The Night Sigh : Chapter 29

946 78 5
                                    

"Bagaimana rencana memperbaiki Moonlight?" Tanya Chan sembari berbicara dengan sang Beta menuju ruang pertemuan. Pria dengan marga Seo itu menjelaskan rencana apa yang akan mereka lakukan dan sampai di mana perkembangannya.

Chan mengangguk pelan sembari menatap ke arah balkon bawah, di mana pepohonan mulai gugur karena Winter akan datang. Perlahan matanya menyipit berusaha memandang kedua sosok kurus di bawah sana. Satunya dengan rambut pirang dengan jas dokter sedangkan satunya lagi dengan terusan berwarna putih dengan rambut hitam legam.

"Itu Minho dan Felix kan?" Batin Chan kini berhenti lalu menatap kedua insan muda tersebut sembari memegang pegangan balkon.

"Ohh itu Luna dan dokter Felix" ucap Changbin sembari menunjuk ke arah mereka. Perlahan Chan tersenyum melihat Minho yang ceria mengobrol dengan adik kandungnya.

Keduanya seperti kegirangan entah kenapa sampai Minho melompat, Chan meremas gagang balkon takut saat pria itu hampir jatuh ke tanah.

"HATI HATI !!!!" Teriaknya dengan kencang. Changbin terkejut melihat apa yang sang Alpha lakukan. Namun saat mereka berbalik menatap mereka, Chan langsung menjongkok bersembunyi.

"Changbin ayo" katanya menarik celana sang Beta. Pria itu menurut dan ikut sembunyi.

"Anda sedang melakukan apa?" Bisik Changbin. Chan berusaha mengalihkan pandangannya, dia juga bingung kenapa dia tiba-tiba berteriak saat melihat Minho nyaris jatuh.

"Sepertinya anda sangat mencemaskan Luna, aku dengar dia tengah hamil" ucap Changbin menggoda sahabat dan atasannya itu.

"Ayo bangun mereka sudah pergi" kata Changbin menatap ke sana. Perlahan Chan bangun sembari menghela napas.

"Kau sangat lucu, selama bertahun-tahun aku pertama kali melihat mu aneh" kata Changbin terkekeh pelan. Chan langsung memberikan tatapan menusuk pada sang Beta, beraninya dia menggoda seseorang yang berkuasa seperti Chan.

"Tapi Luna itu sangat lucu, walaupun sempat sangat kekar dulu. Tapi dia sangat manis" ucapnya tanpa berpikir. Langsung saja sebuah pukulan mengenai perut Changbin. Bisa-bisanya dia menggoda mate seorang Alpha seperti Chan.

"Tutup mulut mu jika kau ingin hidup lebih lama" ucap Chan dengan tatapan mematikan. Changbin malah tertawa sembari melepaskan cengkraman di leher Changbin.

"Kau sangat posesif, tapi aku rasa ego mu masih terlalu besar" katanya. Chan melepaskan tangannya kemudian mengusapnya untuk menghilangkan debu yang melekat.

"Dia milik ku, dia milik ku. Tapi kau tidak menikahinya. Dasar!" Gumam Changbin mengejek sang Alpha. Chan kembali meninju lengan si Beta sialan ini. Moodnya langsung berantakan saat mengobrol dengan pria ini.

Di sisi lain, Minho sangat senang saat mengikuti Felix keluar. Pria itu mengatakan akan mengajaknya jalan-jalan di sekitar pack.

"Kak bagaimana jika kita keluar sebentar, mungkin membeli beberapa makanan dan barang?" Tanya Felix sembari berbisik. Minho berbinar langsung mengangguk.

"Wah kau mau?" Tanya Felix senang sambil melompat-lompat. Minho mengangguk cepat ikut melakukan gerakan seperti yang Felix lakukan. Namun, tiba-tiba kaki Minho menginjak sebuah batu dan nyaris jatuh.

"HATI-HATI!!"

Suara teriakan itu membuat mereka terkejut. Sontak kedua pria manis itu menoleh ke sumber suara.

"Kak kau baik-baik saja kan? Sebaiknya jangan melompat kau tengah mengandung" kata Felix memegang tubuh Minho. Sedangkan Minho masih melihat ke atas balkon lantai dua.

"Siapa itu ya? Suaranya familiar" ucap Minho kebingungan. Felix mendongkakan kepalanya. Tapi di sana sepi tidak ada orang.

"Suaranya seperti kak Chan, mungkin tadi dia lewat dan melihat mu hampir jatuh" katanya. Minho melepaskan pegangannya pelan. Tapi kenapa tak ada seorang pun di sana. Tidak mungkin hantu kan?

"Ayo kita pergi Lix" ucap si manis sembari mengusap leher belakangnya.




______





"Bagaimana dengan ini? Atau ini?" Tanya Felix saat menaruh pakaian itu pada Minho. Minho melihatnya, pakaian terbuka dan sangat seksi. Apa dia harus memakai pakaian demikian?

"Apa tidak ada yang lain, misalnya jas atau kaos atau celana?" Tanya Minho. Felix menghela napas pelan, lalu menggeleng.

"Kau adalah seorang Luna, jadi seperti inilah pakaian mu nanti. Kau adalah simbol kecantikan dadi pack kita. Dulu ibu ku juga memakainya" ucap Felix. Minho menghela napas, kenapa menjadi Luna sangat berkebalikan dengan yang dia suka.

Apalagi pakaian tembus pandang yang menampilkan setiap lekuk tubuhnya. Apalagi sekian lama, perut Minho akan membesar apa orang-orang harus melihatnya dengan kondisi seperti itu?

"Tidak masalah, kau bisa mulai belajar memakainya. Tidak ada yang salah jika kau yang memakainya kak" ucap Felix mengambil semua pakaian baru untuk Minho.

Minho terlihat makan dengan lahap, kini pria muda itu ada di jalanan setapak dekat kastil pack.

"Kau mau lagi?" Tanya Felix menyodorkan makanannya. Minho menelan ludah lalu mengambilnya satu. Perlahan Felix menatap perut Minho yang agak membuncit, walaupun tidak terlalu terlihat tapi Felix tahu keponakan itu mulai berkembang.

"Apa yang kau rasakan?" Tany Felix perlahan. Minho menaikan salah satu alisnya bingung, dia merasa biasa saja. Tidak ada hal aneh yang dirasakan.

"Sama seperti biasa" ucap Minho.

"Baguslah, jadi tidak terlalu membuat mu terganggu" jawab Felix. Minho tiba-tiba terdiam perlahan, memejamkan matanya seperti kesakitan.

"Kak kau kenapa?" Tanya Felix. Minho membuka matanya dan menunduk melihat perutnya yang ditutupi gaun putih agak tembus pandang.

"Seperti ada yang bergerak di perut ku" ucapnya. Felix langsung berbinar, dia jadi iri dengan Minho.

"Wahhh benarkah? Ayo kakak lagi kak, sepertinya dia suka dengan kue ini" ucap Felix pada Minho.

"Sampai jumpa!" Kata Felix sembari melambai saat keduanya sampai di depan kamar Chan. Minho agak ragu, tapi dia perlahan melangkah masuk.

"Apa besok kau sibuk?" Tanya Minho, dia sangat ingin ada yang menemaninya. Jika di kamar saja sangat membosankan.

"Aku besok rencananya akan pergi ke perbatasan desa pack, katanya ada wabah penyakit di sana" katanya.

"Apa aku boleh ikut?" Tanya Minho perlahan dengan penuh semangat.

"Kak ini berbeda dengan waktu pemberian vaksin. Sekarang kau sedang mengandung, sangat beresiko jika tertular. Aku janji setelah kembali kita akan pergi jalan-jalan lagi" kata Felix padanya. Minho langsung merasa kecewa, jadi dia akan sendirian?

"Berapa lama?" Tanya Minho.

"Mungkin sekitar satu minggu, tapi jika sangat gawat mungkin lebih lama" katanya. Minho mengangguk mengerti, wabah memang sangat perlu penanganan segera.

"Baiklah" kata Minho lemas.

"Jika kau kesepian, katakan saja pada kak Chan. Dia pasti akan menemani mu, jika kau yang mengatakannya langsung. Jangan takut padanya" ucap Felix memberikan solusi.

"Baik baik, selamat bertugas ya" kata Minho pada teman dan adik itu. Pintu perlahan dia tutup dari dalam, Minho menghela saat melihat pemandangan kamar barunya.

Kakinya agak malas mendekat ke sana, namun aroma feromon familiar itu terciun dari dalam sana. Entah berapa ruangan ada di sini, tapi sepertinya tempat ini lebih luas dari yang dilihat.

"Apa dia sudah di sini?" Tanya Minho melihat ke sekeliling.








TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

Aku ada tambahkan adegan drama Queen of Tears hehe, semoga makin games bacanya 🥰

THE NIGHT SIGH  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang