32

2.6K 242 5
                                    

"UDAH GUA BILANG GUA NGGAK NGAPA-NGAPAIN!"

Bruk

Tubuhnya tersungkur setelah mendapatkan pukulan yang cukup keras tepat di bagian perut. Ia sedikit meringis sembari memegangi perutnya. Sekedar memberi tau, pukulan ini sakit apalagi ia belum makan sejak kemarin! Tapi malah sudah mendapatkan memar seperti ini.

Bahakan pipinya saja masih panas akibat tamparan beberapa saat yang lalu. Jangan kira dia tidak melakukan perlawanan! Ia sudah melakukannya namun lawan nya jauh lebih kuat secara fisik.

Kerah kemeja nya di tarik yang membuatnya harus mendongokan kepala. Kini lapangan itu lama-kelamaan mulai ramai entah dengan hadirnya siswa maupun siswi yang penasaran ataupun heboh dengan bisik-bisikan nya.

"Pecundang kek lu bisa-bisanya lecehin cewek! Udah pincang bikin masalah lagi" bentak orang itu

"Gua sama sekali ngg-" ucapnya tertahan

Lagi-lagi gosip menyebar seperti api yang membakar rumput kering. Bisikan berisi ucapan menghina dengan tatapan yang tertuju pada Sagara membuatnya hampir goyah.

Bibirnya agak bergetar, hampir tak sanggup untuk menjelaskan apa yang terjadi. Sungguh Sagara tak suka hal ini, saat dimana dia merasa lemah. Belakangan ini hati nya agak rapuh, namun seperti biasa ia harus tetap kuat.

"Ini semua nggak seperti yang lu pikirkan! Tolong percaya, gua sama sekali gak nyentuh cewek itu" bela nya

"Percaya? Gak ada satu pun orang di sini yang bisa percaya sama lu" ucapan orang itu lirih yang hanya dapat di dengar oleh Sagara

"WOY! Kalian dengerin! Orang ini telah melecehkan seorang gadis, lihat di sebelah sana gadis itu sedang menangis! Jadi masih ada kah yang mau bersimpati pada si pincang ini?" Teriak nya sembari menunjuk Sagara

Di pojok sana nampak Kelly dengan pipi basah akan air mata yang kini tengah mengenakkan jaket sembari di dekap temannya. Semua mata tertuju pada Sagara dan Kelly, tapi tatapan itu berbeda. Mereka menatap Kelly dengan kasihan dan simpatik, berbeda dengan Sagara yang diberi lirikan jijik serta kebencian.

Intimidasi mereka meruntuhkan Sagara, kejadian ini pernah terjadi padanya. Seperti Dejavu akan masa lalu yang kembali terulang. Mata nya mulai berembun, TIDAK! dia tak ingin menangis! Namun bocah dalam dirinya takut.

"Menjijikkan!"

"Kasihan Kelly, dia bisa trauma kalau ada kejadian seperti ini"

"Sudah pincang menyusahkan lagi!"

"Memang yah, orang yang nggak jelas asal usulnya pasti nggak pernah dapat pendidikan etika dalam bersikap"

"Orang tuanya kan pembantu hahaha, pantas kelakuannya rendahan pula" 

"Harusnya nggak kaget sih, orang beberapa tahun yang lalu dia juga pernah mukul ibunya Kevin kan? Wajar lah sikap nya memang sudah buruk dari awal"

Sagara tersenyum tipis, hati nya hampa. Dia sudah menerima semuanya, ia mengerti. Jemarinya perlahan mengendorkan kekuatan agar tangan orang yang tengah mencengkeram kerah nya bisa dengan bebas melakukan apapun.

Matanya agak terpejam siap dengan tangan yang akan melayang hendak memukulnya. Namun ia tak merasakan apapun, ternyata tepat di depannya Rengala tengah menahan pukulan orang itu.

"is okay, don't cry" ucap lirih Rengala sembari mengusap lelehan kristal bening yang berasal dari mata Sagara

Sagara menerjapkan matanya, sial nya dia tak menyadari hal itu. Dia malu! Ia lelaki, tak seharusnya menangis di hadapan orang banyak seperti ini!

Help a Rich BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang