Aku kembali, terimakasih bagi yg menunggu ku🤍
Happy reading walau story nya gaa happy
Baca dihayati, supaya terbayang kejadiannnya.❄️❄️❄️
Segera Aya melangkah menjauh dengan langkah cepat, merogoh tas untuk menghubungi tumpangan, ia khawatir Arnan datang kerumah Rina namun ia tak ada di sana, sebab Rina maupun Riko sedang tak ada di rumah.
"Arghhh!" erangan suara Haru terdengar di telinga Aya, tetapi Aya tak peduli sama sekali, ia terus berjalan di trotoar itu bersama air mata yang terus luruh. Sekitaran gelap, hanya ada lampu jalanan yang menjadi penerang jalan, daerah ini memang lumayan sepi, sebenarnya sangat berbahaya Aya berada di sini.
Ia memilih berdiri di dekat lampu jalan, menunggu taxi online yang ia pesan, "Maaf, gue jahat. Har..." lirihnya, ia tau dirinya salah begini, tapi bukankah Aya juga perlu memikirkan dirinya sendiri? Aya tak mudah percaya, Aya takut hanya kehancuran yang menantinya apabila menjalin hubungan lagi, Aya juga takut Haru hanya mendapat kecewa di masa depan karena memiliki seseorang seperti dirinya.
Di sisi lain, Haru sudah tak melihat keberadaan Aya sebab di depan sana memang ada belokan, namun ia belum bergerak dari tempatnya bahkan malah terduduk lesu di sana dengan air mata yang membasahi matanya, ia mengusap kasar kedua matanya yang berair itu.
"Sialan!" umpat Haru tak tahan lagi, ia menangis sampai lensa kontaknya terlepas sebelah sejak tadi, dan ini membuat pandangannya mulai tak karuan. Memakai sebelah lensa kontak itu berakibat buruk sekali, itu bisa membuat kepala terasa sangat pusing karena perbedaan pandangan dari salah satu mata.
Suara motor yang berhenti di belakang mobil Haru menyita atensinya, "Har!"
Haru menoleh sambil memicingkan matanya menatap wajah buram seorang yang mendekat padanya, "Ren? Sa?" Haru segera menghapus kasar air matanya lalu lekas berdiri.
"Har, Aya mana?" tanya Elisa, sebab pintu mobik terbuka namun tak ada Aya di dalamnya.
"Eh itu," Haru bingung bagaimana menjelaskannya.
"Lo nangis? Lo berantem sama Aya, Har?" tanya Elisa lagi, raut wajah Elisa langsung berubah cemas.
Haru mengangguk ragu.
Raut wajah Rendy kini ikut berubah cemas, "Terus mana dia, Har?" tanya Rendy.
Haru menjawab pelan, "Pergi."
"Ck, lo udah pastiin dia naik kendaraan belom, Har?!" tanya Elisa lagi sedikit meninggi nada bicaranya, padahal sudah dipesan untuk berhati-hati tapi kenapa Haru membiarkan Aya pergi sendirian begitu saja meskipun mereka ada permasalahan?
Haru menggeleng lagi.
"Telpon, Ren! Telpon!" titah Elisa panik sekali.
Rendy menurut, ia langsung menelpon Aya. Beberapa saat, "Hallo, Aya?"
Suara isakan tangis terlebih dulu terdengar, "Ha-Hallo, Ren? Kenapa?" suara parau Aya dari telpon.
"Lo di mana? Udah naik taxi atau ojek belom?" tanya Rendy, mereka harap-harap cemas sekarang.
"Belom, ini masih nunggu-- aw!"
Suara seperti hp terjatuh terdengar dari sana, "Bangsat lo!! Siapa lo anjing!" umpatan Aya terdengar dari telpon.
"Aya?! Aya!?" Rendy memanggil-manggil.
"Argh! Lo ceroboh banget lo biarin dia sendiri Har!" Elisa marah sekarang, ia segera menaiki motor Rendy dan membawanya tanpa berucap apa-apa lagi, ia khawatir pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will We Be Happy? || END
General Fiction[Friendship, romance, komedi but based angst story] "Light Circle password nya apa??" "Gak ada yang beres!!" seru mereka bersepuluh dengan kompak. ❄️✨:Sesuai judul 'Will We Be Happy?" Artinya, 'Akankah kita bahagia?' Ya, ini bukan hanya persoalan si...