29. Rencana Weekend❄️✨

142 68 0
                                    

Happy reading🥰🍭

Klik⭐⭐⭐⭐
Nemu typo tandain yaa

Absen pakai emot🍭🍭>>

ini part niatnya seru-seruan sih...tapii...gituu

Ini yang direvisii

Ini yang direvisii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️

"Akhirnya tangan gue bebas!" Aya menunjukan tangannya itu di depan wajah Haru, ia terlihat bahagia sekali.

"Tapi jangan dipake berlebihan dulu, tar sakit lagi," ucap Haru datar.

Keduanya mengobrol di mobil yang sudah melaju itu, sudah tengah hari saat ini karena mengantri di RS itu sangat lama.

"Iya-iya sok perhatian lo."

"Dih, gue cuma sampein yang Mama gue bilang," bohong, padahal jelas itu dia sendiri yang berniat berkata begitu, sebegitu gengsi berkata kalau ia khawatir.

"Iyain deh iya," ucap Aya, kemudian kembali menatap cowok yang sibuk dengan setir itu, "Makasih lo, udah anter jemput gue terus semingguan ini," tutur Aya dengan senyum merekah di bibirnya.

Haru senang sekali melihat senyuman itu, rasanya ia ingin breakdance saat ini juga, tapi tenang dulu stay cool, "Iya kan itu juga karena Mama yang minta," elak Haru, padahal nyatanya dia sendiri yang rela dari rumah melewati kampus lebih dulu, untuk menjemput Aya baru kembali ke kampus lagi beberapa hari ini.

"Iyaa deh bilang makasih sama Mama lo kalo gitu," jawab Aya, percaya begitu saja.

"Iya-iya."

Keduanya hening beberapa saat, Haru yang fokus menyetir tiba-tiba menoleh, "Lo punya pacar?" tanya Haru.

Aya sontak menengok langsung wajah Haru, "Hah? Pacar? gak tuh," Aya jujur. Pacar darimana? Aya saja saat ini masih merasa tidak pantas untuk siapa-siapa, bahkan sepertinya tak akan pernah merasa demikian, Aya terlalu kotor menurut dirinya.

"Masa cewek ca-- cewek kek lo gak punya pacar sih?" hampir saja Haru berkata cantik, tapi lidahnya langsung terlipat hingga tidak jadi dikatakan.

"Dih, ya udah kalo gak percaya orang idup."

"Ya bukan gitu maksud gue."

"Ya gue males soal pacar-pacaran tuh, gak pernah beres. Mendingan kek sekarang, suka nya sama yang gak nyata, kasian kan gue," ucap Aya melempar tatapan keluar jendela, tak ingin tatapan sendunya terlihat Haru.

"Gak sih, gak peduli juga," potong Haru.

Aya langsung mendelik sebal dan kembali menatap Haru, "Ingin ku berkata kasar padamu," ucapnya dengan tatapan menusuk.

Will We Be Happy? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang