35 (spesial 'Revan')

1.2K 174 14
                                    

Part ini tidak ada sangkut pautnya dengan alur cerita utama! Silahkan baca  jika tertarik ataupun skip untuk membaca kelanjutan jalan cerita.... (Nunggu gua up😭🙏)

Langit sudah menggelap, namun ketiga remaja itu masih saja menatap ragu sebuah mansion yang berada di hadapan mata.

Glek..

Mereka menelan ludah, gugup. Perasaan macam ini membuat ketiganya saling memandang, gerak gerik mata mereka terus mencari kepastian. Tak kunjung menemukan apa yang dicari membuat belahan bibir mulai terbuka...

"Beneran yakin ini?"

"Gak papa, gua yakin itu cuman rumor"

"Udah gua pastiin orang tuanya masih ada kerjaan di luar kota kok"

"Pokoknya misi ini harus berhasil"

Huftt.. menghela nafas sejenak yang selanjutnya di ikuti anggukan kepala dengan mantap.

"Demi Revan" ujar mereka bertiga bebarengan

Yah. Alkan, Rengala, serta Sagara kini tengah mematangkan niat untuk meminta izin masuk ke mansion milik Revan. Mobil yang ditumpangi diparkiran agak jauh dari sana agar kejutan yang mereka siapkan lebih sempurna.

Pintu mobil terbuka dengan Alkan yang membawa berbagai macam bungkus makanan, sementara itu Sagara menenteng beberapa kotak kado di tangannya. Selanjutnya diikuti Rengala yang dengan hati-hati membawa kue coklat bertulisan 'Happy birthday Revan si babu sekolah'

Kaki mereka melangkah santai dan akhirnya terhenti pada gerbang megah itu. Satpam yang berjaga di sana tentunya kaget dengan kehadiran beberapa orang asing.

"Maaf dek, lagi nggak punya receh" ujar pak satpam itu

"Enggak gitu pak, kami bukanya mau ngemis" balas Sagara

"Oh maaf dek tapi bapak nggak ada uang buat beli dagangan kalian" ucap satpam sekali lagi

"Pak biar saya luruskan, kami nggak lagi jualan juga. Kami bertiga itu temannya Revan, ini mau ngasih kejutan buat ulang tahunnya" jawab Rengala dengan senyum ramah

Seketika Sagara dan Alkan menjatuhkan rahangnya, mereka berdua kaget! Heh yang benar saja?! Rengala yang mereka kenal itu tengil mana ada sopan kek gini?

"Ah masak sih, nggak mungkin tuan muda punya temen bentukan kayak gelandang gini" celetuk satpam itu sembari menatap ketiga orang dihadapannya dengan penuh selidik

"Jujur saja kalau saya emang spek gelandang pak, tapi dua orang di samping saya ini nyata orang kaya" timpal Alkan yang diikuti senyum ikhlas nya

Nah pernyataan itu kemudian dibenarkan oleh Sagara berserta Rengala dengan anggukan kepala. Memang ya terlalu jujur dan polos itu nggak baik, untung saja Alkan bukan orang yang mudah sakit hati.

"Beneran nih? Kalian bukan maling kan ya? Atau odgj yang kabur dari Rumah Sakit Jiwa? Atau -" tanya sang satpam penuh curiga

"Pak ayo baku hantam sekarang" balas Rengala yang hilang kesabaran

Anak itu bahakan meminta Alkan untuk memegang kue yang telah di siapkan dan bersiap menggulung sweater nya sebatas siku agar mudah melakukan baku hantam.

"Lho lho lho kok ngamuk?" Heran pak satpam

Selagi cekcok yang berkepanjangan, mereka bahkan tak sadar ada seorang perempuan tua berpakaian pelayan yang datang menghampiri.

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut di luar" ujar pelayan tua itu

"Ini lho bi, mereka ngaku-ngaku jadi temen nya tuan muda. Yah masak tuan muda punya modelan temen seperti mereka, saya kan curiga" ujar sang satpam

Help a Rich BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang