Mata Minho terbuka perlahan, dirinya langsung terkejut. Ini bukan kamar tempatnya tidur semalam. Pria manis itu menatap ke sekeliling, sepertinya familiar.
Suara erangan terdengar dari belakangnya, tanpa dirinya sadari sebuah tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang. Saat Minho bergerak, perutnya terasa aneh. Rasanya sesak dan hangat.
Tangan Minho kemudian langsung menyibak selimut. Dan benar saja perutnya buncit. Sialan. Tubuh Minho berusaha pergi menjauh, tapi tangan kekar itu langsung menarik tubuh Minho kembali menempel padanya.
"Nghhh nghhh Bang Chan!! Apa yang kau lakukan?" Teriak Minho marah. Dia seperti dilecehkan saat tertidur pulas. Kenapa pria ini tidak pernah berubah. Bahkan dirinya kini menculik Minho membawanya ke kamar Sialan ini.
"Aku pun baru bangun Minho dan aku merasa hangat dan nyaman" ucapnya. Minho diam sejenak pipinya terasa panas, perlahan dia melihat ke arah penisnya yang tiba-tiba berdiri tegang. Dengan cepat tangan Minho memegang dan menutupi area tubuhnya itu.
"Bisa kau lepaskan?" Tanya Minho dingin. Chan sebenarnya tidak rela, posisi ini sudah sangat nyaman. Perlahan tangan kekarnya mengusap perut Minho yang dia peluk sejak tadi.
"Tunggu sebentar saja, aku mau mengucapkan selamat pagi pada anak kita" katanya. Minho sungguh tidak kuat, apalagi tubuh Chan seperti mendorong penis besar itu semakin dalam.
"Hmmm cukup Chan, lepas dulu" Ucap Minho.
"Tidak bisa, kau terus meremas ku Minho" kata Chan. Minho menelan ludah, tapi jujur rasanya menggairahkan. Jika dibiarkan dia bisa kelepasan karena rasanya memang enak.
"Boleh aku melakukannya satu ronde saja? Aku janji tidak akan menyakiti mu" tawar Chan. Minho melihat penisnya yang terus terangkat. Dia pun sepertinya juga membutuhkannya.
Minho mengangguk malu, ciuman kilat itu tiba-tiba mendarat di pipi si manis berulangkali. Perlahan Chan agak mengangkat salah satu kaki Minho. Tubuh Minho terhentak ke depan saat Chan menggerakan pinggulnya.
Suara desahan dari sang omega mengisi ruangan, ciuman lembut dari Chan membuat hati Minho berdebar. Gerakan Chan berbeda dari biasanya, pria itu kali ini sangat lembut hingga melululantahkan hati Minho.
"Hnggg hnghhhh ngghhh" Minho tidak bisa mengendalikan mulutnya, tapi rasanya sangat nikmat. Tempo Chan dipercepat saat pria itu mulai mendapatkan pucaknya.
"Nghhh ahh ahh" Minho agak tersentak mendapatkan kecrotan cairan hangat di dalam perutnya. Begitu juga dengan dirinya. Cairan itu membasahi seprei di depan sana.
"Terima kasih Minho, apa kau baik-baik saja?" Tanya Chan melepaskan penisnya. Minho masih terengah-engah, pertanyaan macam apa itu. Minho malah seperti sedia kala, walaupun singkat tapi begitu nikmat.
"Syukurlah" ucap Chan mengusap rambutnya. Minho kini berusaha membangunkan dirinya, dia mengambil selimut itu untuk menutupi tubuh telanjangnya.
"Kau membawa ku ke sini?" Tanyanya.
"Aku juga tidak tahu, entah apa yang Chris dan Lino lakukan" ucapnya. Jawaban yang masuk akal. Kedua wolf mereka mungkin kawin semalam. Sialan Lino ya.
"Aku akan kembali" kata Minho tak mau banyak basa-basi. Chan menghela napas penatap kepergian Minho. Tapi dia langsung berubah pikiran dan menahan tangan Minho yang akan keluar.
"Aku berpikir jika lebih baik kau mulai dari sekarang tidur di sini" ucap Chan memeluknya dari belakang. Sontak jantung Minho berdebar mendengarnya.
"Kenapa? Aku lebih suka tidur sendiri" jawab Minho.
"Sekarang kau tengah hamil, sangat berbahaya jika tidur sendirian. Aku tidak akan memaksa mu jika kau memang tidak mau, jadi jangan khawatir" kata Chan. Minho seperti tidak bisa menolak, dirinya perlahan mengangguk menyiyakannya.
Pasangan itu kini ada di kamar mandi, Chan menawarkan dirinya untuk membantu Minho mandi. Awalnya Minho tidak mau tapi, ya bagaimana pun mereka adalah pasangan mate.
Minho kini duduk di atas toilet, sedangkan Chan menyabuninya seperti anak kecil. Agak geli, apalagi Chan seperti berusaha mengajak Minho bermain.
"Apa perut mu terasa penuh?" Tanya Chan lagi. Minho memegang perutnya kemudian menekannya. Dan benar saja, cairan sperma keluar dari lubangnya yang masih longgar.
"Boleh aku bersihkan? Jika tidak nyaman kau bisa pejamkan mata" kata Chan. Minho mengangguk, dia juga takut terjadi sesuatu pada bayinya karena calon anak-anak milik Chan dan Chris. Chan kini berdiri di samping Minho dan perlahan memasukan dua jarinya mengeluarkan semua cairan itu.
Sebenarnya tidak nyaman, namun semakin lama Minho menjadi semakin lega. Chan benar-benar tidak melakukan lebih selain berniat untuk membersihkan.
"Sepertinya sudah" ucap Chan tersenyum pada Minho. Pria manis itu membalasnya dengan mengangguk. Rambut hitam basah itu membuat Chan terlihat sangat tampan dan hmmm. Seksi.
Mata Minho tidak bisa berhenti memandang betapa rupawannya seorang Alpha yang paling disegani di seluruh negeri.
"Aku bisa sendiri" ucap Minho saat Chan mengeringkan rambutnya. Tapi Chan masih melakukannya sambil tertawa. Perlahan Minho mengambil handuk itu kemudian mengeringkan rambut Chan yang basah.
"Ini rasakan ini" kata Minho agak kasar, bukan marah tapi Chan terkekeh pelan. Dia pun memeluk tubuh mungil sang omega manis. Hangat, pelukan Chan sangat dirasakan Minho padahal mereka baru saja mandi.
Detak jantung Chan sangat cepat sama dengan dirinya. Tak ada kata apapun, perlahan Minho menurunkan tangannya dari kepala Chan dan membalas pelukan darinya.
"Maaf, maaf atas semua yang aku lakukan pada mu. Tolong jangan pernah menolak ku lagi" ucapnya. Mata Minho entah kenapa menjadi berkaca-kaca mendengarnya, pasti hati Chan sangat sakit saat itu.
"Bisakah kau melepaskan aku? Aku kedingianan" kata Minho berusaha mengalihkan pembicaraan. Chan langsung melepaskan pelukannya dengan rasa bersalah.
"Maaf Minho, pakaian mu masih di sana. Sementara pakai kemeja ku dulu ya" ucap Chan sembari memegang wajah mungil di cantik.
Chan meneguk saliganya melihat kemejanya kini melahap tubuh mungil Minho."Aku harus bekerja Minho, sementara pakai saja dulu pakaian ku ini. Nanti sore Felix akan membawakan mu banyak pakai baru ke sini" ucap Chan sembari mengusap rambut Minho yang kini duduk di atas ranjangnya.
Minho memejamkan matanya mendapatkan usapan di rambut, perlahan bibirnya dikecup pelan oleh sang mate.
"Sa.. sampai jumpa, jika bosan bisa jalan-jalan sebentar di luar dengan Felix" kata Chan canggung sembari melambai. Minho hanya mengangguk menatap kepergian suaminya. Eh maksudnya matenya.
"Dia sangat aneh" gumam Minho meremas jarinya, dia kembali sendirian. Apa bedanya di sini dengan di kamar lamanya?
Kini Minho fokus pada kamar milik Chan. Semuanya sangat mewah dan elegan, walaupun bernuansa hitam. Mungkin jika Minho ingin merubah menjadi bernuansa biru apa Chan akan menurutnya?
Kaki jenjangnya kini menuju ke arah jendela yang masih tertutup rapat. Perlahan Minho membukanya dengan hati-hati.
"Wah indahnya" ucap Minho dari sana.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NIGHT SIGH [Banginho] ✔️
FanfictionSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR !!! Minho tidak mengira jika Pack yang dirinya pimpin kini sudah jatuh ke tangan seorang Alpha besar yang pernah menjadi teman saat pendidikan di akademi. Semuanya sangat mendadak, dengan ambisi yang membara Ban...