24

2.8K 318 8
                                    

"Bersiaplah dan ambil jas mu" ucap Kevin pada Renan yang selesai menata rambutnya

Kevin pergi tanpa menunggu balasan Renan. Sedangkan Renan hanya menatap punggung temanya itu yang lambat laun menjauh.

Sekali lagi ia menjadi ingat akan pertemuan pertama mereka. Yah, mereka sewaktu bocah....

---

Brak...bruk!!!

"Berisik" batinnya

"Benar-benar bodoh"

"Keluarga mu pasti malu memiliki anak berotak udang"

"Nah lihat yang aku dapatkan! Kertas ulangan Minggu kemarin"

"Pfft nilainya menjijikkan, si bodoh ini hanya beruntung lahir di keluarga kaya hahaha"

"Sialan, mulut mereka terlalu banyak bicara" gumamnya

Bocah kecil berumur sekitar tujuh tahun saat ini terpaksa harus membuka matanya. Kini ia benar-benar kesal! Dia ingin bersantai di bawah pohon setelah lelah bermain, namun apa?!! Ia malah terganggu dengan suara berisik itu.

Tap..tap..

Kaki kecil itu melangkah keluar dari balik pohon. Tangannya terulur mengambil batu kerikil.

Takk..!

Krikil berukuran sedang itu melesat terarah kepada tiga orang bocah yang tengah memojokkan dan merundung anak lain.

"Aghh!!! Sakittt" teriak bocah itu spontan sesaat kerikil mengenai badannya

"Siapa yang berani melakukan ini!!" Balas temannya sembari menengok ke kanan dan ke kiri

"Aku" jawab singkat Kevin kecil yang bersandar pada pohon tempatnya tadi bersantai

Mereka melihat Kevin sekilas. Anak dengan penampilan sederhana namun masih terkesan mewah, tampak seperti seorang dari keluarga menengah ke atas.

"Berhentilah menatapku, atau ku congkel matamu" ujar Kevin dengan keangkuhan

Kevin kecil yang sangat frontal dan kasar sangat berbanding terbalik setelah mulai menginjak remaja. Kevin Aprilio yang di kenal sekarang bisa dengan baik menyembunyikan wajah aslinya di balik topeng.

"Heh kau tak tau siapa aku?! Aku anak wali kota di wilayah ini! Minta maaflah sekarang atau ak-" Ujar salah satu bocah tadi yang membalas ucapan angkuh Kevin, namun pada akhirnya di sela

"Ck, kau gila sampai berani memerintahku? Apa aku tampak peduli dengan status keluarga mu? Pergilah sebelum aku membuat kalian menangis dan mengadu" ancam Kevin yang mulai mendekati ketiga bocah itu

Kevin kecil makin berjalan mendekati ketiganya, sedangkan ketiga bocah itu perlahan berjalan mundur karena merasa terintimidasi. Tepat di depan salah satu bocah, Kevin memegang kerah anak itu.

"Aku bisa memukulmu sekarang, tapi aku masih berbaik hati. Jadi pergilah" ujarnya pelan namun terasa jelas perasaan terancam itu.

"T-tunggu ssaja pembalasan ku nanti!" Teriak ketiga bocah itu yang pergi menjauh karena merasa Kevin tak bisa mereka hadapi

Pandangan Kevin beralih pada bocah berkacamata tebal dengan mata merah menahan tangis. Ia melangkah mendekat namun kakinya menginjak sebuah kertas. Untuk sesaat Kevin memperhatikan kertas itu, lalu kemudian tersenyum manis seperti bocah polos.

"Nilai mu jelek!" Ucapnya blak-blakan

Siapa yang berpikir Kevin ingin menghiburnya? Ah itu bukan gayanya. Bahkan bocah kecil berkacamata yang tadinya menahan tangis kini benar-benar meluapkan tangisannya!

Help a Rich BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang