79. Takdir Mereka❄️✨

81 14 3
                                    

Hallo!!
Ini part terakhir sebelum epilog

Makasih banyak buat kalian yang selama ini setia nunggu cerita Anaa, Anaa hargai banget like dan komen yang kalian kasih selama ini🥰🍭💐

Pelan aja bacanya🥹

Apapun akhirnya, itu alur terbaik buat mereka yaa, mereka sama-sama bahagia kok di tempat masing-masing, ini udah takdir author untuk mereka.

❄️✨

Langit cerah di atas sana seolah menjadi kiasan atas kebahagiaan orang-orang di sini, riuh ramai terdengar dari berbagai sudut penjuru kampus. Di bulan Februari ini, satu angkatan mahasiswa ini baru saja usai melaksanakan wisuda setelah berperang melawan tugas-tugas dan skripsi yang selalu terdengar mengerikan.

Tiga tahun lebih beberapa bulan telah berlalu meski dengan keluh kesah, susah payah, dan halang rintang yang mereka jalani. Light Circle, nama yang mereka gunakan dan tadinya beranggota sepuluh orang, tetapi kini hanya ada delapan orang di sini. Untuk hari ini mereka hanya akan fokus bahagia dengan jalan mereka masing-masing. Mereka saat ini berkumpul di satu tempat, karena hubungan mereka kian erat hingga detik ini.

Mereka delapan pemuda yang kini jelas saja sudah di usia dewasa, saling tertawa riang bersama orang-orang yang mereka sayangi, hidup mereka saat ini memang sudah lebih baik meski kedepannya tidak ada yang tau kan?

Meski terlihat sama-sama bahagia, tetapi tetap ada satu hal yang tak mungkin mereka lupakan. Itu Vino, Lelaki yang pernah mereka nilai brengsek, ternyata amat berjasa bagi Miya, Bagas juga Mery. Bertahun-tahun berlalu setelah sepeninggalannya, percayalah Vino tetap ada di dalam hati mereka sebagai sahabat mereka.

"Mama Papa, ini bunga Haru kebanyakan tolong bawain," Lelaki jangkung yang masih mengenakan toga itu merengek, mendatangi kedua orang tuanya yang tengah duduk bersama yang lain di kursi tersedia di sana, ia kesulitan membawa sekitar delapan buket bunga.

Sekitar 6 bulan seusai kebutaan yang Haru alami, atas izin Tuhannya Haru mendapat donor mata dan bisa kembali bisa melihat dunia. Usai pemulihan ia kembali aktif di kampus mengelola club juga hal-hal lain terkait musik. Jadinya banyak yang menyayangi Haru, baik para adik tingkatnya bahkan dosen-dosennya, tentu banyak buket bunga yang ia dapatkan.

Para sahabatnya yang memang duduk tak jauh dari sana sontak mentertawakan, betapa lucu Haru jika sudah di hadapan orang tuanya.

"Udah gede, depan ortu masih aja kek bocah," komen Kay yang disambut tawa, orang dirinya saja tak jauh beda manjanya. Ada tiga buket bunga yang ia miliki, tapi malah meminta Luna dan adik kembarnya yang memegangi, ia tak mau ribet.

Luna memang kembali setelah pergi selama tiga tahun, ia pergi bukan karena tak sayang. Tetapi pergi untuk bekerja di luar negeri, ia beruntung dalam pekerjaannya sehingga kembali dengan membawa tabungan yang cukup untuk membuka usaha, dan bisa hidup bertiga tanpa campur tangan Zhuan lagi.

Ya, Luna memilih bercerai sekembalinya ia ke Indonesia, meski menolak awalnya, Zhuan akhirnya menerima, pria itu pasti sadar diri.

"Kek lo gak aja!" semprot Angel yang semula berswafoto bersama orang tuanya, geram pada Kay.

"Udah sama-sama pada gede kalian tu, jangan kaya bocah kematian lagi," komen seorang yang baru saja tiba dengan karangan bunga di tangannya, seluruh pasang mata yang mengenalnya pun menatap presensinya.

Will We Be Happy? || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang