Gara jadi menyadari bahwa masih banyak orang yang memiliki nasib lebih buruk darinya. Ah iya, mereka lantas menoleh pada Alkan menantikan apa yang akan ia ucapkan.
"Apa? Gua yatim piatu" ujarnya
--
Krik...krik...
Entah dari mana suara jangkrik yang menganggu keheningan ini. Duh sekarang jadi canggung kan, sepertinya mereka bertanya masalah keluarga pada orang yang bahkan tak memiliki keluarga!
"Ini tongkrongan full broken home"
"Kan...kan! Salah tanya kan"
"Kalau gua kasih Alkan uang, ntar jadi santunan bukan ya namanya?"
Mereka kini malah sibuk dengan pikirannya masing-masing, dikarenakan ungkapan Alkan yang menyatakan bahwa dirinya yatim piatu membuat suasana makin suram.
"Tapi gua punya adek sih" ujar Alkan memecah keheningan itu
Ketiga orang tadi lantas menenggakkan kepala lalu menatap Alkan berbinar seakan penuh harap, sebab mereka merasa akan ada secercah cahaya dari tongkrongan yang gelap ini.
"Tapi dulu" lanjut Alkan
"Mati lampu lagi nih keknya" batin mereka bertiga
"Kok dulu?" Tanya Gara memberanikan diri
"Pisah pas di panti, soalnya gak ada yang mau mungut anak kek gua" jawabnya
Memang sepertinya Revan harus segera pulang dan membeli banyak lampu agar pembicaraan semacam ini memiliki sedikit penerangan.
"Kok kalian surem banget! Santai aja deh" ucap Alkan yang sedari tadi memperhatikan mereka
"Santai mata lu! Ngomongin orang mati mana bisa santai bego" sentak Revan sembari menepuk-nepuk kepala Alkan
Gala serta Sagara hanya dapat tersenyum, rasanya puas sekali. Melihat Alkan yang di pukul oleh Revan membuat hati kedua orang itu lega dan bahagia. Hari yang indah! Jarang sekali mereka melihat dugong itu berhasil di pukul.
"Eh lu tuh gak di ajak! Yang keluarganya lengkap jauh-jauh sana!" Cerca Alkan pada Revan
"Lengkap sih lengkap, tapi gak pada selingkuh di depan anak juga lah anj**g" balas Revan
Nah kan, kedua dugong itu berdiri sembari mencengangkan kerah. Bersiap-siap adu pukul, padahal Revan maupun Alkan sama sekali tak merasa tersinggung. Namun, entah kenapa rasanya ingin memukul satu sama lain.
Sedangkan, dua makhluk yang masih santai duduk lesehan itu saling pandang. Sagara menatap Gala seakan berkata, 'urus tuh dua bocah' tetapi Gala malah mengangkat kedua tangannya seraya menggelengkan kepalanya seperti memberi isyarat bahwa, 'gua gak sanggup'
Terlambat, Alkan dan Revan sudah saling pamer kekuatan. Kelihatannya kedua makhluk itu tak benar-benar serius, lantas Gala dan Sagara menghempaskan nafas lega.
"Seru juga ya" ujar Gara
"Mau taruhan gak? Siapa menurut lu yg bakal menang?" Balas Gala sembari menjulurkan tangannya
Gara dengan senang hati menjabatnya. Kapan lagi mereka menonton sesuatu yang seseru ini, sekarang pun keduanya malah menyoraki Alkan dan Revan agar lebih seru dalam baku hantam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Help a Rich Boy
خيال (فانتازيا)Transmigrasi protagonis? antagonis? figuran? Mau adu nasib sama Alkan Devano yang baru aja tidur malah kebangun di raga burung merpati. ----------------------------------------------------- Saat ini ia mulai mengamati tubuhnya sendiri, kaki bentukn...