31

1.8K 179 9
                                    

Sekarang kedua orang yang memiliki hubungan darah yaitu Arland sang ayah dan Kevin putranya tengah berada di ruang kerja dengan diiringi suasana yg kian menegang. Kemarahannya membuat aura sang ayah menjadi mengerikan.

Arland menajamkan matanya melihat sang anak yang masih saja menegakkan kepala seakan tak memiliki kesalahan. Tangannya merogoh saku mengambil pena lalu menekan sebuah tombol tersembunyi di sana.

Suara renyah Kevin yang dengan jelas telah menunjukkan bukti negosiasi narkoba terus terputar hingga selesai. Namun lagi-lagi kepercayaan diri sang putra belum runtuh.

"Akui sekarang Kevin, setidaknya jangan buat ayah malu karena telah membesarkan dirimu" ucap Arland

"Aku tidak melakukan apapun, untuk apa aku mengakui sesuatu yang tak pernah kulakukan" balasnya dengan percaya diri

Arland melangkah mendekat tepat berhenti di depan putranya itu. Memegang kedua pundak sang putra sembari tersenyum miring.

"Dengarkan, saya paling benci pembohong!" Lantas kedua tangannya dengan sengaja meremas pundak itu secara kasar

"Kasus ini sudah ayah laporkan kepada pihak berwajib. Penyelidikan harusnya sudah di mulai sejak pagi tadi, ayah harap kamu bertanggungjawab atas apa yang kamu ucapkan" ucapnya seraya melepaskan cengkraman pada pundak itu dan beralih menepuknya sesaat

Pria paruh baya itu kemudian keluar ruangan, menapakkan kakinya meninggalkan sang anak yang masih terpaku di sana.

Hufft

Helaan nafas berat dengan kepala yang tertunduk menunjukkan seberapa leganya ia setelah mendapatkan Interogasi dari sang ayah. Tekanan di ruangan ini benar-benar membuatnya kehabisan energi.

Meskipun percakapan ini begitu singkat namun raut wajah dan aura kemarahan seorang Arland benar-benar mengerikan. Bahkan ia sempat berpikir dapat terbunuh hanya dengan tatapan tajam itu.

"Syukurlah, setidaknya pihak berwajib tak akan mungkin mampu menemukan bukti yang memberatkan diriku" batinnya

Kepala yang tertunduk itu kini menegak kembali mengumpulkan kepercayaan diri nya lagi. Lantas setelahnya tercetak senyum miring yang diikuti langkah kaki keluar ruangan.

"Semua nya akan tetap berjalan sesuai rencana" gumamnya

Rasya, ibunya yang telah melihat sang putra menuruni tangga hanya tersenyum geli melihat Kevin yang nampak lega. Ayolah, semuanya akan berjalan baik-baik saja seperti biasanya...

"Jika tidak bisa menghilangkan bukti secara keseluruhan, cara saja kambing hitam yang mampu menerima beban kesalahan mu"

Sepasang ibu dan anak itu saling menatap dengan ucapan batin yang sama. like mother like son...

.

.

.

.

Sementara itu di waktu yang sama namun berbeda tempat-

"Ngaku nggak lu! Apa yang lu lakuin sat!" Bentak nya seraya melemparkan sepatu agar mengenai orang yang berdiri dihadapannya

Orang itu kemudian menghindari dari lemparan sepatu yang telah dilayangkan temannya. Tanpa diizinkan bicara seseorang kemudian ikut-ikutan memberi bensin pada api yang sedang menyala.

"Udah pasti tuh anak bikin masalah lagi, nih.." ucapnya seraya mencopot sepatunya untuk diberikan pada pelempar handal di sebelahnya

Bruk!

Pas! Kena sasaran. Untung saja Revan memberikan amunisi tambahan supaya Gala mampu mengenai target.

Hufft

Help a Rich BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang