Anyeong gess🥰
Happy readingPliss di sini Aya gak peka sama sekali, ingin Anaa berteriak di sana bilang kalo Haru tuh sukaa sama dia😭🙏
❄️
Haru mengedarkan pandangannya, "Suka es kelapa?" tanyanya ketika mendapati ada penjual es kelapa di tepi jalan sana.
Aya mengangguk cepat, "Suka! Suka banget malah."
"Ya udah ayok," Haru beranjak dari duduknya diikuti Aya, "Itu di sana ada yang jual," Haru menunjuk ke arah yang di maksud.
"Lets go!" seru Aya girang, kakinya hendak melangkah lebih dahulu, namun tertahan karena sebuah tangan menahan bahunya. Sontak Aya langsung menoleh menatap Haru.
Netra keduanya bertemu dan lagi-lagi saling terpaku, selang tiga detik, "Hm, boleh gandeng tangan lo?" tanya Haru ragu-ragu bahkan jadi mengalihkan pandanganya, tapi ini memang harus ia lakukan. Karena, ingin sekali menggenggam tangan Aya.
Hati Aya berdebar tak karuan, tapi tak semudah itu Aya untuk jatuh hati lagi, "Hm," Aya tersenyum, menampilkan ekspresi imut di wajahnya ,"Boleh kok," Aya sedikit mengangkat tanganya di posisi mengadah, siap digenggam oleh Haru.
Tentu langsung Haru sambut tangan Aya, jari jemari mereka bertaut, dan sukses membuat hati keduanya tidak aman.
Jika bukan tipe manusia tenang, mungkin Haru rasanya ingin berguling-guling sambil menghitung pasir saking senang permintaannya dituruti Aya. Karena, bagi sebagian orang saling berpegangan tangan mungkin hal biasa. Lain dengan Haru yang merasa bahwa hal seperti ini adalah hal baru untuknya, Haru 'kan tak pernah dekat dengan gadis mana pun sebelumnya.
Senyum Aya pun tak luntur, bahkan mengigit bibirnya agar terhenti tersenyum tak jelas. Cowok satu itu sangat berbeda, Aya ingat betul perbedaan Haru dengan Lelaki lain yang pernah Aya ketahui. Haru selalu meminta izin saat hendak bersentuhan dengannya, Aya jadi sangat kagum dengan itu. Sebagai seorang yang punya ketakutan tersendiri pada Lelaki tertentu, dengan Haru yang bersikap begitu, tentu membuat Aya jadi nyaman dan tak sedikit pun merasa takut saat bersamanya.
Keduanya bergandengan tapi sama-sama melihat ke arah lain, tidak berani menatap wajah. malu-malu tidak karuan, jantung saja terasa jedag-jedug secara brutal dalam dada keduanya. Bicara pun tidak, hanya bising kendaraan dan bunyi khas ombak pantai yang terdengar hingga keduanya sampai di tempat penjual Es Kelapa.
"Kang Es kelapanya dua ya," ucap Haru pada penjual.
"Siap, ditunggu dulu ya!" ucap Si Akang penjual Es Kelapa.
keduanya duduk di kursi kayu yang tersedia di sana. Tangan yang bertaut itu masih tidak terlepas, tidak saling menatap, juga tidak saling bicara, benar-benar jadi kaku seperti kanebo kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will We Be Happy? || END
Aktuelle Literatur[Friendship, romance, komedi but based angst story] "Light Circle password nya apa??" "Gak ada yang beres!!" seru mereka bersepuluh dengan kompak. ❄️✨:Sesuai judul 'Will We Be Happy?" Artinya, 'Akankah kita bahagia?' Ya, ini bukan hanya persoalan si...