8. Tak menyangka❄️✨

225 107 24
                                    

Happy reading lagi gess!!💐

Kalau ada komen ngga sesuai cerita, itu karena cerita dirombak.

Ada typo tandain yaa

Ada typo tandain yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️

Cowok dengan ekspresi datar di balik maskernya ini memasuki wilayah rumahnya, ia langsung memarkirkan mobilnya ke garasi dengan keadaan Aya yang masi belum sadar.

Rumah Haru begitu besar, ini perumahan elit, tentu rumah Haru juga begitu mewah dengan nuansa putih menyelimuti. Begitu masuk gerbang, langsung di sambut halaman luas dengan rerumputan hijau, berbagai jenis tanaman serta bunga-bungaan. Garasi juga langsung nampak dari luar bangunan, di dalamnya terparkir satu mobil mewah yang barusan Haru parkirkan, satu mobil civic putih, satu motor NMX, serta satu motor Sport. Tapi ini sekarang, dahulunya tentu Haru dan keluarganya tak seperti ini.

Haru melangkah cepat memasuki rumahnya, baru selangkah masuk saja ia langsung memanggil sang Ibu.

"Mama? Ma.....Tolongin Haru Mah," ucapnya dengan nada tetap terjaga. Memang Haru itu tak terlalu terbiasa berbicara dengan nada meninggi di keadaan apapun. Kecuali ia ketakutan, atau benar-benar khawatir.

Wanita dewasa berparas cantik itu berlari dari dapur menuju ke arah Haru. Ada apa dengan putra tersayangnya?

"Hah? Aduh eh? Haru kenapa? Ini siapa? kenapa dia Sayang?" rentetan pertanyaan dari Nella, yang kaget. Matanya saja terbelalak, tidak menyangka sedikit pun Haru sedang menggendong seorang gadis asing.

Sedangkan selama ini saja Haru tidak pernah punya teman dekat atau tertarik berteman karena masa lalunya. Kini malah membawa gadis? "Kamu gak lakuin apa-apa kan sayang?" lanjutnya lagi masih memandang Haru dengan heran.

Haru menghela nafas berat, "Bantu dulu Mama ku sayang.....Bukain pintu kamar tamu....." kata Haru seperti anak kecil yang merengek.

"Eh iya iya, tunggu-tunggu sayang," Nella menuju pintu kamar tamu, dan sedikit membereskan kasurnya, sebelum Aya di baringkan di sana.

"Ini siapa Haru? Dia kenapa?" tanya Nella sambil memeriksa keadaan Aya.

"Itu Mah, dia te-temen satu Fakultas ku, namanya Aya. Dia tiba-tiba pingsan pas ketemu aku di depan kampus," jelas Haru sambil berdiri memperhatikan Aya yang di cek keadaanya oleh Nella.

"Temen?" hal baru yang baru kali ini didengar Nella, "Kamu punya temen? Serius sayang?" tersirat kebahagiaan di mata Nella.

"Ih Mama, tolongin dulu loh, baru tanya-tanya Haru."

Will We Be Happy? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang