Alkan hampir lupa! Yang terpenting sekarang adalah keadaan Sagara. Bocah itu memang sudah berhasil keluar dari dalam air namun bisa saja ia sudah meninggal kan?
--
"Bangs*t!" Teriak Alkan sesaat setelah tak merasakan adanya hembusan nafas dari hidung Sagara
"Gak boleh mati! Jangan mati!" Batin Alkan mencoba menguatkan hati
Dengan panik dia mengecek denyut nadi dan detak jantung Gara, namun hasilnya tetap sama. Ia benar-benar gelagapan sekarang! Mau bagaimanapun Gara telah memberikan tumpangan sekaligus makanan gratis untuk Alkan.
"Rumah sakit!" Itulah yang terlintas dalam benak Alkan
Ia harus segera membawa Gara ke rumah sakit tapi bagaimana dengan sayapnya? Orang-orang akan menatapnya aneh atau akan bereaksi seperti apa?
"Bodo amat lah" putusnya
Alkan lantas mengendong Sagara dengan bridal style, dapat ia rasakan bahwa tubuh anak itu terasa dingin. Alkan mati-matian untuk berpikir positif, mendekap Gara agar lebih hangat.
Saat mencoba terbang dengan tubuh manusianya Alkan berkali-kali hampir terjatuh. Ia belum terbiasa, cara terbangnya belum stabil. Meski begitu Alkan akan berusaha terbang lebih capat dan membiasakan tubuhnya karena sekarang ada nyawa yang ingin ia selamatkan.
Sesekali ia melihat Gara yang seolah tenang dalam dekapannya. Hal itu memacu Alkan untuk segera mempercepat kepakan sayapnya, ia takut apabila remaja dalam dekapannya itu telah benar-benar pergi dari dunia.
"Jangan mati dulu! Gua janji kalau lu bisa bertahan, gua bakal bikin Kevin sama gerombolannya tunduk sama lu!" Ucap Alkan pada tubuh dingin yang ia dekap
Dibawah sana terlihat kota yang ramai dengan setiap aktivitas makhluk hidup. Pupil matanya bergerak mencari sebuah gedung dengan nama rumah sakit!
"Nah itu!" Ucapnya lantas memelankan kepakan sayapnya
Alkan mendarat di sebuah gang kosong dan kotor. Ini pilihan terbaik, akan terlihat aneh apabila ada seseorang yang basah kuyup turun dari rooftop rumah sakit.
Sebelum keluar dari gang itu Alkan berharap sayapnya hilang walau hanya untuk sesaat. Tak lama kemudian ia memantapkan diri untuk segera berlari menuju gedung dengan sebutan rumah sakit itu.
Alkan yang memasuki rumah sakit dengan berlari membuat semua pandangan menatap ke arahnya.
"Mbak tolong! Dia habis tengelam!" Teriak panik Alkan pada seorang wanita resepsionis rumah sakit tersebut
.
.
.
.
"Tadi kok gak kepikiran buat kasih nafas buatan ya? Bodohnya otak ini" gumam Alkan yang menepuk-nepuk kepalanya
"Eh tapi Gara kan cowok! Gak jadi bodoh, gua pinter dikit" ucap Alkan menyangkal kebodohannya
Harusnya tadi Alkan melakukan pertolongan pertama seperti itu, namun otaknya lemot untuk memuat informasi sekitar. Tapi yah sudah lah, tak apa, lagipula ia tak terlambat membawa anak itu ke rumah sakit.
Alkan sekarang berdiri di depan pintu yang masih tertutup, di sana ada seorang bocah yang ia dekap tadi. Dia agak tenang sekarang.
"Mas?" Panggil seorang suster sembari menepuk punggung Alkan
"Eh iya mbak ada apa?" Jawab Alkan sopan kemudian membalikkan badannya
"Mohon maaf sebelumnya, tapi baju masnya basah jadi mohon ganti baju dulu" ucap suster itu

KAMU SEDANG MEMBACA
Help a Rich Boy
FantasiTransmigrasi protagonis? antagonis? figuran? Mau adu nasib sama Alkan Devano yang baru aja tidur malah kebangun di raga burung merpati. ----------------------------------------------------- Saat ini ia mulai mengamati tubuhnya sendiri, kaki bentukn...