu diam,Lux pun kembali memutar badannya lalu tersenyum sembari melambaikan tangannya kala pandangannya bertubrukan dengan wanita manis yang menjabat sebagai istrinya itu.

*****

Dilain sisi,Tratiana hanya bisa menggelengkan kepala heran ketika mendapati suaminya tengah melambai padanya dari ruang kerja yang berada pada lantai ketiga.

"Mengapa suamiku terlihat manis sekali?!"gumamnya sembari membalas lambaian tangan pada Lux.

"Anda sudah dibutakan dengan cinta,Yang Mulia."

"Benarkah aku sudah jatuh cinta dengan suamiku?"

Kailus segera menuangkan kembali teh pada cangkir yang sudah kosong itu." Sepertinya?!"

I BECAME WIFE IN A TRAGIC NOVEL[On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang