15

5K 705 34
                                    

Lelah. Itu yang Alkan rasakan saat ini. Sejak memasuki gerbang sekolah, ia sudah mondar-mandir mencari sosok Gala. Tapi anak itu sama sekali tak dapat Alkan temukan, sampai rasanya ia sempat berpikir mungkinkah seorang Gala adalah makhluk astral.

"Sialan! Kemana sih anak itu" batin Alkan yang turut kesal mencari Gala

Sementara itu, saat ini Gala sendiri baru saja selesai memanjat dinding belakang sekolah. Ia yang datang terlambat memutuskan cara aman agar terhindar dari hukuman.

"Huft, akhirnya gak kena huku-" ujarnya sempat terpotong saat ia hendak berjalan pergi

"Gak kena hukuman gimana maksudnya?!" Ucap seseorang yang berdiri dibelakang Gala

Terkaget dengan suara seseorang di belakang punggungnya membuat Gala seketika menoleh kebelakang.

"Mampus" batinnya setelah tau seorang guru yang paling terkenal killer di sekolah sedang mengawasi kelakuan Gala

"Sekarang ikut bapak ke ruang BK!" Sentak guru itu sembari menarik lengan Gala

"Eh pak pelan lah pak, pengertian dikit kek ke saya. Tadi saya telat bangun karen-" rengek Gala di setiap langkah

"Alasan mulu kamu! Dari mulai telat bangun, ban bocor, montor nyungsep di selokan, lupa kasih makan kecoa lah sampai kesrempet buaya! Alasan kamu kadang bikin saya geleng-geleng kepala" kesal sang guru dengan panggilan pak Udin. Ia sesaat memijat pelipisnya, agak stres menghadapi perkerjaan ini

Jujur, pak Udin sudah lelah lahir dan batin dengan kelakuan Gala yang selalu mencari alasan disaat ia berbuat salah. Malah kadang alasan yang diberikan tidak masuk akal!

Contohnya kemarin ketika Gala bolos dua jam mata pelajaran. Ia beralasan bahwa ketika hendak pergi ke kelas, ia di hadang oleh sekelompok kucing liar yang imut. Jadi ia pergi ke kantin untuk memberi makan kucing-kucing manis itu. Alasan konyol yang bahkan anak kecil pun tak mungkin percaya.

Maka dari itu, sedari kemarin pak Udin menahan diri agar tidak memasukkan Gala ke rumah sakit jiwa atau setidaknya melempar anak itu ke kandang singa.

Di saat Alkan yang sibuk berkeliling mencari Gala, padahal bocah itu sekarang sedang dikurung dalam ruang BK dengan siksaan ceramah monoton para guru.

.

.

.

.

Kringgg...Kringgg

Bunyi bel istirahat sudah mengema, sudah saatnya Alkan melanjutkan pencarian kitab suc- maksudnya mencari Gala yang tak kunjung ditemukan.

Sebelum keluar dari kelas Alkan menoleh pada Gara yang sekarang sedang membuka kotak makan. Mirip bocah SD yang masih membawa bekal, imut.

"Bawa bekal udah, tas ada, buku novel siap. Oke, Gara gak ada alasan keluar kelas sekarang" batin Alkan

Alkan memastikan Sagara aman sejenak selagi ia mencari Gala. Semua sudah siap, mulai dari makana, keperluan sekolah juga sudah ada di tas, buku novel yang Alkan pinjam di perpustakaan kemarin juga sudah tersedia di atas meja.

Untuk jaga-jaga jika Gara bosan ia tak perlu pergi dari kelas karena Alkan sudah menyiapkan setumpuk buku novel seru rekomendasi dari petugas perpustakaan.

"Lu jangan keluar kelas dulu! Kalau ada apa-apa hubungi gua" ujar Alkan bagai seorang ibu yang takut meninggalkan anaknya sendiri di rumah

"Gua gak ada nomer handpho-" ucapan Gara tersela oleh Alkan

"Oh gua udah simpen nomernya kemaren pas handphone lu ketinggalan di kelas. Emang gak sopan tapi buat jaga-jaga aja, lu kan kepala batu" ujar Alkan yang sekarang melangkah pergi meninggalkan kelas

Help a Rich BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang