11

5.7K 774 26
                                    

Bruk

Alkan menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk nan lembut itu. Kamar apartemen ini cukup mewah untuknya, perlu diingat tempat kostnya dulu sangat sederhana.

"Empuk bangettt" ucapnya

Alkan berguling-guling pada kasur tanpa menghiraukan bahwa ia sekarang tampak seperti bocah. Senyum merekah terpasang pada wajah itu, sungguh layaknya kucing yang di beri ikan secara cuma-cuma.

Senyum itu surut ketika mengingat perlakuan Gara tadi. 'menyebalkan' sepertinya kata ini cocok untuk menggambarkan sosok Gara, begitu pikirnya. Namun sesungguhnya kata itu lebih tepat ditunjukan pada Alkan sendiri. Pada intinya Alkan tak sadar diri.

"Ah iya juga. Kata Arland, baju, seragam dan stok makanan sudah disiapkan" ucap Alkan dalam hati

Lantas ia bergegas bangkit lalu meneliti dan memeriksa kebenaran dari perkataan pak tua yang sekarang secara tak langsung telah menjabat sebagai bos nya.

Senangnya bukan main, semuanya persis seperti perkataan Arland. Lengkap.

"Yah gak sabar besok akhirnya gua akan memasuki sekolah itu" gumamnya

.

.

.

.

Pagi menjelang dengan mentari yang sudah bersinar terang, namun remaja itu masih menggeliat nyaman dalam tidurnya.

Hari pertama sekolah dimulai dengan keterlambatan seorang Alkan, kesan pertama yang baik bagi murid baru. Dengan tergesa-gesa Alkan bersiap untuk memulai sekolahnya, sialnya ia belum membeli kendaraan!

"Mampus gua! Kalau gini udah jelas telat cok" ucapnya sembari menghentikan taksi di pinggir jalan

Padahal walau menggunakan kendaraan pribadi pun Alkan akan tetap terlambat, namun setidaknya ia akan terlambat dengan keren! Pamer kendaraan baru yang masih mengkilap itu cukup keren lho hehehehe

"Kayaknya Gara udah stay di kelas deh, mau gimanapun dia kan murid teladan. Kelihatannya" batin Alkan selama dalam perjalanan

Namun.....

Pfft

"Gila, ternyata Gara masih golongan murid normal" ujar Alkan lirih disertai tawa yang tertahan

Siapa sangka Sagara turut berbaris dengan kumpulan murid yang terlambat pagi ini. Alkan agak syok menyadari Gara berbaris bersamanya, ternyata di balik muka itu ada sesosok anak nakal di dalamnya.

"Bagi murid seperti kalian yang sama sekali tidak menghormati waktu, kalian itu bla bla bla blaa...." Jelas seorang guru yang ada di depan mereka

Alkan mendengarkan ceramah gratis itu dengan ogah-ogahan, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Benar-benar brandal seperti Alkan tak mempan hanya dengan kata-kata!

"Baiklah sebelum kalian melewatkan jam pelajaran terlalu lama, sekarang lari lima putaran di lapangan ini!" Perintah guru itu pada para siswanya

"Lah pak..." para siswa serempak hendak membantah perintah guru itu, namun mereka kalah cepat

"Tidak ada bantahan!" Bentaknya

Hah? Yang benar saja. Lapangan ini luasnya bukan main! Tiga putaran saja sudah cukup lelah apalagi lima, mau simulasi jadi atlet lari apa?!

"Oh iya. Untuk kamu Sagara, bantu bersihkan kamar mandi sekolah setelah jam pulang nanti. Silahkan masuk kelas dulu sekarang" ujar guru itu

Sepertinya guru itu masih mempunyai rasa kemanusiaan, buktinya ia memberikan hukuman yang lebih manusiawi untuk Gara. Jelas tak mungkin Gara ikut berlari keliling lapangan ini dengan kaki yang pincang. Kalaupun ikut, selesai lima putaran nya kapan? Nanti sore?

Help a Rich BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang