Suasana dingin menyelimuti kamar kedua pasangan baru tersebut. Setelah mandi Minho memakai pakaiannya dan keluar dari kamar.
"Minho kau harus makan dulu" kata Chan saat Minho sampai di depan pintu akan keluar.
"Tidak usah, aku sudah gemuk jadi tidak perlu lapar. Biar saja aku jadi jelek" katanya marah. Chan menelan ludah perlahan, dengan langkah cepat kini dirinya mendekat dan menarik pergelangan tangan Minho.
"Tidak usah pergi keluar, hari ini kau tinggal di sini" katanya. Minho mengerang marah langsung saja dirinya menepis tangan Chan.
"Aku bosan, lagipula aku tidak dianggap di sini. Lebih baik kita pisah kamar saja mulai sekarang" katanya. Chan meremas kedua tangannya, saat Minho berpaling dirinya kembali menarik tangan Minho membawanya masuk.
"Kau jangan menghancurkan kesabaran ku ya" kata Chan marah. Minho tersenyum perlahan sembari menatap wajah suaminya.
"Kenapa? Apa kau sudah muak dengan ku?" Tanya Minho melawan. Chan kini memegang bahu Minho lalu menariknya menuju ke arah ranjang. Pria itu mendorong tubuh Minho ke ranjang dengan cepat seperti lupa jika Minho tengan hamil.
"Kau mau kutandai kan? Ayo, apa yang kau tunggu?" Tanya Chan mendekat membuka ikatan pada pakaian Minho hingga bagian tubuh atasnya terekspos sempurna.
Minho menelan mudah, saat tubuhnya di sentuh. Hampir sebulan belakangan ini dia belum pernah melakukan itu lagi dengan Chan. Entah Chan bosan dengannya atau sekarang Minho sudah nampak tidak menarik lagi.
"Tubuh Minho dipeluk erat oleh pria itu, salah satu tangan Chan memegang wajah Minho, tanpa basa-basi dia meraup bibir tipis milik sang istri dengan rakus. Lumatan-lumatan kasar itu Minho dapatkan darinya.
"Hmm" Minho terkejut saat tubuhnya didudukan dengan agak kasar. Kembali Chan menciumnya brutal penuh hasrat. Tangan pria itu kini mengusap seluruh tubuh bagian Minho.
Puting Minho yang menebal dan mengeras menjadi sasaran empuknya sekarang. Chan seperti tidak bisa mengendalikan dirinya, Minho terlalu menggoda jika dilewatkan.
"Hnghhh" pria manis itu mendesah sembari bertumpu di ranjang agar tubuhnya tidak terjatuh ketika Chan menyesap putingnya seperti bayi yang menyusui. Isapan kasar dan penuh nafsu. Tanpa Minho sadari spermanya sudah keluar membasahi kemeja yang dipakai oleh suaminya.
Chan tidak menggubris, apalagi kini sembari menghisapnya kedua tangan Chan membuka kaki sang isti dengan lebar. Tubuh Chan kini kembali menekan tubuh Minho sampai tidak ada jarak sedikitpun.
Saat memejamkan matanya merasakan isapan dari Chan, mata Minho terbelakak saat merasakan dorongan benda tumpul keras ke dalam analnya. Desahan Minho tak bisa dibendung saat area sensitifnya dijamah dengan baik.
Minho kini berpegangan di pundak lebar suaminya agar tidak terjatuh. Tubuhnya terus maju mundur akibat gerakan Chan yang brutal dan kasar.
"Uh uhh uhh" Minho bertopang dagu di bahu lebar suaminya. Kini perutnya sangat hangat dan penuh karena penis Chan mengisi ruangan kosong di dalam sana. Isapan lembut di lehernya menguat Minho melengguh. Gigitan kecil itu membuat dirinya kini mengerang.
"Apa ahh yang kau lakukan?" Tanya Minho saat Chan diam di posisi itu. Napas Minho sangat cepat, semakin dirasakan penis Chan semakin mengeras dan mengembang. Sesak dan penuh.
Di saat Minho lengan, perlahan matanya terbelakak karena merasakan sesuatu runcing menembus pada leher bagian kiri. Rasanya panas dan sangat nyeri, tubuh Minho kini langsung memberontak ingin dilepaskan. Tapi Chan langsung mendorong tubuh Minho dan perlahan menggenjotnya. Minho kini menangis, rasa nikmat di bagian bawah itu seperti tak dapat dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NIGHT SIGH [Banginho] ✔️
FanfictionSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR !!! Minho tidak mengira jika Pack yang dirinya pimpin kini sudah jatuh ke tangan seorang Alpha besar yang pernah menjadi teman saat pendidikan di akademi. Semuanya sangat mendadak, dengan ambisi yang membara Ban...