Namun tangan Kevin sudah lebih dulu dicekal seseorang. Ia melihat orang yang sudah lancang berani menghentikan tindakannya. Terlihat name tag Alkan tertera disitu.
--
"Wah rupanya murid baru yang gak tau diri itu" ucap Kevin menatap nyalang
Alkan menaikkan sebelah alisnya heran, informasi kedatangannya cepat sekali diketahui Kevin.
"ah ternyata mata dan telinga mu ada dimana-mana" ujar Alkan yang sudah melepaskan tangan Kevin
"Tentu, harusnya dengan itu lu sadar berhadapan dengan siapa" ucap sombong Kevin
"Oh, gua sangat tau berhadapan dengan orang seperti apa" ujar Alkan
"Ada baiknya orang rendahan kayak lu gak usah ikut campur urusanku dengan bocah ini" hina Kevin
"..." Tanpa menjawab Alkan mundur kebelakang melewati beberapa meja
Kevin yang melihatnya tersenyum bangga seakan ia telah menang. Ia kembali menatap pada Gara yang terdiam di tempat duduknya.
"Pahlawan kesiangan mu itu sudah pergi, lagi-lagi lu ditinggalkan" ejek Kevin dengan menepuk-nepuk pipi Gara
Gara menyingkirkan tangan kotor Kevin dari pipinya, "gua gak butuh sosok pahlawan ataupun pelindung, lagipula dia juga bukan siapa-siapa"
"Sungguh? Lu udah gak percaya siapapun setelah Cakra berkhianat?" Ejeknya
Dalam diam Sagara mengeratkan genggaman tangannya, kenapa ingatan tentang Cakra masih melekat jelas. Pengingkaran janji dan penghianatan itu adalah kenangan terburuk yang pernah ia alami.
Karenanya Gara tak pernah menerima siapapun sebagai teman, seakan membatasi diri dengan tembok yang tak terlihat. Meski Alkan sudah meminta Gara untuk menjadi temannya, Sagara tetap belum sepenuhnya menerima sosok Alkan. Mau bagaimanapun ia sekarang tak percaya bahkan melupakan arti dari pertemanan.
Disaat semuanya fokus pada Kevin yang merundung Gara, tanpa menyadari Alkan berjalan mendekat pada kedua orang itu lagi. Di tangannya ada dua kotak susu yang sudah dibuka.
Dan tepat setelahnya...
Syurr
Dua kotak susu itu ditumpahkan diatas kepala Kevin.
"Gua tau benar berhadapan dengan siapa. Gua berhadapan dengan sosok pengecut yang suka bersembunyi dibalik punggung orang lain ketika ia berbuat salah" ujarnya sembari menuang habis kotak susu itu
Renan dan Dion yang ada di samping Kevin masih memproses keadaan ini, keduanya belum pernah melihat situasi dimana ada orang yang berani melawan Kevin secara terang-terangan.
Dion yang sudah tersadar dari lamunannya itu segera mencekal tangan Alkan, namun sayang seribu sayang Kevin sekarang sudah bermandikan susu yang lengket itu.
"Apa-apaan lu sialan!" Sentak Dion dengan mencengkram kerah Alkan
"Apa?! Gua hanya mencoba menyiram hati kotor itu, siapa tau bersih. Nyatanya tetap saja kotor, bukankah itu menjijikkan?" Ujar Alkan yang menatap Dion
Sedangkan Kevin saat ini malah tersenyum miring, ia bertemu lagi orang yang menentangnya mirip dengan Cakra.
"Gak ada kain, jadi pakai aja almamater gua" ucap Renan sembari menyodorkan almamater itu pada Kevin yang ingin mengelap wajah dan rambutnya
Kevin dengan senang hati menerima pemberian Renan, mengelap wajah itu lalu mendatarkan ekspresi sembari memperhatikan tingkah Alkan.
"Berhentilah bersembunyi dibalik anjing-anjing peliharaanmu" ucap Alkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Help a Rich Boy
FantasíaTransmigrasi protagonis? antagonis? figuran? Mau adu nasib sama Alkan Devano yang baru aja tidur malah kebangun di raga burung merpati. ----------------------------------------------------- Saat ini ia mulai mengamati tubuhnya sendiri, kaki bentukn...