Tempat kesukaan Chan saat ini bukanlah perpustakaan tapi pusat kebugaran. Saat waktu istirahat pria itu pasti menyempatkan waktunya untuk pergi ke sana. Melakukan olahraga berat untuk membentuk ototnya.
"Aku harus lebih baik darinya" ujar Chan sembari mengingat kenangan beberapa waktu yang lalu. Setelan kelas renang, tak sengaja dia melihat Minho berganti pakaian. Tubuhnya bangus dan penuh otot. Sedangkan dia? Hmm hanya tulang dan kulit.
"Tuan Bang Chan anda punya 15 menit lagi" kata guru olahraga yang kebetulan merupakan penjaga tempat itu di akademi. Beberapa hari ini dirinya tak melihat Minho, beberapa orang mengatakan jika Minho pulang ke packnya karena ada urusan penting.
"Dia sangat mirip dengan kakak ku" kata Chan menunduk. Sikap dan aura Minho sangat sama dengan kakaknya. Dulu saat masih hidup dia selalu sibuk dan penuh tanggung jawab. Tapi kenapa Chan tak merasa seperti itu?
"Aku ingin bertemu dengannya" kata Chan sembari menghela napas pelan.
_____
Chan berlari menembus hutan lebat yang terbentang. Sejak satu bulan lalu, wolf dalam dirinya mulai bangkit dan sekarang Chan sudah bisa berubah menjadi seekor serigala abu-abu.
"Apa benar ini tempatnya?" Tanya Chan pada Chris nama wolfnya itu. Mereka seperti kebingungan satu sama lain. Karena belum pernah sekalipun keluar dari arena pack selain ke akademi.
Tak jauh dari sana, beberapa orang sibuk membangun sebuah gapura besar dan tembok. Apa ini adalah perbatasan pack mereka?
Tak jauh dari sana, sosok yang dia cari nampak. Pria itu seperti sibuk berbicara dengan seorang kontraktor dari packnya. Wajah Minho nampak agak marah kenapa mereka, entah apa yang terjadi.
Chan kembali berubah menjadi dirinya, tangannya kini sibuk mengusap dedaunan yang menempel di tubuhnya. Langkah pertama dia ambil untuk memberanikan diri.
Setidaknya dia ingin tahu kabar Minho hari ini. Apa dia baik-baik saja, atau mungkin dia bisa membuat Minho terasa lebih baik. Dan juga, Chan ingin pria itu tahu perasaannya.
Ya, benar Chan sepertinya sudah gila. Tapi hatinya tak bisa bohong, dia menyukai Minho. Dia menyukai perhatian yang diberikan olehnya. Aroma Minho sangat menenangkan menurut Chan.
"Minho!"
Pria itu menoleh dengan terkejut, dirinya lalu menyelesaikan pembicaraannya dengan mereka dan pergi ke arah Chan.
"Kenapa kau di sini?" Tanya Minho seperti panik. Tapi bibir Chan kini menyunggingkan sebuah senyuman semanis mungkin.
"Aku membawa makanan yang katanya kau suka" kata Chan memberikan sekeranjang makanan itu. Minho sekilas kelihat ke arah para pekerja itu menatap dirinya. Chan benar-benar ya. Pakaiannya sembrawutan. Tubuhnya berkeringat penuh tanah dan juga lecet.
"Apa orang pack mu memang berpakaian seperti ini?" Tanyanya. Chan melihat ke arah tubuhnya, tak ada yang aneh. Memang semua orang di tempatnya berpakaian seperti ini. Tak seperti di pack Minho yang agak modern lebih ke arah budaya barat.
"Bagaimana keadaan mu? Kenapa kau tidak pergi ke akademi?" Tanya Chan. Minho menelan ludah, pikirannya begitu kalut. Banyak korupsi yang terjadi di packnya dan kedua orang tuanya sakit. Seperti isi kepalanya dipecah-pecah.
"Kenapa?" Tanyanya dengan tatapan tajam. Chan menggeleng pelan tiba-tiba memegang tangan Minho.
"Mungkin aku bisa membantu mu" ucap Chan. Dia saat ini berusaha lebih baik, setidaknya agar bisa dekat dengan Minho. Walaupun sepertinya sangat mustahil.
Minho menepis tangan pria itu dengan cepat, dengan wajah marah. Apa yang Chan sebenarnya inginkan?
"Kau tidak akan bisa membantu mu! Apa yang pecundang seperti mu bisa lakukan?" Tanyanya dengan senyuman miring. Chan seketika terdiam, memang biasanya Minho bicara kasar tapi tak sampai seperti ini.
"Aku tahu maksud mu, kau menyukai aku kan? Saat dekat dengan ku kau selalu mengeluarkan feromon brengsek mu itu. Tolong sadar!!" Katanya kesal. Di saat seperti itu Chan jadi malu dengan dirinya.
"Minho bukan seperti itu" kata Chan berusaha menjelaskan. Minho yang sudah tersulut emosi kini membuang keranjang yang diberikan oleh Chan.
"Aku tidak mau menerima sampah ini, dan ingat ya. Kita adalah Alpha, jadi jangan sekali pun berpikir untuk menyukai ku. Di dekat kalian saja sebenarnya membuat ku malu. Klan sampah" katanya.
Setelah mengatakan itu, Minho pergi meninggalkan Chan yang kini menunduk terdiam. Jadi semua perhatian Minho adalah sebuah sandiwara untuk membuat semua orang terkesan dengan sikap bijaksananya?
"Awas saja kau, aku bersumpah akan menghancurkan mu Lee Minho" katanya dengan tatapan penuh emosi.
_______
Minho menatap makanan di depannya, sejak tadi dia terus menelan ludahnya karena kelaparan. Ego yang besar miliknya kini seperti sirna melihat makanan itu. Walaupun seperti makanya sisa tapi dia ingin.
Tubuhnya kini nampak mulai mengurus, otot-otot yang dia buat kian menghilang. Dan beberapa suntikan aneh yang Chan berikan membuat dia merasa berubah. Minho menggeser tubuhnya yang tak ditutupi sehelai pakaian itu kemudian perlahan mengambil sebuah apel yang ada di nampan itu.
Dia makan dengan cepat, saat air dari buah itu menyentuh tenggorokannya membuat Minho sangat kecanduan. Tak sampai beberapa detik apel itu sudah habis. Minho seperti ingin lagi, dia menarik tampan di depannya lalu makan dengan cepat dan rakus. Bibir dan dagunya belepotan karena terlalu cepat. Hingga menetes ke tubuhnya.
"Akhirnya kau pun makan" suara itu membuat Minho terdiam sembari menghentikan kegiatannya. Rupanya pria itu tengan bersembunyi di balik lemari penyimpanan senjata yang tak jauh dari sel Minho.
Minho menurunkan piring itu sembari mengusap bibirnya yang belepotan. Perutnya terus berbunyi yang mengatakan makanan yang diberikan belum cukup.
"Apa makanannya enak?" Tanya pria itu berjalan masuk ke dalam sel. Minho diam tak menjawab enggan menatap wajahnya. Chan tersenyum kini menjongkok di depan tubuhnya menatap tiap inci tubuh Minho.
"Kau selalu cantik di mata ku, bagaimana keadaan mu?" katanya tiba-tiba. Seketika Minho ingat dengan kejadian pas mereka masih muda. Apa pria ini terobsesi padanya?
Tapi Minho tak mengira jika Chan bisa seberubah ini. Tubuhnya yang kurus kini menjadi gagah dan kekar. Tatapan takut dan memelas miliknya kini berubah sangat menakutkan. Sungguh berkebalikan dari yang dia kenal dulu.
"Memang roda tidak akan terus di atas, sama seperti mu. Mulai sekarang kau akan terus ada di bawah ku. Menerima semua yang aku berikan untuk mu" katanya. Minho terkejut saat pria itu menusukan sebuah jarum ke perut bawahnya. Memasukan obat yang dia tidak tahu itu apa.
Jujur ini rasanya sangat nyeri, panas sekali dia rasakan saat cairan obat itu berada di tubuhnya. Minho yang tadinya duduk kini melemah dan berbaring ke lantai.
"Apa yang kau masukan?" Tanya Minho memegang bekasnya yang masih sakit. Chan membuang jarum dan suntikan itu ke arah lain dan menggeleng.
"Hanya ingin tahu wujud asli mu yang sebenarnya" kata Chan. Dia kini mengusap rambut Minho yang kusut lalu pergi dari sana meninggalkannya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NIGHT SIGH [Banginho] ✔️
FanfictionSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR !!! Minho tidak mengira jika Pack yang dirinya pimpin kini sudah jatuh ke tangan seorang Alpha besar yang pernah menjadi teman saat pendidikan di akademi. Semuanya sangat mendadak, dengan ambisi yang membara Ban...