The Night Sigh : Chapter 17

926 83 11
                                    

Minho memejamkan matanya saat pacuan kuda semakin cepat. Saat dirinya membuka mata, Minho melihat bukan hutan lagi. Namun seperti di dunia lain. Keduanya sampai di sebuah air terjun besar dan di depan tempat itu adalah sebuah samudra yang sangat luas.

Minho seperti pernah mendengar tempat ini, sebuah air terjun dan samudra. Ya ini adalah tempat para duyung hidup. Agak mustahil tapi ini adalah hal wajar.

"Wahhh" Bibir Minho refleks melihat pemandangan menakjubkan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wahhh" Bibir Minho refleks melihat pemandangan menakjubkan itu. Banyak sekali dari kaum mereka berenang bahagia di sana. Ekor berwarna warna itu sangat mempesona menurut Minho. Pertama kalinya dia melihat mahkluk lain selain kaum mereka.

"Jangan lupa berkedip" ucap Chan di samping Minho memandang matenya. Seketika Minho mengeluarkan wajah masamnya, tak lama setelah itu. Chan membawa Minho turun ke sana berjalan-jalan semakin dekat.

Entah kenapa Minho merasa tidak suka saat para duyung omega dan perempuan menatap Chan dengan tatapan nafsu. Apa tidak ada duyung pria di sini? Atau duyung Alpha mungkin?

"Berry!!" Panggilan Chan, tak lama setelah itu seorang duyung muncul dari depan mereka. Wajahnya cantik dan juga manis, apalagi saat dirinya berusaha menyuruh Chan diam agar tidak berteriak kencang.

"Tuan Chan sstt" ucapnya.

Chan sontak tertawa melihat reaksi duyung manis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chan sontak tertawa melihat reaksi duyung manis itu. Berbeda dengan Minho, pria itu kini melihat kedua tangannya di depan dada merasa jijik dengan reaksi murahan dari mereka.

"Berry aku ingin mengenalkan mu, dia adalah mate yang pernah aku ceritakan dulu. Seperti dugaan ku dia adalah seorang omega" jelas Chan sembari duduk. Duyung itu kini mendekat tepat di hadapan Chan.

"Ohh begitu ya, aku iri sekali jika begitu. Jadi siapa nama mu?" Tanyanya. Minho menatap nya sembari menaikan salah satu alis, siapa dia berani bertanya dengan lancang seperti itu.

Wanita itu tiba-tiba terkejut melihat gelang di tangan Minho. Gelang yang semalam dirinya berikan pada sang mate.

"Ohh gelang ibu mu kan? Kau ternyata sudah memberikannya pada dia. Hmm untung dulu aku tidak jadi mengambilnya" ucap wanita itu. Minho menelan ludah, sudah dia cukup muak.

"Minho ini Lima Berry teman ku, Berry ini adalah Minho mate ku" kata Chan. Minho meremas kedua tangannya tiba-tiba langsung berbalik dan pergi dari sana. Marah, emosi dan kesal seperti tercampur aduk. Memangnya siapa dia? Beraninya lancang seperti itu. Dasar genit.

Kesalnya lagi, Minho bingung kenapa dia marah? Memang saat ada Chan moodnya akan sulit dikendalikan. Memang pria menyebalkan.

Karena marah, tak sadar jika Chan kini terus memanggil-manggil namanya. Biarkan saja dia di sana, tidur saja dengan si Berry duyung genit itu. Jangan kejar Minho, dia mau pulang.

Tangan Minho kini dicegat oleh Chan, tatapan dingin  dan mematikan itu dirinya dapatkan dari sang mate.

"Kau sangat tidak sopan pergi seperti itu" ucap Chan berusaha memegang tubuh Minho. Pria manis itu menghela napas, dia tidak ingin bertengkar.

"Karena itu aku pergi, pergi sana jangan ikuti aku" ucap Minho dengan marah. Keduanya kini berakhir marah, di mana Chan memberikan kudanya untuk Minho dan dirinya berubah wujud menjadi sesosok serigala berbulu abu-abu besar yang menuntun jalan mereka.

Sempat terjadi pertengkaran karena Minho tidak mau naik ke kuda. Dia sama sekali tidak mau berdekatan dengan Chan. Alhasil Chan mengalah dan memberikan kudanya.

"Minho"

Panggilan itu membuat Minho terkejut. Pria manis itu berusaha menatap ke sekeliling. Suaranya sangat dekat di dalam dirinya.

"Apa ini tadi?" Gumam Minho. Perlahan dia kembali memaju kudanya mengikuti sang Alpha serigala.

"Minho"

Panggilan kedua lebih keras hingga Minho menarik kalinya hingga kuda itu mendadak berhenti dan keduanya jatuh ke tanah.

"Aduh maafkan aku" kata Minho berusaha membantu kuda milik Chan bangkit sembari mengusap dedaunan yang mengotori tubuhnya. Saat sibuk seperti itu, Minho kembali dipanggil. Jelas di telinga tapi tidak ada orang.

"Minho!!" Suara itu lagi, suaranya lembut dan halus tapi mirip dengan suaranya. Dia seperti berteriak hingga membuat tubuh Minho jatuh ke tanah.

"Aku kenapa ini?" Guman Minho memegang kepalanya, seperti ada seseorang di dalam tubuhnya yang ingin merenggut kesadarannya.

"Minho" suara Chan terdengar cemas. Pria itu kini sudah berubah menjadi manusia lagi. Wajahnya menatap Minho cemas.

"Kau kenapa? Apa kepala mu terbentur?" Ucap Chan khawatir. Minho menggeleng sembari memegang kepalanya, seperti dia berbicara dalam hati tapi tidak bisa dikontrol.

"Ada yang memanggil ku, sangat jelas di telinga ku tapi juga seperti berbicara dalam hati" ucap Minho panik. Chan terkejut mendengarnya, yang Minho bicarakan seperti melakukan mindlink.

"Minho ini aku! Aku Lino"

"C..Chan ada hantu yang memanggil ku, namanya Lino" kata Minho ketakutan sembari memeluk dirinya. Jika dipikirkan kepalanya seperti kau pecah. Saat itu pun Chan tertawa renyah mendengar apa yang matenya katakan.

"Lino dia kan wolf mu, dia ada dalam tubuh mu" kata Chan. Minho terkejut, wolf? Jadi wolfnya masih hidup?

"Coba kau jawab dia dengan berbicara dalam hati, dia sepertinya mencoba melakukan minlink dengan mu" kata Chan sembari mengusap bahu Minho.

"Apa benar? Kau wolf ku? Kau masih hidup?" Tanya Minho

"Dasar bodoh!! Aku selalu di sini, aku tahu semua yang kau lakukan. Semuanya aku tahu, termasuk tadi saat kau merasa cemburu. Aku di sini merasa kepanasan seperti terbakar"

Minho seketika merona mendengar apa wolfnya katakan. Dia perlahan menatap Chan di depannya. Pria itu benar-benar setia menunggu Minho walaupun tadi mereka sempat bertengkar.

"Jangan asal bicara! Aku tidak cemburu. Biarkan saja dia bersama duyung itu"

"Terserah kau saja, tapi kau tidak bisa menolak takdir bahwa Bang Chan dan Christoper adalah mate kita"

"Siapa Christopher?" Tanya Minho lagi.

"Dia wolf Bang Chan, serigala itu milik ku jadi kau tidak boleh menyentuhnya"

Ancaman itu membuat Minho tersenyum pelan, jadi begini rasanya punya seorang wolf. Pria itu seperti berkebalikan dengan Minho. Dia seperti tipe yang suka bicara asal namun lucu.

"Kenapa kau tertawa? Apa Lino membicarakan sesuatu yang lucu?" Tanya Chan menaikan salah satu alisnya. Minho menggeleng kemudian bangkit dari sana. Dirinya mengobrol lama sembari duduk di gendongan sang kuda bersama Chan. Pria itu kini ada di belakang Minho. Dia sengaja menaruh Minho di depannya agar tidak terjatuh saat mengantuk.

Lino sangat banyak bicara, dia terus membicarakan apa yang dirinya lakukan selama di dalam tubuh Minho. Dari kecil sampai tadi terakhir.




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE NIGHT SIGH  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang