24. Masa Kecil❄️✨

164 73 7
                                    

Happy reading💐
Jangan silent reader pliss ramein dengan komen dan vote kalian🥹

Janlup tinggalin jejaknya⭐🥹🤍

Typo tandain yaa

❄️

Air mata anak lelaki umur anak TK itu mengucur, bahkan ingusnya pun ikut naik turun di sertai tangisan yang sedari tadi masih saja belum reda, rumah mereka tak lagi jauh, tapi kaki sang kakak sudah lelah menggendong adik kembarnya yang amat cengeng ini.

"Makannya kakak bilang jangan lari-larian sama anak gede tuh dengerin!" omel ang kakak sembari sedikit membenarkan posisi gendongan adik kembarnya.

Tangisannya malah jadi semakin besar, "Haaaa Bagas ndak tau bakalan jatoh!" elaknya.

Ragas hanya mendesis sebal, "Udah, jangan nangis lagi. Nanti minta Buk Erni obatin," ucapnya menenangkan.

"Heyy!!" seruan itu datang dari arah belakang membuat langkah Ragas terhenti. Ada dua anak lelaki bersama sepeda mereka. Mereka seumuran, dan juga saling mengenal karena satu TK.

"Iya kenapa Ren? Kay?" tanya Ragas.

"Tadi kami main ke taman kalian ndak ada. Kata anak-anak lain Bagas jatoh lagi ya?" tanya Rendy, meski seumuran tetaplah Rendy ini lebih tinggi sejak kecil, ia sedikit menunduk mengintip luka di lutut Bagas.

"Iya, hiks! akit ini huuuu," rengek Bagas turun dari gendongan sang kakak, menunjukan luka di lutut serta sikunya.

"Ih banyak lukanya, kamu halus cepetan di obatinl!" seru Kay memandangi luka Bagas, "Ayok bonceng di sepedaku aja, bial cepet sampe!" ajak Kay, menuntun Bagas agar duduk di batang sepedanya bagian depan.

Bagas menurut, ia pun ikut naik dengan Kay yang membawanya, "Okey! Kita jalan!" seru Kay girang dan amat ceria.

"Jangan ngebut-ngebut loh? Jatoh lagi aku nanti," peringatan Bagas. Pasalnya mereka pernah berboncengan begini, hasilnya malah masuk parit.

"Ah..ngga, sekarang aku lebih jago!" seru Kay terlihat sombong sekali, "Tapi kamunya harus cepet sembuh juga, kita halus main sungai lagi!"

"Pasti dong!" balas Bagas tersenyum riang.

"Ayo Ragas! Kamu sama aku," ajak Rendy.

Ragas mengangguk, ia naik berdiri di belakang ikut juga dengan sepeda Rendy, "Maaf ngerepotin sejak sepeda kami rusak," ucap Ragas. Lantaran sepeda mereka rusak, siapa yang membuat rusak? Tentu Kay dan Bagas saat keduanya balap-balapan dua hari lalu.

Will We Be Happy? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang