The Night Sigh : Chapter 16

952 83 2
                                    

Minho menatap ke arah lengan kiri nya yang kini mulai diukur oleh Chan.

"Luruskan seperti ini sampai di ujung kemudian lihat angkanya. Panjang lengan atas mu adalah 30, tiga puluh dibagi dua adalah 15. Jadi tekan di angka 15 lalu balik alatnya menjadi menyamping dan horizontal seperti ini. Setelah itu lingkarkan pada  dengan dan ukur. Hmmm lingkar lengan mu 19 cm, termasuk kategori kurus" ucap Chris dengan menampakkan wajah sedih.

"Lalu jika normal?" Tanya Minho mulai terpancing. Chan melepaskan alat itu kemudian memberikannya pada Minho.

" 23,5 ke atas untuk dewasa, namun untuk anak-anak bervariasi tergantung umur mereka" jelasnya. Minho menjadi minder, kenapa Chan bisa tahu sedetail itu. Padahal tadi Felix mengajarinya juga tapi tidak sedetail Chan.

"Ayo sekarang kau coba ukur lengan ku" katanya memiringkan tubuhnya di depan Minho.

"Aku tahu kau tidak kidal, jadi lengan kiri" katanya menarik lengan kemeja Chan agar lebih dekat. Chan hanya terkekeh melihat Minho.

Melihat Chan tertawa seperti penghinaan baginya, apa dia pikir Minho sebodoh itu. Pria manis itu kini mengambil topi di kepalanya lalu menutup wajah Chan dengan topi itu.

"Diam jangan tertawa" kata Minho ketus. Chan menutup mulut sembari memasang dengan baik topi Minho di kepalanya. Minho perlahan menaikan lengan kemeja Chan. Karena lengan Chan yang berotot jadi agak sulit. Melihat itu Chan jujur gemas gila.

"Aiss" umpat Minho. Chan merasa geli diraba-raba seperti itu.

"Kau bisa diam atau tidak?" Tanya Minho marah memukuli lengan matenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau bisa diam atau tidak?" Tanya Minho marah memukuli lengan matenya.

"Minho jangan marah, harus lembut jika tidak besok anak-anak akan kabur saat melihat mu" goda Chan. Minho berusaha sabar dan mulai mempraktikan apa yang baru dirinya pelajari.

"38 senti? Lengan mu sangat besar" ucap Minho. Chan terkekeh pelan sembari memperhatikan Minho melepaskan alat itu dari lengannya.

"Kau terlalu gemuk lingkar lengan mu sangat besar" katanya tertawa. Chan tersenyum pelan melihat Minho menunduk. Dia tiba-tiba memeluk tubuh si manis gemas.

Minho seperti biasa akan menolak segara sentuhan dari pria itu. Namun tiba-tiba Chan mengeluarkan sesuatu dari kantungnya. Benda itu seperti sebuah untaian gelang dengan lambang bulan matahari dan berbagai hiasan.

"Kau sangat pintar, jadi aku akan berikan hadiah istimewa. Ingat jangan sampai hilang" katanya sembari memasang benda itu di tangan Minho.

"Memang ini milik mu, cocok sekali" ucap Chan meneliti pergelangan tangan Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Memang ini milik mu, cocok sekali" ucap Chan meneliti pergelangan tangan Minho.

"Pulang sana, aku mau tidur. Besok aku akan jadi orang sibuk" usir Minho padanya. Chan menggeleng dan memeluk tubuh mungil sang omega.

"Aku akan di sini bersama mu, akan aku pastikan kau pulang ke kastil pack besok bersama ku" katanya gemas. Minho jujur sudah sakit kepala karena Chan yang sangat aneh. Kadang dia seperti anak kecil, kadang juga dia seperti seorang penjahat kejam dan brutal.





______






Minho terlihat sangat bersemangat melakukan tugasnya. Walaupun tugas pertama yang sederhana tapi sangat mengasikan. Semua warga nampak sangat senang dengan kegiatan ini. Mereka berbondong-bondong untuk membawa semua putra-putri mereka ke sana.

"Apa masih ada di depan?" Tanya Felix pada supir sekaligus yang menjaga di depan pintu. Pria itu menggeleng, dua anak ini terakhir masuk ke dalam.

"Halo! Apa kau perawat baru?" Tanya anak itu pada Minho setelah melewati Beomgyu. Minho tersenyum pelan dan mengukur lengannya.

"Husstt jangan sembarangan kau nak, dia Luna" ucap Beomgyu. Anak itu seketika berbinar melihat Minho. Dia langsung terpesona melihat wajah rupawan dan cantik itu.

"Wahh benar? Astaga. Setelah sekian lama akhirnya Alpha Chan menemukan matenya. Dia Alpha yang sangat baik, pasti dia akan menemukan mate yang cantik. Luna aku akan jadi penggemar mu mulai sekarang" ucapnya. Minho menjadi canggung, apalagi setelah melihat barisan beberapa anak yang masih di sana menatapnya berbinar.

"Tidak, aku bukan Luna" ucap Minho langsung menolak semua sebutkan itu.

"Bukan Luna, tapi calon Luna" jawab Felix di belakang sana sembari menyiapkan vaksin. Kesal sekali rasanya, apalagi tiba-tiba anak-anak itu berlari mengerumuni dan memeluknya.

"Luna kami janji satu bulan lagi akan ke sini lagi, sampai jumpa sebulan lagi Luna" kata mereka di depan pintu. Minho jujur tidak nyaman, tapi agar tidak membuat mereka kecewa dirinya hanya mengangguk dan melambai.

"Sepertinya acara pembagian vaksin kali ini yang paling spesial dalam sejarah karena langsung diikuti oleh Luna dan Alpha" ucap Beomgyu. Minho jadi canggung karenanya, mereka berdua seperti sibuk memasukan barang-barang untuk kembali.

Ya, Alpha. Memang Chan sengaja tidak keluar agar tidak ada kehebohan, tapi dirinya kini berada di dalam kamar yang ditempati Minho untuk menunggu sang Luna.

"Ayo kita kembali" ucap pria itu membuka pintu. Seketika ketiga orang itu diam memperhatikan Minho dan Chan bergantian. Canggung, Minho sangat benci suasana canggung ini. Apalagi saat Chan menggenggam tangannya di depan mereka.

"Kalian kembalilah, aku akan bersama dengan Minho" ucapnya. Felix hanya mengangguk sembari fokus ke tangan Minho yang sudah dipasang gelang peninggalan ibu mereka.

"Tidak aku akan pulang dengan Felix" ucap Minho menepis tangan Chan dan berjalan ke arah mereka.

"Kak jangan begitu, kak Chan adalah seorang Alpha di sini jadi tidak etis jika kau menolak seperti itu. Apalagi kau bukan dari keluarga biasa" ucap Felix memberi pengertian.

"Tidak apa Felix, biarkan saja dia bersama mu" kata Chan agak kecewa. Minho tahu dia sengaja berpura-pura agak Felix merayu Minho. Tapi jika dia menolak, maka suasana canggung akan terjadi di kereta mereka.

"Baik" ucap Minho ketus kemudian berjalan mendekat ke arah Chan.




______





Minho hanya diam saja sembari berpegangan di belakang Chan. Mereka berdua kini menaiki kuda sang Alpha menyusuri ribuan pepohonan di hutan. Entah ke mana pria itu akan membawanya, tapi pasti ada motif tersendiri.

"Ke mana kau akan membawa ku?" Tanya Minho ketus. Tapi dia tak lupa berpegangan erat di pinggang Chan.

"Ke suatu tempat" ucapnya. Minho seketika menelan ludah. Dia pasti akan menggauli dirinya lagi.

"Kau mau menggauli ku di mana sekarang? Di laut, danau, apa sekarang di hutan?" Tanyanya. Chan terkekeh pelan, tapi dia merasakan jantung Minho berdebar sepertinya dia takut.

"Tidak, ke sebuah tempat yang kau tak akan pernah lupa selama hidup mu" ucap Chan sembari mengusap jemari Minho yang melingkar di perutnya.








TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE NIGHT SIGH  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang