Ting...
Lift terbuka menampilkan sosok Alkan dengan stelan jas yang begitu menawan. Hal pertama yang ia sadari setelah sampai di lantai 4 adalah betapa sepi dan hening nya tempat ini.
Kaki nya melangkah santai melewati lorong. Sesampainya di ujung lorong, ia di sambut dengan suasana megah tempat itu. Meskipun hanya terlihat beberapa orang yang tengah berseliweran.
"Lantai ini benar-benar berbeda" gumamnya
Lantai ini tak berisi anak-anak muda seperti lantai sebelumnya. Kebanyakan sosok orang dewasa yang terlihat disini.
"Tuan Hessel?"
Alkan berbalik menyadari ada suara yang memanggil tepat dibelakangnya. Matanya melihat penuh selidik dan waspada pada orang itu.
"Anda bernama Hessel Saregio bukan?" Bisik orang itu dengan pelan
"Nama asli pemilik topeng ini rupanya" batin Alkan, untung saja ia sempat memeriksa dompet berisi kartu nama sebelum memakai semua barang ini
"Ya" jawab Alkan singkat
Setelahnya orang itu malah tersenyum lega. Alkan bahkan bertanya-tanya kenapa orang asing ini mengetahui nama pemilik topeng yang ia curi? Semoga saja orang yang ada di depannya tak sadar bahwa ia bukanlah Hassel Saregio yang dia kenali.
"Kukira anda tak akan datang! Nomor antrian anda sudah hampir dekat, biar saya antarkan ke tempat tunggu" ucap orang itu
Untunglah sekarang ia sedang memakai topeng, kalau tidak mungkin sekarang raut bingung itu akan terlihat jelas.
"Baiklah" ujar Alkan mengiyakan dan pasrah mengikuti orang itu
Toh, daripada nantinya ia dicurigai lebih baik mengikuti alur saja. Lagipula ia juga belum hafal ruangan yang ada di lantai ini.
Selain itu, menurutnya orang ini sepertinya tidak berbahaya. Dilihat dari gelagatnya dapat ia simpulkan bahwa kemungkinan orang ini adalah seorang pemandu yang mengarahkan para pembeli atau tamu ke tempat yang sudah mereka pesan.
"Anda terlihat berbeda daripada yang di foto ya tuan Hassel" ucap orang itu sembari memandu Alkan
"Kau mencurigai ku?” tanya Alkan
Orang itu menggelengkan kepalanya ribut, ia tak bermaksud seperti itu!
"Bukan begitu tuan, hanya saja anda tampak lebih tampan dan tinggi, sedikit berbeda dari foto yang anda kirimkan! Maafkan saya jika perkataan saya tadi menyinggung" ujarnya
Alkan hanya berdehem seakan mengiyakan perkataan orang itu. Sepanjang jalan ia melihat beberapa ruangan, membuatnya bertanya-tanya kelebihan apa yang di sediakan di lantai ini.
"Aku ingin bertanya sesuatu" ucapnya tiba-tiba
"Katakan saja tuan, saya akan menjawabnya" balas orang itu dengan ramah
"Kenapa banyak ruang di lantai ini?" Tanyanya
"Ah, wajar saja anda tak tau. Anda adalah tamu baru, jadi saya akan menjelaskannya. Lantai ini adalah tempat pelelangan, barang ilegal di jual belikan di sini. Setiap ruangan melakukan pelelangan yang berbeda-beda dan jangan lupakan bahwa setiap ruangan memiliki pemiliknya sendiri" jelasnya
"Jika ada sudah memasuki ruangan, hidup dan mati anda ada di tangan master sang pemilik ruangan. Maka dari itu pastikan jika penawaran yang anda lakukan setara dengan barang yang akan anda beli" sambung penjelasan orang itu
Alkan lantas menganggukkan kepalanya. Jadi lantai ini bisa dikuasai beberapa orang dan mereka juga melakukan lelang pada ruang kekuasaannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help a Rich Boy
FantasyTransmigrasi protagonis? antagonis? figuran? Mau adu nasib sama Alkan Devano yang baru aja tidur malah kebangun di raga burung merpati. ----------------------------------------------------- Saat ini ia mulai mengamati tubuhnya sendiri, kaki bentukn...