51. Rumah❄️✨

77 37 0
                                    


Happy reading
Klik⭐⭐⭐⭐

Senyum dulu, biar makin cakep😾🫵

Senyum dulu, biar makin cakep😾🫵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️

"Aya gue mau minta maaf," ucap Miya tiba-tiba yang sedang menonton di ponselnya, padahal sudah tiga malam ini, Miya terus termenung dan menangis setiap akan tidur, ia juga tidak masuk kampus tiga hari ini, benar-benar hanya berdiam diri di kamar Aya, serta hanya keluar saat akan tahlilan di rumah nya.

Miya sendiri ingin pulang kemarin-kemarin, tapi Aya dan yang lain memaksanya tetap di rumah Aya dulu sampai ia lebih baik.

Namun kini Miya terlihat lebih baik, keduanya tengah sibuk dengan ponselnya masing- masing, sama-sama mengenakan baju tidur di atas kasur dengan lampu utama yang sudah di matikan.

"Kenapa lo tiba-tiba minta maaf?" tanya Aya heran menaruh ponselnya dan mendekat pada Miya, apakah Miya sudah merasa lebih baik sekarang? Kalau iya Aya sangat bersyukur.

Miya menunjukan layar ponselnya, dan mengenakan sebelah earphone nya ke telinga Aya.

Aya refleks melotot mulutnya menganga, "Ih buset ngapain itu?" Aya terhenti sejenak kemudian ekspresinya berubah bingung, "Astagfirullah! Miya kampret," ucap Aya sepelan mungkin, buru-buru melepaskan earphone nya, menjauh dari layar hp Miya, sedangkan Miya malah ngakak namun suara nya ditahan sebab ini sudah jam satu malam.

"Gimana gimana? Mantep kan," ucap Miya masih terkikik geli, mendapat hempasan bantal dari Aya.

"Idung gue nambah pesek nanti, Aya." keluh Miya memegangi hidungnya yang sempat dihantam bantal.

"Abisnya lo nunjukin tanpa aba- aba anjir, gatau alurnya tau-tau ngok- ngok dia!" omel Aya yang masih syok, melihat adegan ++ di hp Miya.

"Tapi dia tu ganteng banget kan? sumpah cp fav gue!" ucap Miya meremas tangan Aya dengan geram.

"Iya ganteng, tapi kalo lo suka mereka, saingan lo cowok, " balas Aya meledek, geram sekali dengan kelakuan Miya.

Miya malah tertawa lagi, tawanya masih tetap di tahan, "Kena mental nih gue. Tapi, emang lo gak nonton ginian ya?"

"Gak. Ngeri kelelep di dunia itu gue, " balas Aya kembali berbaring menyamping.

"Iya juga sih, mending gak usah. Kan hal yang bikin nyaman belum tentu pilihan yang benar, rumah yang nyaman juga bukan berarti itu tepat," ucap Miya, ikutan berbaring lagi. Ia tau, tempat pulangnya itu salah. Tapi Miya juga tak mampu meninggalkan tempat pulangnya yang tak tepat itu.

Will We Be Happy? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang