30

1.8K 159 6
                                    

Brum...Brum

Mobil mewah itu memasuki pekarangan mansion miliknya. Kini pada setiap langkah yang ia kerahkan semakin cepat seakan mengejar sesuatu.

Bahkan wajahnya memancarkan raut kekecewaan dan amarah. Dalam benak nya masih saja terngiang-ngiang akan kebenaran yang baru saja ia dapatkan. Bagaimana mungkin putra yang telah ia besarkan dengan kasih sayang penuh bisa berbuat hal seburuk itu.

Kehidupan Kevin Aprilio adalah bentuk kesempurnaan. Arland memberikan segalanya yang ia punya. Entah dari segi harta, kehormatan, kedudukan, kasih sayang, kebebasan, dia telah menyerahkan semua yang dia miliki di kehidupannya.

Tapi pada kenyataannya hal yang dilakukan putranya itu benar-benar membuat seorang ayah terpukul. Mengedarkan narkoba? Itu merupakan sesuatu yang sama sekali tak terpikirkan di benak Arland. Sebenarnya apa kekurangannya dalam mendidik sang anak sampai melenceng jauh seperti itu?

"KEVIN!" Teriaknya sesaat setelah memasuki mansion

"KEVIN!! Cepat kemari dan datang ke ayahmu!" Panggilnya sekali lagi

Anak itu sama sekali tak terlihat batang hidungnya. Pada saat yang sama seorang wanita dengan dress nya kemudian menampakkan diri

"Sayang kenapa berteriak-teriak seperti itu? Ada apa?" Tanya wanita itu dengan lembut

"Dimana Kevin, panggil dia untuk menghadap ku!" Balas ketus Arland

Wanita tersebut nampaknya sadar akan perubahan wajah sang suami yang penuh emosi. Dia memikirkan apa yang telah anaknya perbuatan sampai-sampai membuat sang suami mencarinya dalam keadaan marah.

"Dia sedang berada di rumah temannya, Kevin bilang dia ada ujian Minggu depan maka dari itu ingin belajar bersama teman-temannya" ujar Rasya seraya memegang lengan suaminya untuk meredam amarah Arland

"Anak itu mungkin akan pulang besok pagi Ar, dia sudah meminta izin ku untuk menginap. Mungkin dia ingin menghabiskan waktu bers-"

"Suruh dia pulang segera, sebelum aku yang menyeretnya pulang" balas Arland

"Ada apa sih dengannya?!" Jengkel Rasya dengan sikap Arland yang tiba-tiba datang bersama amarahnya

"Baiklah aku akan segera memintanya pulang, tapi bisa jelaskan padaku apa yang membuat suamiku ini marah hemm?" Tanyanya seraya mengarahkan Arland agar ikut dengannya duduk di sofa ruang tengah itu

"Putra kita membuat masalah yang tak dapat aku maafkan" ujar Arland sembari memijat keningnya, pusing akibat kelakuan putranya

Wanita di sampingnya itu mengangguk kepalanya. Sepertinya kelakuan putranya itu sudah keterlaluan sehingga bisa membuat sang suami yang tadinya selalu lemah lembut menjadi semarah ini.

"Aku akan menelepon nya" ucap sang wanita itu, kemudian segera beranjak dari sana untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di kamar

Selang beberapa saat saja, Rasya selaku sang istri telah datang dengan nampan yang berisi teh hangat untuk Arland.

"Kevin akan datang setengah jam lagi, rumah temannya agak jauh jadi tenangkan dirimu dulu. Menyelesaikan masalah dengan kepala yang dingin akan lebih bijak" ujar Rasya yang duduk sembari menempatkan cangkir teh di depan Arland

"Minumlah dulu Ar, kamu baru pulang jadi istirahat lah sebentar selagi menanti Kevin pulang" ucapnya disertai senyuman lembut penuh ketulusan

Arland memperhatiin hal itu. Rasya adalah wanita yang baik, seharusnya kelakuan Kevin bisa sebaik ibunya. Tangannya terulur untuk memegang cangkir teh hangat, ia menghargai apa yang telah istrinya berikan.

Help a Rich BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang