Syurrr
Segelas jus dituangkan dengan sengaja pada piring yang berisi makanan. Seketika kantin yang ramai berubah menjadi sepi sebab atensi para siswa teralihkan oleh kejadian itu.
Pemilik makanan itu mendongokkan kepalanya. Ah dia kira siapa, ternyata hanya sekelompok manusia sampah yang bergerombol di mejanya. Tawa renyah mereka membuat pemilik makanan itu jengah.
Pemimpin para sampah- sebut saja Kevin agar lebih mudah. Kevin menatap Gara dengan tatapan angkuh, mengambil sendok hendak mengaduk makanan yang terguyur jus itu agar tampak lebih menjijikan.
Sebelum sendok itu mencapai piring makan, tangan Sagara menahannya.
"Lu boleh pukul gua, tapi jangan mempermainkan makanan" ucap Gara menatap Kevin dengan nyalang
"Gua gak ada alasan buat nurutin lu" angkuh Kevin
Sagara makin mencengkram kuat tangan Kevin. Kevin yang merasakan cengkraman di tangannya menguat kemudian mencondongkan badan, mendekatkan diri pada telinga Sagara.
"Semakin lu berontak, semakin gua gak akan segan-segan buat bunuh keluarga kesayangan lu itu" ancam Kevin dengan berbisik
"Keluarga lu yang tersisa cuma kakek tua itu dan si Arland. Gua tau sebenci apapun lu sama mereka, lu masih punya rasa sayang kan? Gimanapun mereka itu keluarga lu" sambung Kevin
Cengkraman itu agak lebih mengendor namun belum sepenuhnya lepas, Kevin hanya melirik sekilas lalu melanjutkan ucapannya lagi.
"Melenyapkan nyawa mereka sama sekali gak merugikan gua. Lagipula gua udah secara resmi menjadi pewaris, semua aset kekayaan ada di tangan gua. Satu-satunya yang rugi disini cuma lu Gara" lanjutnya
Sepenuhnya cengkraman itu sudah terlepas, lantas Kevin menegakkan badannya dengan senyum penuh kemenangan. Lagi-lagi Sagara kalah.
Ancaman itu selalu efektif untuk mengendalikan Gara yang masih seperti kucing liar. Kevin butuh tali kekang yang kuat untuk menahannya agar tak berontak.
Dihadapan pilihan untuk melindungi keluarganya yang tersisa atau melawan Kevin, sekali lagi ia memilih melindungi keluarganya. Sagara hanya terus bertahan, tanpa tau sampai kapan ia kuat untuk bertahan.
Sebagai pewaris yang dikenalkan dengan sebutan sang anak tunggal Arland, seorang Kevin pastinya tak akan pernah dicurigai apabila membunuh keluarganya.
"Dasar bajing*n licik" gumam Gara
"Pujian untukku" balas Kevin tanpa melihat Gara
Ia mengaduk makanan yang sekarang nampak menjijikkan. Setelah selesai dengan kegiatan itu, Kevin kembali menatap Gara.
"Nih makanan yang cocok buat hewan liar kayak lu" ejek Kevin sembari menyodorkan piring dengan makanan menjijikkan itu
"Menjijikkan sama sepertimu" ujar Gara yang melirik tajam Kevin
"Hahaha" tawa renyah Kevin diikuti para bawahannya
Namun semua tawa itu tak berlangsung lama, wajah Kevin kembali datar seperti semula.
Gerp
Sagara kaget ketika Kevin tiba-tiba menjambak rambutnya. Gara agak meringis sakit, rambutnya benar-benar ditarik kencang.
"Ketika gua bilang makan yah makan!" Sentak Kevin
Tujuannya melakukan semua itu hanya satu, membuat Gara tertekan hingga mengakhiri hidupnya sendiri. Ia tak bisa membunuh Gara begitu saja. Jika Gara terbukti terbunuh olehnya, tentu manusia bernama Arland akan mengamuk. Mengendalikan Arland tak semudah itu, lagipula cara itu sebenarnya cukup menghibur menurut Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help a Rich Boy
FantasyTransmigrasi protagonis? antagonis? figuran? Mau adu nasib sama Alkan Devano yang baru aja tidur malah kebangun di raga burung merpati. ----------------------------------------------------- Saat ini ia mulai mengamati tubuhnya sendiri, kaki bentukn...