Puk...
Monolog tak jelas yang terus dilontarkan pemuda mabuk itu terhenti akibat tepukan tangan Alkan. Pemuda itu menoleh dan memandang Alkan dari atas ke bawah.
"Maafkan saya yang tidak sopan ini tuan! Tapi ada seorang nona muda yang meminta anda untuk menemuinya" ujar Alkan seraya membungkuk badan sejenak selayaknya pelayan yang meminta maaf
"Siapa?" Tanyanya
Dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Alkan berpura-pura bingung kemudian menjawab, "saya kurang tau tuan, dia tak menyebutkan namanya. Tapi nona cantik itu mengatakan bahwa tuan tampak tampan dan menarik! Jadi ia ingin bertemu secara pribadi"
Pemuda mabuk itu sedikit mengerutkan keningnya, berpikir sejenak. Tak lama kemudian ia tersenyum lebar dan dengan sigap berdiri dari sofa empuknya.
"Kau benar! Siapapun wanita itu, pasti dia tertarik padaku" ucapnya seraya membenahi kemejanya
"Ah tentu tuan, anda sangat mempesona! Biar saya antarkan menemuinya" balas Alkan dengan sopan
Mereka berjalan beberapa langkah dengan Alkan di depan sebagai pemandu jalan. Namun kemudian...
"Tunggu!" Bentak pemuda setengah mabuk itu
Alkan lantas membalikkan badannya mengubah mimik sebal yang menempel di wajah itu menjadi senyum ramah.
"Berjalanlah di belakangku! Kau hanya perlu mengatakan di mana wanita cantik itu" titah sang pemuda
Tanpa menjawab, Alkan hanya menganggukkan kepalanya pelan dan dengan sopan memberikan tempat agar pemuda itu dapat berjalan di depannya.
"Bisa-bisanya pelayan ini jauh lebih tinggi dariku! Dan lihatlah tubuhnya itu aghh.."
"Semua orang bisa salah sangka jika melihat ku berjalan di belakangnya, bisa di kira aku pelayan dan dia malah Tuan ku!"
Batin pemuda itu terus-menerus menggerutu menyadari Alkan yang tampak mencolok dan mempesona dengan postur tubuhnya. Tapi meskipun begitu, demi harga dirinya yang angkuh. Ia percaya bahwa pelayan itu buruk rupa dan hanya bisa mengandalkan tubuh tegapnya.
"Meski dia jauh lebih baik dalam hal bentuk tubuh, tapi wajahnya pasti buruk rupa. Yah mau bagaimanapun aku itu tampan" batinnya dalam hati
Berbeda dengan Alkan yang acuh tak acuh. Yang terpenting baginya adalah memanfaatkan pemuda bodoh itu!
.
.
.
.
Lantai 4. Tempat yang luas dengan berbagai ruang di dalamnya. Dalam salah satu ruang, terdengar dialog antara manusia yang saling tawar-menawar.
"Bagaimana? Sesuai dengan permintaanmu?" Tanya seorang lelaki dengan topeng rubah, Kevin
"Hemm... Seperti biasa, kau selalu memberikan yang terbaik" balas wanita berpakaian mini itu sembari tersenyum puas
Dengan gerakan tangan ke atas, wanita itu memanggil bawahannya untuk segera mendekat. Tentunya dengan sigap bawahannya itu mendekati sang nyonya dengan membawa koper berisi uang.
Tangan lentik wanita itu membuka koper dan menunjukkannya pada Mr. Fox di depannya. Kedua orang itu tersenyum, tanda kesepakatan transaksi telah terbuat.
Meskipun begitu, sang wanita cantik itu melirik pada bodyguard mr.fox yang sekilas saja sudah terlihat sangat tampan. Walau sebenarnya orang yang sedang di samping Kevin adalah Renan, temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help a Rich Boy
FantasyTransmigrasi protagonis? antagonis? figuran? Mau adu nasib sama Alkan Devano yang baru aja tidur malah kebangun di raga burung merpati. ----------------------------------------------------- Saat ini ia mulai mengamati tubuhnya sendiri, kaki bentukn...